L (12)

2.9K 894 44
                                    

"Tin-Tin!"
"Tin-Tin!"
"Tin-Tin!"

Aku melihat Risa sedang berjalan di tepian jalan setapak sembari membawa beberapa barang belanjaan. Langsung aku menghampiri gadisku ini. Nampak belakang memperlihatkan tubuhnya yang semampai dan rambut hitamnya tergerai indah begitu mempesona.

"Ojeknya neng, mbak, bu."

"L? Aku kira tadi siapa nglakson terus. Hahaha."

"Hampir kesel ya?"

"Hehe, tau aja. Motor siapa, sayang?"

"Motor aku dong. Buat nanti berangkat kuliah."

"Wah, selamat ya."

"Iya sayang. Ayo! Buruan naik."

Risa langsung menaiki motorku. Udara pagi ini masih sejuk dan jam tanganku menunjukan pukul delapan pagi. Memang ibu memberikan aku motor matic berwarna hitam ini semalam dan kekasihku sengaja belum aku beri tahu biar menjadi kejutan untuknya.

"Gimana aku ngendarain motornya? Enak?"

"Iya, L. Pinter ya kamu. Cie yang lagi seneng dapat motor baru."

"Iya, kata ibu beberapa hari lalu bapak aku transfer uang untuk belikan aku motor dan biaya kuliah."

"Syukurlah, jadi ikut bahagia."

Tidak lama kami telah sampai di rumah Risa dan aku bertemu sapa dengan kedua orangtua Risa. Mereka sedang berbenah rumah di pagi hari ini. Ibunda Risa sedang membersihkan rumah dan ayahnya sedang menyirami tanaman di depan rumah.

"Pagi, pa."

Aku dan Risa bersalaman dengan beliau.

"Pagi, L. Wih, motor baru nih ya."

"Hehe, iya nih pa. Kalau mama dimana?"

"Ada di dalam rumah tuh."

Kami langsung memasuki rumah Risa dan bersalaman dengan mama. Kami berdua lalu menuju dapur dan memasak bersama. Jujur ini pertama kalinya aku dan gadisku ini memasak bersama.

"Sayang, kamu yakin nih mau masak?"

"Yakin dong. Kenapa?"

"Aku nggak pernah tau kalau kamu bisa masak."

"Ya, kadang aku bantuin mama dan beberapa kali pernah kok masak sendiri. Semoga sih enak."

Iya terkekeh kecil dan aku sangat menyukainya. Kemudian kami langsung merapikan belanjaan Risa yang berisi sayur mayur, daging, ikan dan beberapa makanan beku beserta bumbu rempah. Aku membantunya mencuci dan menyiapkan beberapa bumbu atas anjuran Risa.

"Mau masak apa sih, yank?"

"Capcay, ayam goreng dan kerupuk."

"Wih, enak tuh. Kalau ayam aku aja yang goreng ya."

"Ya udah. Aku sisanya, L."

Kami bekerja sama untuk menyelesaikan masak memasak di pagi hari ini. Sesekali kami selingi dengan bercanda. Ternyata Risa cukup cekatan dalam memasak.

Kurang lebih satu jam kemudian kami menyelesaikan proses memasak. Setelahnya aku dan Risa mempersiapkan di meja makan lalu memanggil kedua orangtua Risa. Kemudian kami berempat makan bersama dan tidak menyangka bahwa kedua orangtuanya menyukai masakan kami.

"Wih, chef Risa dan chef L pinter banget masaknya. Papa suka lho."

"Hehe, papa bisa aja. L cuma bantu goreng ayam aja kok."

"Bener lho, L. Enak ayam gorengnya juga. Pas, nggak keasinan."

"Nggak mau jadi chef tapi aku mau jadi dokter."

LWhere stories live. Discover now