L (14)

2.5K 783 53
                                    

"Ospek hari ini, kita sudahi dan saya harap kalian semua mendapatkan pengalaman yang berkesan di hari pertama ini. Saya Iza, mengucapkan terima kasih."

Itu adalah kata-kata penutup untuk ospek yang telah kami selesaikan hari ini. Tubuhku terasa lelah rasanya. Jam tanganku sudah menunjukan pukul tiga sore.

Aku memberesi ranselku sembari masih duduk di lapangan yang luas ini. Setelah semua beres, kami menghamburkan diri. Saatnya aku berdiri dan pergi.

"L, capek?"

Tiba-tiba ketika aku hendak berdiri sudah ada kak Iza di depan wajahku. Hampir aku terjatuh karena terkejut. Akan tetapi ia menggapai tanganku dan menolong agar tidak terjatuh.

"Eh, L. Kok mau jatuh?"

"Hehe, lemes kak."

"Lemes atau aku ngagetin kamu?"

Aku terdiam dan membenarkan posisi berdiriku. Namun tangannya belum melepas dari tanganku. Sehingga untuk beberapa detik aku memandangnya heran.

"Eh, maaf."

Ia langsung menarik dan melepas tangannya yang bertengger apik arloji berwarna rose gold. Sangat cocok dengan kulitnya yang putih itu. Aku tersenyum saja padanya.

"Nggak apa-apa kak. Ya udah, aku mau pulang ya kak. Keburu sore."

"Oh iya udah kalau gitu, aku juga. Sampai ketemu ya, L. Maaf kalau ada yang nggak berkenan hari ini."

"Justru kakak sangat berkesan kok. Dah, kak!"

Aku melambaikan tangan padanya. Ia membalas lambaian dariku dan tersenyum. Kemudian aku menuju parkiran dan sudah ada Risa yang menungguku.

"Halo, sayang. Maaf ya lama."

"Iya, aku udah lima belas menit nunggu. Tuh lihat parkiran udah sepi, udah pada pulang semua."

"Iya, sayang. Maaf. Ya udah kita pulang yuk!"

Aku mencubit kedua pipinya lalu memakaikan Risa helm. Setelah itu ia kuboncengi dan seperti biasa pelukan hangat ia berikan. Sepanjang jalan kami menikmati langit sore yang indah sembari diterpa angin lembut.

"L, berhenti dulu di pinggir sungai. Mau ngilangin capek."

"Siap! Tuan putri Risa!"

Lima menit kemudian kami telah sampai dan duduk di tepian sungai. Risa dan aku berselonjor sembari merelaksasi tubuh. Tidak lama ia menyandarkan kepalanya pada bahuku dan aku merangkulnya dengan sayang.

"L, tadi gimana ospek kamu?"

"Lancar kok dan cukup menyenangkan. Kalau kamu, Ri?"

"Biasa aja, nggak gimana-gimana."

"Hmm, udah dapat teman baru?"

"Banyak yang ngajak kenalan sih, termasuk senior juga tapi ya aku biasa aja. Malah risih kalau kebanyakan."

Aku terkekeh mendengarnya yang bernada datar itu. Tak lama kami kembali ke rumah masing-masing. Sebenarnya Risa belum mau pulang namun hari menjelang malam dan masa orientasi kami belum usai jadi harus cukup istirahat.

***
Hari Kedua

"Siap menempuh hari, sayang?"

Aku tersenyum pada Risa di depan gerbang kampus ini.

"Siap, yank! Asal jangan banyak yang genit ke aku aja."

"Kalau ada yang macam-macam bilang aja ke aku."

Aku mencubit hidungnya dan ia mengguratkan lengkungan bibirnya yang manis itu. Seperti kemarin, kami mengikuti ospek di masing-masing fakultas.

"Pagi, L."

LWhere stories live. Discover now