Perfect- 06

1K 65 12
                                    

Hai, maaf lama ga up.

Happy reading

Jangan lupa kasih vote dan komennya.

***

"Gue mau minta kejelasan lo soal status kita."

Selena berusaha mati-matian menahan tawa. Biasanya yang minta kejelasan itu kan kaum hawa. Tapi kenapa saat ini di hadapannya malah Leo yang meminta kejelasan?

Apa sekarang cowok itu sudah berganti gender?

"Jangan ketawa, Sel! Gue lagi serius," ucapnya dengan sorot mata tajam.

"Kenapa tiba-tiba kak Leo nanyain ini? Harusnya kan kak Leo sebagai cowok yang ngasih kejelasan ke gue."

"Selama ini gue anter jemput lo. Temenin lo makan, ajak lo jalan. Tapi setelah yang lo lakuin semalem, itu bikin gue malu."

Mengingat kejadian tadi malam membuat air muka Selena berubah keruh. Ia mengerjap beberapa kali lantas melipat kedua tangan di depan dada. Sifat angkuhnya kembali hadir. "Gue bikin lo malu? Harusnya gue yang tanya. Kenapa bisa dia ganggu dinner kita? Harusnya kita itu bisa jalan menikmati momen romantis. Tapi temen lo itu mengacaukan semuanya. Lo bahkan belain dia daripada gue."

"Eh, sadar dong. Lo itu cewek sempurna. Begitu kelakuan lo emangnya? Minta potongin daging, minta suapin. Lo pikir gue babu lo? Atau lo justru gak bisa melakukan hal sekecil itu?"

"Jadi lo gak terima? Oke. Toh masih banyak cowok yang ngantre jadi pacar gue."

Leo bergeming sesaat namun kembali bersuara. "Oke. Kalau itu mau lo. Bye!"

Keduanya lantas berbalik arah dan berjalan ke arah berlawanan. Sesimpel itu memang. Kalau ada yang melihat, mungkin mereka akan dikatakan pasangan paling aneh.

Sebenarnya bertengkar seperti ini bukan kali pertama untuk mereka. Dan mereka tidak menganggapnya serius. Toh nantinya mereka akan saling membutuhkan satu sama lain.

***

Bau obat yang mengganggu indera penciumannya bahkan tidak dihiraukan. Ia malah duduk dengan santai di brankar, memperhatikan cowok yang sedang membereskan perlengkapan kesehatannya.

"Edgar, gue lagi kesel!" ucapnya dengan mengerucutkan bibirnya.

Namun cowok yang dipanggil Edgar itu tampak tak terganggu.

"Lo nyuekin gue? Tanya dong kenapa gue kesel! Gak peka amat lo jadi cowok," ucapnya lagi.

Kali ini Edgar menatapnya dengan tatapan heran. "Kenapa gue harus nanyain hal gak penting kayak gitu?"

"Gak penting? Sejak kapan urusan Selena Magdalena jadi gak penting?"

Membawa nama lengkapnya membuat Edgar mendengus. Kapan cewek ini akan berhenti memamerkan statusnya sebagai primadona di Gavedra? "Gue muak ya, Sel denger nama kebanggaan lo itu. Lagian kenapa lo nyari gue ke sini? Lo ada yang perlu gue obatin?"

"Ada," ucapnya antusias.

"Apa?"

"Hati gue."

Astaga. Cewek ini? Edgar tidak menyahut lagi. Ia hanya menatap Selena tanpa minat lantas segera menghampiri cewek yang baru saja datang dengan dipapah oleh dua orang cowok.

Perfect [SELESAI]Where stories live. Discover now