L (13)

2.7K 835 50
                                    

Dengan segera Risa berjalan menuju pintu ruang tamu dan membukanya. Aku yang berada tepat di belakangnya jadi penasaran dengan seseorang di balik pintu. Setelah dibuka ternyata seseorang itu kami kenal.

"Kak Aldo?"

Risa heran dan menoleh ke arahku. Ternyata ada seorang kakak kelas kami yaitu kak Aldo. Padahal semenjak kak Aldo lulus, ia sudah tidak pernah menemui Risa lagi.

"Hai, Risa. Eh, ada L juga. Hai, L."

Aku hanya sedikit tersenyum dan Risa mempersilakan duduk sembari membalas sapaannya.

"Sini kak, masuk."

"I-Iya, makasih."

"Kok kakak ke sini? Ada apa kak?"

"Kebetulan aku lagi lewat sini dan mampir aja gitu. Kangen sama kamu."

Aku yang duduk di samping Risa menyikutnya dan berwajah malas. Sementara Risa hanya terdiam sembari tersenyum palsu kurasa. Di hadapan kami sudah ada kak Aldo yang tersenyum pada Risa. Aku merasa muak sekali akan tingkahnya pada kekasihku.

"Oh, gitu ya kak. Hmm, kakak apa kabar?"

"Baik. Kamu sendiri gimana? Oh iya, mau kuliah dimana? Selamat ya akhirnya lulus SMA juga nih."

"Iya kak, makasih. Hmm, satu-satunya kampus di daerah kita ini kak. Mau ambil kedokteran."

Pemuda itu mengangguk, "Wah, bagus itu. Aku dukung banget. Udah cantik terus jenius lagi."

Aku berdeham agak keras untuk menyudahi tatapan kak Aldo pada gadisku ini.

"Hehe, lupa kalau ada L. Kalau kamu gimana?"

"Di kampus yang sama tapi ambil teknik lingkungan."

"Oh, bagus juga itu. Sukses ya kalian."

Setelah berbincang selama kurang lebih satu jam. Akhirnya kak Aldo pergi dari rumah Risa. Rasanya sangat membosankan mengobrol dengan dia.

"Hebat ya dia, nggak kuliah dan memilih untuk meneruskan bisnis beras punya papanya. Maksud aku meski menolak kuliah tapi dia masih ada tujuan baik."

"Biasa aja. Dia dan keluarga besarnya kan memang juragan beras di sini. Basi."

Aku merasa malas sekali bahwa Risa membahas tentang lelaki itu. Lalu aku langsung berpamitan pada Risa untuk pulang karena hari sudah sore. Tidak lupa makanan dari mama Risa aku bawa pulang.

Setelah sampai rumah aku memberikan makanan itu pada ibu dan memutuskan untuk mandi. Kemudian aku menyiapkan beberapa berkas untuk mempercepat proses perkuliahan nanti. Ibu yang melihatku antusias jadi sungkan bila mengganggu anak perempuannya ini.

***

Dua Bulan Kemudian

"SELAMAT DATANG MAHASISWA & MAHASISWI TERPILIH"

"Duh, L. Sini deh tangan kamu."

Risa menarik tangan kananku dan posisi kami masih di luar gerbang kampus. Ia menyuruh aku untuk merasakan debaran di dadanya. Ternyata Risa merasa gugup karena ini adalah hari pertama kami menjadi mahasiswi.

"Cie, seneng banget sih pacarku ini."

"Iya dong, L. Nervous banget jadinya."

"Tenang aja. Semoga semua baik-baik aja."

Aku merangkulnya dan memasuki pintu gerbang. Di dalamnya sangat luas dengan banyak gedung perkuliahan dan ditambah para mahasiswa baru. Jujur aku ada rasa gundah namun aku sadar bahwa ini sama saja rasanya seperti hari pertama masuk sekolah ketika dahulu.

LOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz