L (20)

2.2K 628 75
                                    

Ternyata teman satu sekolahku yang bernama Zee adalah adik dari perempuan di hadapanku saat ini. Sebuah kebetulan yang terasa mengejutkan. Kemudian aku pamit pada kak Iza untuk pulang karena hujan sudah mereda.

"Kak, aku pamit pulang ya. Takut kemaleman juga. Oh iya, makasih traktiran dan baju dari kakak hari ini. Aku jadi nggak enak tau kak."

"Yakin mau pulang sekarang? Nggak nginep aja ni? Ah, masalah itu nggak usah dipikirin."

"Eh? Hehe, nggak usah kak. Pamit sekarang ya kak. Maaf udah ngerepotin."

"Justru aku yang ngerepotin, gara-gara antar aku pulang jadinya kamu basah kuyup."

"Santai aja kak sama aku. Udah ya kak, dadah."

"L, tunggu dulu."

"Iya, kak. Kenapa?"

"Muach! Makasih ya sekali lagi."

Kemudian aku mengangguk sembari gugup karena kak Iza mencium pipi kananku secara tiba-tiba. Sepanjang jalan aku memikirkan saja tentang persaudaraan antara kak Iza dan Zee serta kecupannya pada pipiku. Sebenarnya aku ingin bertanya kemana perginya Zee namun aku tanyakan nanti saja.

Aku melewati rumah Risa dan kurasa aku harus mampir. Langsung saja aku parkir motorku di depan rumahnya. Kuketuk pintu rumah Risa dan ternyata mama Risa yang mempersilakan aku masuk.

"Eh, ada kamu L. Sini masuk."

Aku segera bersalaman pada beliau yang tersenyum ramah padaku.

"Iya ma, makasih. Risa mana, ma?"

"Ada di kamarnya, masuk aja gih. Dia kaya bete gitu dari pulang kuliah."

"Nggak enak ma, kalau langsung masuk kamarnya. Mama tolong kasih tau Risa dulu aja ya, ma."

Kemudian mama Risa mengetuk pintu kamar anak semata wayangnya itu beberapa kali.

"Tok-Tok-Tok!"

"Risa, ada yang datang ni. Buka pintunya dulu."

Tidak ada jawaban dari dalam kamar namun beberapa detik kemudian Risa membuka pintu kamarnya dan kulihat wajah lesu dari gadisku ini.

"Nah, ngobrol gih kalian. Mama mau lanjut nonton Jeritan Hati Pelakor."

Kemudian mama berlalu dan aku memasuki kamar Risa. Kulihat Risa langsung tidur tengkurap di ranjang empuknya. Aku menyusul dengan duduk di pinggir ranjang setelah mengunci pintu kamarnya.

"Sayang, kamu kenapa? Kok lesu gitu?"

Aku mengelus rambutnya sembari mengecup kepalanya namun ia tidak juga bergeming. Namun aku tidak menyerah dan terus membujuknya. Kemudian aku mencolek punggung kekasihku ini beberapa kali dan ia menoleh ke arahku.

"Mau ngapain lagi sih, L?"

Lalu Risa langsung berposisi duduk di ranjang sembari menghadapku dengan tangannya yang sudah terlipat di dada.

"Mau ketemu kamu, aku kangen kamu."

Aku yang tidak tahan langsung saja melepas rinduku dengan hendak memeluk dan menciumnya.

LOnde histórias criam vida. Descubra agora