Perfect- 20

926 59 1
                                    

Apa kalian pernah jatuh cinta? Bagaimana rasanya, senang, sedih, atau justru kecewa?

Selena sedang merasakannya saat ini. Meskipun ia masih tidak tahu perasaannya ini bisa dikatakan cinta atau tidak.

Yang ia tahu, ia selalu bahagia bisa di dekat Edgar. Lebih dari ketika ia berada dekat Leo, yang sudah ia klaim sebagai makhluk paling sempurna setelah dirinya.

Hal yang paling disukai Selena dari Edgar adalah cara cowok itu memperlakukannya. Cara dia menghadapi dan menuruti semua kemauan dan sifat manjanya yang bahkan tidak bisa Leo atau Lydia penuhi.

"Jadi lo sekarang udah terpesona sama gue?" ucap Selena yang sedang berjalan di trotoar setinggi tiga puluh senti yang sedang ramai pedagang.

Mereka berdua baru saja keluar dari toko pakaian. Edgar mencarikan sebuah pakaian yang tidak terlalu terbuka untuk Selena.

Alhasil, kali ini cewek itu memakai overall dengan kaos polos warna putih sebagai innernya. Tapi itu lebih baik daripada penampilan Selena sebelumnya.

Mendengar penuturan Selena, refleks Edgar menoleh. "Gak usah mulai deh, Sel. Gue ngajak lo jalan hanya karena gue nolongin lo dari Leo."

Selena mengangguk-angguk pura-pura mengerti. "Oke."

Sorot matanya kemudian menangkap beberapa orang pemuda yang sedang nongkrong di salah satu kedai kopi. Salah satu pemuda itu ada yang menggodanya.

"Witwiw! Jalan-jalan, Neng?" Ucap salah seorang pemuda itu.

Pemuda yang lain mengikuti arah pandangnya dan ikut mengedipkan mata menggoda Selena.

Kalau perempuan lain mungkin tidak akan suka digoda seperti ini. Tapi ini Selena, ia akan merasa bangga berhasil memikat banyak kaum adam. "Iya, nih. Mau ikut?" tanyanya.

"Uh, boleh dong ngajak Abang," jawabnya.

"Neng cantik udah ada yang punya belum?"

Selena terkekeh mendengarnya. "Belum, nih, Bang. Mau daftar?"

"Widih, boleh dong ikutan daftar."

Mereka lantas tertawa. Kecuali Edgar yang memasang raut wajah kesal. "Lo apaan, sih, Sel? Lo emang suka, ya digodain kayak gitu?"

Selena menghentikan tawanya namun masih tersenyum. "Emang salah, ya digodain doang? Lagian mereka itu lebih tau kalau gue cewek paling sempurna. Jadi buat gue semua itu wajar aja."

"Kita pergi dari sini," ajaknya dengan menarik sebelah tangan Selena.

Sebelum pergi, ia sempat menyombongkan diri pada beberapa pemuda itu.

Cewek itu bahkan masih sempat tebar pesona dengan sengaja melenggak-lenggokan badan ketika berjalan membuat semua pasang mata kadang tertuju padanya.

Selena senang tentu saja, tapi Edgar yang kelimpungan.

Ya tuhan, salah gue apa sampai harus ketemu cewek kayak gini? Mana dia cantik lagi. Sial!

Edgar berhenti berjalan dan menatap Selena yang ada di sampingnya. "Sel, bisa gak, sih lo gak usah caper?"

Tentu saja cowok itu muak dengan semua yang dilakukan Selena. Ia tidak nyaman menjadi pusat perhatian tapi Selena dengan sengaja memusatkan semua perhatian orang pada mereka berdua.

Selena menyatukan kedua alisnya. "Gue, kan gak minta perhatian dari lo, jadi santai aja."

"Santai? Lo udah kayak cewek gak bener tau nggak."

"Kalau lo tau gue cewek gak bener terus kenapa masih ditemenin? Lo itu marah-marah gak jelas tau nggak. Atau justru lo cemburu?"

Selena mengacak rambut berantakannya pelan lantas tersenyum bangga ketika Edgar diam. Bagi Selena, diamnya Edgar adalah iya.

Perfect [SELESAI]Where stories live. Discover now