Perfect- 40

791 46 21
                                    

Pintu kamar ini dibuka secara paksa dari luar-- ralat-- di dobrak. Dan beberapa detik setelahnya, Leo bisa melihat kemunculan seseorang yang berdiri di ambang pintu dengan wajah yang sudah memerah juga kedua tangan yang terkepal.

Sebelum Leo sempat mendapat kesadaran dari keterkejutannya, tubuhnya sudah lebih dahulu terpelanting ke dinding dan menghantam meja yang ada di sana. Membuat perempuan yang tengah menangis terisak itu merapatkan selimut ke tubuhnya yang sudah-- menjijikan.

Tak sampai disitu, Leo yang belum siap menerima pukulan itu kembali oleng saat Edgar dengan emosi yang menguasai tubuhnya lantas menendang wajah dan menginjak kakinya.

Ketika Edgar akan menyerang lagi, Leo berguling dan berdiri dengan tegap. Ia berniat memukul ulu hati Edgar namun tangannya lebih dahulu dicekal lalu dipelintirnya dengan sekuat tenaga.

"Anj*ng! Lepasin gue b*ngsat!" Leo mengerang saat tangannya terasa akan putus saat itu juga.

Namun seolah tuli, justru Edgar semakin memelintir tangannys hingga suara-suara dari tangan Leo terdengar. "Lo yang b*ngsat! Berani lo lakuin hal buruk ke Selena, anj*ng!"

Berikutnya ia menghentakan tubuh Leo ke dinding lantas dengan brutal memukuli wajahnya hingga ia terkulai lemah ke bawah. Namun ia tak menyerah begitu saja. Ia menarik kaki Edgar hingga ia terjatuh lantas mengambil pisau buah dan melemparnya hingga tertancap di lengan kiri Edgar.

"EDGAR!!" Selena berteriak histeris.

Edgar melirik lukanya sekilas lalu dengan tanpa ekspresi mencabutnya begitu saja. Raut wajah Edgar yang seperti ini justru membuat Leo takut. Ia semakin mundur tapi Edgar berhasil menangkapnya lagi.

Ia kembali memukulinya secara brutal bahkan hingga keluar banyak darah dari mulut dan hidung Leo.

"Jangan lepasin, Edgar. Hajar dia terus, bunuh dia." Selena menjeda, ia terisak. "Jangan berhenti. Bikin dia mati."

"Dia-- berengsek," lanjut Selena lirih dengan suara parau.

Untuk sesaat Edgar menatap Selena yang terisak di atas ranjang dengan memeluk erat selimutnya. Ia bisa melihat raut kehancuran di wajah cewek itu. Ia bahkan melihat binar harap yang sudah Selena gantungkan padanya untuk membalaskan dendam pada Leo.

Dengan secepat kilat emosi Edgar kembali membuncah. Ia menatap Leo dengan sorot ingin membunuhnya sekarang juga. Demi Selena, bahkan ia rela membunuh orang lain.

"EDGAR STOP!"

Namun tiba-tiba saja tiga orang dari ambang pintu datang dengan tergesa-gesa dan memegangi tubuh Edgar yang sudah menggila. Membiarkan Leo yang sudah tergeletak tak berdaya.

Edgar sudah seperti kesetanan.

Dengan Sean memegangi sisi kanan, dan Samuel di sisi kiri, tetap saja mereka hampir kewalahan untuk menghadapi tenaga Edgar yang semakin beringas saja.

"LEPASIN GUE, LEPASIN GUE! GUE HARUS BUNUH DIA. GUE HARUS BIKIN LEO MATI!" Edgar terus saja berontak dan keduanya hampir kewalahan.

"SADAR ANJ*NG!" Balas Sean tak kalah ngegas. "Kalau lo bunuh dia lo bakal masuk penjara!"

"Tapi dia udah bikin Selena hancur! DIA UDAH RUSAK SELENA!!" Edgar kembali tak terkendali. Kakinya berusaha menggapai tubuh Leo untuk diinjak namun Sean dan Samuel segera menariknya menjauh.

"Sadar t*lol! Kalau lo masuk penjara siapa yang bakal jagain Selena? Kalau lo bunuh dia, dia yang bakal menang dan lo yang bakal kalah!" Kali ini Samuel yang membentak, berusaha menyadarkan sahabatnya itu.

Kali ini Edgar diam, dia terlihat frustasi. Bagaimana bisa orang yang selama ini ia percayai ternyata membohonginya? Dia bahkan menyakiti perempuan yang sangat ia cintai hanya untuk seorang bajingan seperti Tora.

Perfect [SELESAI]Where stories live. Discover now