Perfect- 25

856 56 4
                                    

"Iya-iya, Mi. Aku pasti jaga diri baik-baik. Iya, kalau ada apa-apa aku akan kembali ke sana. Love you, Mi."

Selena mematikan sambungan telponnya dan segera membuka bagasi untuk mengambil barang-barangnya.

Valerie memang selalu begitu, memperhatikan segalanya yang berhubungan dengan Selena dengan sangat detail.

Baru saja Selena menaikkan kopernya pada teras, seseorang dari rumah sudah berjalan ke arahnya. "Selen, akhirnya kamu pulang, Nak. Momy kangen."

Wanita yang sudah lengkap dengan setelan kerja itu memeluk Selena sebentar.

"Aku pulang karena aku juga kangen sama Momy."

Tatapan Lydia kemudian beralih pada sosok di belakang Selena. Cewek itu pun berbalik mengikuti arah pandang ibunya. "Mom, Daddy ke sini untuk nganter aku aja. Gak lebih, kok."

"Kamu kan bisa nyetir sendiri, kenapa harus diantar sama dia? Asal kamu tau, ya, Daddy kamu itu tidak tau bagaimana caranya mendidik anak," ucap Lydia dengan pandangan berapi-api. Ia kemudian menatap Nishad. "Dan kamu, harusnya kamu tidak mendekati Selena lagi. Dia bahagia sama Saya."

"Saya ini Ayahnya. Kamu tidak berhak melarang Saya bertemu anak Saya sendiri."

"Mom, Dad, udah," Selena menatap keduanya bergantian. "Kalian itu orangtuaku. Aku gak bisa membela salah satu di antara kalian berdua. Please, just this time don't fight for me. Bisa?"

Napas Selena terengah-engah. Jujur saja ia lelah selalu di hadapkan dengan situasi seperti ini. Sembilan tahun ia hidup tanpa sosok seorang ayah. Dan ibu yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Bolehkah sekali saja ia meminta agar keduanya bersikap akur dan baik-baik saja?

"Dad, aku mau masuk dulu. Daddy pulang aja," pandangan matanya kemydian beralih menatap Lydia. "Mom, aku mau istirahat, ya."

Nishad menatap kepergian putrinya dengan miris, begitu juga Lydia. Mereka mengerti betul yang diinginkan Selena hanyalah kedua orangtuanya akur.

Tapi sepertinya Nishad dan Lydia tidak bisa menyingkirkan ego masing-masing untuk sekadar menuruti keinginan Selena.

***

Hari ini adalah hari pertama Selena menjabat sebagai 'pacar' Edgar di sekolah. Tidak banyak yang berubah, bahkan cowok itu masih tetap berangkat bersama Maureen.

Tunggu! Edgar berangkat dengan Maureen?

Selena turun dari mobilnya dan segera menghampiri keduanya.

"Sambutan pagi yang bagus, Edgar," Selena melipat kedua tangan di depan dada begitu berada tepat di depan keduanya.

Maureen hanya tersenyum ramah melihatnya. "Hai, Sel."

Selena mendelik ke arah Maureen yang baginya hanya bersikap sok baik. Dia tahu jalan pikiran cewek itu. Dalam hati dia pasti kesal sahabat cowoknya malah dekat dengan cewek lain dari pada dia.

"Gue gak ngomong sama lo, ya," ucap Selena dengan mata yang menyorot tajam membuat Maureen menundukan kepalanya.

"Sel," Edgar melerai.

Cewek itu menatap Edgar dengan kesal. "Apa?"

"Jangan kasar gitu sama Maureen."

Selena membulatkan mata dan melepas lipatan tangannya. "Edgar, gue cewek lo sekarang. Bisa gak lo gak usah belain cewek lain depan gue?"

Perfect [SELESAI]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें