L (16)

2.3K 736 48
                                    

Aku sedikit berlari menuju parkiran dan benar saja sudah ada kekasihku di sana. Ia duduk di atas motorku dengan termangu. Kemudian aku menghampiri sembari memeluknya singkat.

"Sayang, maaf. Aku ada urusan sebentar tadi."

"Kebiasaan kamu, L. Urusan apa memang?"

"Ini, Ri. Aku dapat surat ini."

"Apa itu?"

Aku memberikan kode supaya ia membacanya. Kulihat wajah serius Risa dan ia spontan memelukku. Ekspresinya begitu bahagia sehingga aku ikut memeluknya erat.

"Selamat ya L sayang. Kamu hebat!"

Lalu ia menciumku singkat beberapa kali. Setelah selebrasi itu usai kami melajukan motor. Namun kali ini, tidak langsung pulang.

"Sayang, kita mampir makan dulu ya."

"Makan dimana?"

"Ada deh, kamu ikut aja ya."

Risa mengangguk dan tempat makan itu tidak jauh dari kampus kami. Hanya berjarak sepuluh menit saja. Lalu kulihat jam tangan menunjukan pukul setengah empat sore.

"Yuk! Masuk!"

"Cie, yang mau traktir aku karena dapat beasiswa."

Aku tertawa kecil dan kami memesan beberapa menu. Suasana kafe ini terasa hangat dengan nuansa kayu dan beberapa lampu kerlap-kerlip berwarna warm white. Kemudian kami duduk di area outdoor kafe.

"Sayang?"

"Hmm?"

"Kamu dapat surat pemberitahuan itu dari mana? Bukannya hari terakhir ospek baru dapat pengumuman ya?"

"Dari kak Iza. Dia yang kasih ke aku."

Sedetik kemudian kulihat wajah Risa yang berubah bingung. Ia terdiam untuk beberapa saat sembari menopang dagunya. Aku membuyarkan lamunannya.

"Sayang? Hey!"

"Oh dari si senior itu. Kok bisa ya?"

"Aku nggak tau. Dia juga nggak mau kasih tau. Ya udah, sekarang kita makan dulu ya."

Beberapa menu yang dipesan telah diantar oleh pelayan. Kami memesan dua porsi pasta dan dua gelas orange juice. Meski di area luar kafe namun udaranya tidak panas karena terdapat beberapa tanaman hijau.

Risa dan aku makan dalam keheningan alias tidak ada yang dibicarakan. Aku hanya melihat Risa makan sembari berpikir kurasa. Entah, apa yang sedang ia pikirkan.

Setelah kami menghabiskan makanan dan minuman yang terasa pas di lidah kami ini, lalu aku memandang sekitaran kafe. Benar yang dibilang di internet bahwa ini salah satu tempat nongkrong yang nyaman. Sepertinya akan menjadi tempat langganan aku dan Risa selepas kuliah apalagi terdapat fasilitas wi-fi gratis dan full music.

"Sayang, kita bakalan sering ke sini deh kayanya."

"Kenapa gitu?"

"Ya lihat aja suasananya nyaman kan?"

"Iya sih nyaman, kamu bisa tau sih?"

"Ada mbah Google kan?"

"Haha, kamu ini. Thank you Google."

Lalu kami berdua sejenak berselancar di internet. Risa membuka video Youtube dan mencari video lucu. Sehingga ia tertawa dan itu yang membuatku jadi tersenyum mendengar tawanya yang lepas.

Sedangkan aku membuka sosial media milikku, tepatnya Instagram. Ternyata ada beberapa permintaan pertemanan. Pasti ini karena ketika ospek kami saling sharing akun sosial media masing-masing.

LWhere stories live. Discover now