L (30)

5.6K 311 44
                                    

Pagi ini aku terbangun karena mendengar ponselku berdering. Dengan mata yang masih menahan kantuk lalu aku mengangkat telepon itu. Rupanya nomor baru melalui panggilan Whatsapp.

"Hallo..."

"Hallo, L. Pagi."
"Sorry, ini gue Farhan."

Aku yang mengetahui itu segera terbangun dan duduk pada pembaringanku. Mataku agak sedikit terbelalak. Pasti ada hal penting yang akan ia sampaikan padaku. Kemudian obrolan kami di telepon kami lanjut.

"Kak Farhan?"
"I-Iya, kak. Ada apa?"

"L, sore ini ada waktu?"
"Gue sama Chris mau ketemuan."

"Bisa kak, bisa."
"Dimana, kak? Jam berapa?"

"Nanti gue chat lokasinya. Jam empat."
"Oh iya, jangan lupa ajak Risa."

"Oh, gitu kak. Siap!"
"Sampai ketemu kak."

Telepon kami sudahi. Kemudian aku bangun dan membantu ibu hari ini. Kebetulan memang hari libur karena akhir pekan.

Setelah aku memberi tahu Risa melalui chat. Maka ia juga setuju untuk ikut denganku. Ternyata kami akan bertemu di salah satu taman.

Sore Hari

"Risa, udah siap?"

"Iya, L. Udah. Yuk! Berangkat."

Aku mengangguk dan melajukan motorku. Sore hari ini cuacanya bagus, terasa sejuk. Kemudian kami sampai di lokasi yang telah ditentukan oleh kak Farhan.

Setelah motor kuparkir. Lalu kami menemui kak Farhan dan kak Chris. Ternyata kami berempat akan berencana untuk berbicara kepada kak Eliza.

"L, Risa. Jadi kalian gue suruh ke sini supaya urusan ini segera selesai. Jujur gue udah eneg banget sama semua tingkah si Iza."

"Iya kak Farhan. Aku juga muak sama semua kelakuan dia."

Risa langsung terpancing emosi. Sementara aku dan kak Chris hanya saling melihat sembari menunggu kak Iza. Kami berempat duduk di dekat air mancur.

"L?"

"Iya kak Chris."

"Hmm, boleh tanya?"

"I-Iya kak, tanya apa?"

"Langsung ke intinya aja ya. Maaf ni, kamu sama Risa udah jalin hubungan berapa lama pas pacaran?"

"Hmm, kita memang dari kecil main bareng kak terus pas SMA kita jadian. Ya sekitar dua tahun gitu, aku putus karena Risa nggak tahan sama kak Iza itu."

"Oh gitu. Menarik."

"Kakak nggak illfeel?"

"Untuk apa? Menurut aku, cinta itu universal. Jadi ya siapa saja bisa merasakan. Termasuk kamu ke Risa dan sebaliknya. Yang penting kalian bahagia dan tahu konsekuensinya."

Aku hanya dapat mengangguk. Kak Chris tersenyum padaku. Ia memang senior yang baik. Kemudian tidak lama kak Iza datang menghampiri kami berempat.

LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang