Perfect- 39

677 43 17
                                    

WARNING! Part ini mengandung unsur 17+ versiku ya. Ingat, versiku! Adegan tidak diceritakan terlalu mendalam.

***

'Gue gak percaya harus kerjasama sama Maureen. Tapi ya udahlah, toh cuma dia yang bisa bantu gue.'

Langkah kaki perempuan dengan pakaian serba kurang bahan itu bergegas menuruni tangga. Namun ketika sampai di anak tangga paling bawah, sebuah suara menginterupsi dirinya.

"Mau ke mana, Sel? Rapi banget," sapa Lydia yang baru saja mau ke dapur. Tidak lupa dengan pandangan menelisiknya.

"Aku ada urusan, Mom."

"Urusan apalagi? Jangan bilang ini soal Tora dan anaknya."

Selena mendengkus. "Enggak. Hari ini aku mau ketemu Maureen. Ada beberapa hal yang harus aku bicarakan."

'Maafin Aku, Mom. Aku terpaksa bohong. Tapi setelah ini aku janji akan mengakhiri sandiwara dengan Om Tora.'

Untung saja Selena itu jago akting. Jadi ibunya sama sekali tidak menaruh curiga. Lagipula Lydia akan pergi dengan Ivan jadi wanita muda itu tidak akan membuang banyak waktu dengan Selena.

Ya, lagi-lagi Selena harus berterimakasih pada pacar ibunya itu.

***

"Apa rencana lo gak terlalu berbahaya, Sel? Salah sedikit aja lo bisa--" Maureen tidak melanjutkan ucapannya. Ia terlalu sibuk membayangkan apa yang akan terjadi nanti ketika rencana mereka kemungkinan gagal.

"Gak ada pilihan lain, Mau. Gue mau semua ini cepet selesai, itu aja." Katanya Selena itu keras kepala. Dan itu memang benar. Nyatanya, dalam hal besar seperti ini saja dia tidak mau mendengarkan orang lain.

"Seenggaknya kita tunggu sampai Sam dan Sean datang. Lo perlu backing-an."

Kemarin mereka memang menghubungi kedua cowok itu. Karena dari semua yang mereka kenal, hanya Samuel dan Sean saja yang mereka anggap tulus. Dan hanya mereka saja yang memiliki waktu luang.

Selena kemudian menatap jam di pergelangan tangannya. "Kalau mereka gak dateng dalam sepuluh menit, gue terpaksa harus pergi sendiri."

"Sel--"

"Om Tora bisa curiga kalau gue telat dateng. Lo inget, kan? Gue juga harus kasih dia minuman biar dia mabuk. Gue perlu waktu sampai nantinya lo atur waktu buat CCTV nya. Lo tenang aja, mereka bisa nyusul. Dan gue akan baik-baik aja."

Maureen, perempuan dengan rambut diikat tinggi itu menghela napas. Sejak tadi perasaannya tidak enak. Tapi ia juga tidak mungkin membatalkan rencana mereka. Karena setelah ini, semua gosip yang beredar tentang Selena dan Tora akan segera berakhir.

"Edgar harus tau semua perjuangan yang lo lakuin buat menyelamatkan dia."

Selena bungkam. Pikirannya melayang pada beberapa waktu lalu saat mereka masih bersama. Ya, memang benar dia melakukan semuanya demi Edgar.

***

Apa yang akan orang pikirkan ketika melihat dua orang berbeda jenis kelamin yang memasuki Vila kosong? Tentu saja mereka akan berpikiran buruk.

Tapi Selena tidak peduli pada pendapat orang lain. Ia hanya ingin menyelamatkan Edgar saja. Ia harus segera membuka kedok Tora.

Perfect [SELESAI]Where stories live. Discover now