🌈🎠Bagian 43🎠🌈

242 24 0
                                    

⭐Votemetnnya jangan kelupaan⭐

"Minum obat nya dan ini makanan lo, gue bakal suapin."

"Gak Kak, gue gak nafsu makan" ucap Sasa lemah.

Ya latar untuk saat ini adalah di UKS, Sasa terbaring lemah setelah ia jatuh pingsan di pelajaran pertamanya tadi. Sarka yang mendengar Sasa pingsan segera berlari ke UKS dan benar saja Sasa sudah terbaring lemas di brankarnya.

"Kasih tau gue apa yang bikin lo gak makan dari kemarin? Lo gak mikirin kesehatan lo? Lo gak mikirin betapa khawatirnya orang lihat lo pingsan?" ujar Sarka panjang lebar.

Sasa hanya bisa menampilkan wajah pucat datarnya tanpa menjawab pertanyaan Sarka.

"Gak usah di jawab Sa gue udah tau, bahkan si bangsat itu kan yang udah bikin lo kayak gini" ucapan Sarka berhasil membuat Sasa melotot.

"Jangan sebut dia dengan kata kasar Kak, gue gak suka" ucap Sasa.

"Lo pikir gue gak tau perasaan lo, apa lo masih inget omongan gue tadi pagi, apa lo mikirin kebahagiaan lo?Lo itu terlalu mentingin kebahagiaan orang lain Sa."

Sasa mencerna ucapan Sarka memang ada benarnya juga Sasa disini tersakiti tapi Sasa bisa apa.

"Udah Kak gue gak mau bahas masalah itu lagi" pinta Sasa dan Sarka pun tidak membicarakan hal itu kembali.

"Ya udah sekarang gue suapin lo" Sasa menganggukan kepalanya untuk menerima suapan Sarka.

Di lain tempat...

"Dimana Sasa?" tanya Garsa kepada salah satu teman kelas Sasa.

"Em anu Gar itu ...."

"Buruan jawab!!!" bentak Garsa.

"Eh eh iya, Sa-Sasa pi-pingsan ta-" Garsa yang mendengar hal itu segera berlari menuju UKS tanpa mendengar lanjutan ucapan orang tadi.

Sesampainya di UKS, Garsa bukannya masuk ke dalam UKS namun ia memberhentikan langkahnya, tatapan Garsa mengarah pada Sasa yang sedang di suapi oleh Sarka. Bahkan tatapan sedih Sasa ketika melihat Garsa berubah menjadi tatapan bahagia ketika bersama Sarka.

"Jangan buat gue lemah karena cinta untuk yang kedua kalinya Sa" monolog Garsa dalam hatinya.

Dengan pasti Garsa melangkahkan kakinya memasuki UKS.

"Garsa?" Sarka mengarahkan wajahnya ke arah seseorang kala Sasa mengucapkan nama itu.

Garsa terlihat sendu, tatapan elangnya kini berubah menjadi hangat ketika melihat Sasa dengan keadaan pucat seperti ini.

"Gue bisa bicara sama Sasa berdua?" tanya Garsa meminta persetujuan pada Sarka, dengan berat hati Sarka pun keluar dari UKS walaupun jauh di dalan hatinya ia sangat ingin memukul wajah Garsa sekarang.

Sarka keluar dan segera munutup pintu UKS, dengan pelan Garsa memajukan langkahnya dan tatapan itu tidak lepas dari wajah Sasa, perlahan tangan Garsa terulur untuk memegang kening Sasa, Garsa mengecek apakah Sasa demam atau tidak.

Sasa hanya memalingkan wajahnya enggan melihat Garsa.

"Apa ini karena gue?" tanya Garsa dan Sasa hanya diam.

"Jangan buat gue nyesel untuk cinta sama lo Sa" lirih Garsa, Sasa yang mendengar pernyataan itu pun segera mengarahkan wajahnya untuk melihat wajah Garsa.

"Emang dari awal lo udah nyesel Gar untuk deket sama gue, gue sadar kalo hati lo masih sepenuhnya buat Nai, jangan bikin gue makin suka sama lo Garsa, cukup gue hilangin rasa ini, Nai yang butuh lo bukan gue."

My Sagitarius ✅ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang