L (26)

1.9K 344 33
                                    

Risa's POV

"Happy Birthday, Risa."

Tiba-tiba saja ada seseorang memelukku singkat dari arah belakang. Ternyata itu dari sahabat yang kukenal semasa kuliah ini, Jessy. Ia tersenyum dan mencium kedua pipiku dengan singkat pula.

"Eh, Jessy. Makasih ya. Kok lo inget?"

"Ya inget dong. Masa lupa sama sahabat sendiri, ni kado buat lo. Semoga suka ya."

Kemudian Jessy memberi aku sebuah kado berbentuk kotak kecil dengan gambar kartun. Perhatian dari Jessy membuatku sangat terharu di saat aku terpuruk seperti ini. Kami saat ini sedang duduk di sebuah bangku taman dekat lapangan.

"Ih, kok lo nangis? Apa ada perkataan gue yang salah?"

Aku menggeleng, "Nggak, Jes. Gue terharu aja, nggak nyangka kalau lo inget."

"Haha, santai aja. Udah lah, jangan nangis. Ini kan hari bahagia buat lo. Buka deh kadonya."

"Boleh dibuka sekarang?"

Ia mengangguk yakin dan aku membuka pemberian dari Jessy. Ternyata sebuah arloji berwarna silver ia berikan. Kado darinya aku sangat suka.

"Gimana, Ri? Suka nggak?"

"Iya, suka. Makasih banyak, Jes. Gue pake sekarang ya?"

"Iya dong, pake aja."

Aku memakai jam tangan dari Jessy dan ia nampak senang karena kado darinya langsung aku pakai. Kemudian aku mentraktir ia makan di kantin. Ia senang dan mengikutiku menuju kantin.

"Ri?"

"Hmm?"

"Maaf ni, apa lo ada masalah?"

"Hmm, kenapa?"

"Ya belakangan ini, lo itu lebih pendiam dari biasanya. Murung terus, gue kan jadi sedih ya."

Aku berpikir sejenak dan memang benar apa yang dikatakan Jessy.

"Hmm, ada sih."

"Nah kan, masalah apa? Cerita aja sama gue. Siapa tau gue bisa mengurangi beban lo."

Aku menarik napas beberapa kali sebelum melanjutkan obrolan kami. Tidak lama kemudian pesanan kami datang dan kami mulai menyantap makanan yang tersedia. Aku masih menopang dagu dan berpikir untuk merangkai kata.

"Kalau kita cinta seseorang, salah nggak sih?"

"Oh, jadi sahabat gue ini lagi jatuh cinta? Gitu?"

"Tepatnya patah hati."

"Ha? Kok lo patah hati? Gue aja nggak tau kalau lo punya pacar."

"Ada sih, kami udah dua tahunan gitu."

"Njir! Lumayan lama tuh, gue aja kalau pacaran paling lama satu tahun. By the way, sama siapa?"

"Ya, ada si. Dari SMA pacaran juga."

"Oh gitu, memang patah hati kenapa?"

"Dia ketahuan selingkuh, sama salah satu senior di sini."

"Ha? Jadi pacar lo anak sini?"

"Mantan. Iya dia anak kampus sini juga."

"Iya iya, mantan. Fakultas mana?"

"Teknik."

Kulihat Jessy berpikir sembari meminum jus mangga favoritnya. Sesekali ia melirikku yang berada di sampingnya. Kemudian ia melanjutkan obrolan kembali.

"Jangan-jangan feeling gue bener nih tentang lo, Ri."

LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang