🌈🦄Bagian 32🦄🌈

225 21 0
                                    

⭐Votementnya jangan kelupaan⭐

"Dokter gimana keadaan Tante saya?" tanya Gauri dengan raut wajah paniknya, begitupun dengan Sasa yang saat ini sibuk menghubungi Garsa.

"Tenang saja Tante anda hanya kecapean dan maghnya kambuh saya harap anda bisa menjaga pola makanan Tante anda, kalau sudah tidak ada yang ditanyakan lagi saya permisi dulu" pamit Dokter itu dan Gauri menghela nafas lega.

"Sa masuk aja yuk kedalam, telepon Garsanya bisa di lanjut nanti" ajak Gauri.

Dan saat ini Sasa serta Gauri sedang memperhatikan keadaan Tante Rindu di brankar, hal tersebut cukup membuat Sasa sedih, bagaimanapun Sasa selalu melihat Tante Rindu tersenyum dan saat Sasa melihat Tante Rindu yang hanya terbaring pucat di brankar ini seperti ada rasa kebahagiaan yang hilang.

"Gue udah nganggep Tante Rindu sepertu Ibu gue sendiri Gau" ucap Sasa dengan sendirinya.

"Beruntung banget kedua orang tua lo, punya anak kayak lo yang peduli sama semua orang, yang pinter di sekolah, gue juga seneng Sa bisa kenal sama lo" ucap Gauri.

"Andaikan Ibu dan Ayah gue belum pergi ke surga pasti gue bisa meluk mereka sekarang" lirih Sasa tanpa sadar dan hal itu membuat Gauri terkejut karena Gauri tidak mengira bahwa Sasa anak yatim piatu.

"Eh ma-maaf Sa gue gak tau kalo kedua orang tua lo udah gak ada" ucap Gauri dengan rasa bersalahnya dan Sasa pun tersenyum mendengar maaf Gauri.

"Garsa ... Ga ... Garsa" suara lirih terdengar dari brankar Tante Rindu, Tante Rindu memang belum sadarkan diri namun Dokter bilang itu efek dari obat, jadi Sasa dan Gauri tidak begitu panik.

"Tan ... Tante kenapa" ucap Gauri dan Sasa secara bersamaan.

"Garsa ... anak Mamah."

"Tan ... Tante bangun Tan."

"Garsa ...." semakin lama nafas Tante Rindu semakin memburu dan hal itu membuat Sasa serta Gauri panik.

Gauri pun segera memencet tombol darurat dan saat itu juga Dokter muncul sembari memeriksa keadaan Tante Rindu.

"Sasa gimana ini" lirih Gauri dengan air mata yang menggenang.

Sasa hanya diam sembari mengelus pundak Gauri untuk menenangkan Gauri agar tidak menimbulkan kegaduhan.

"Dokter kenapa Dok sama Tante saya?" tanya Gauri.

"Hal ini selalu terjadi pada pasien yang mengalami banyak fikiran, sepertinya Tante anda depresi dan hal itu juga yang membuat sistem kekebalan tubuhnya menurun" ucap Dokter itu yang segera keluar dari kamar inap Tante Rindu.

"Ssshhh" suara itu berasal dari ringisan Tante Rindu, dengan cepat Sasa dan Gauri pun menghampiri brankar Tante Rindu.

"Tante ... Tante tenang dulu ya jangan banyak gerak" ujar Gauri.

"Garsa mana?" pertanyaan Tante Rindu berhasil membuat Sasa dan Gauri bungkam.

"Tante tau, Garsa pasti sangat benci dengan Tante" lirih Tante Rindu dengan wajah pucatnya yang menambah kemalangan Tante Rindu.

"Eh eng-enggak Tan Sasa bakal cari Garsa malam ini juga, nanti kalo udah ketemu Sasa janji deh bakal bawa Garsa kesini" ucap Sasa sembari meyakini Tante Rindu, namun Tante Rindu menahan tangan Sasa yang hendak pergi.

"Jangan Nak ini sudah malam, bahaya perempuan malam-malam keluar, Tante cuman mau minta tolong sama kamu didalam tas Tante ada amplop surat kamu bisa buka dan kirim foto surat itu ke Garsa Nak" ucap Tante Rindu dengan perlahan.

Sasa pun mengikuti ucapan Tante Rindu dan segera mengambil amplop yang di dalam nya ada surat itu.

Sasa dapat melihat isi tulisan itu dan Sasa sekarang sudah tau tentang permasalahan keluarga Garsa saat ini, dengan cepat Sasa pun mengirim foto surat itu.

My Sagitarius ✅ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang