🌈🎠Bagian 47🎠🌈

257 26 9
                                    

⭐Votementnya jangan kelupaan⭐

"Lihat Andira ini adalah hukuman terbaik untuk kamu" ucap Pak Bernard di hadapan seluruh orang.

"Pak saya mohon Pak jangan DO saya" isak Andira sembari berlutut di depan Pak Bernard.

"Sudah tidak ada lagi kesempatan untuk kamu, dan kamu sekarang harus minta maaf pada Nai" ucap Pak Bernard dan Andira mengalihkan pandangannya ke arah Nai yang menunjukkan raut wajah kecewa.

"Andira gue gak nyangka, lo sahabat gue Dir, lo orang yang gue sayang tapi kenapa lo tega ngelakuin ini, kenapa Dir?" Andira menggelengkan kepalanya dan memegang tangan Nai namun Nai menepisnya.

"Nai ini rencana si upik bukan gu-"

"Cukup Dir!!! Lo udah buat gue gak percaya sama Sasa sepupu gue sendiri, lo jahat" ucapan Nai berhasil membuat seluruh orang terkejut, terkejut karena meraka baru tahu bahwa Nai adalah sepupu Sasa.

Pak Bernard yang tidak ingin ada keributan pun segera menghentikan tangisan Andira dan Nai yang menangis juga.

"Sekarang kamu minta maaf pada Sasa" suruh Pak Bernard.

"Untuk Sasa silahkan maju" panggil Pak Bernard.

"Sasa silahkan maju" panggil Pak Bernard sembari melihat keseluruh barisan karena tidak ada jawaban sama sekali dari Sasa.

Seluruh orang menengok ke kanan dan ke kiri barisan mereka untuk mencari keberadaan Sasa namun nihil Sasa tidak di temukan di barisan mana pun.

"Loh Sasa kemana? Apa ada yang lihat?" tanya Pak Bernard gusar.

Garsa pun ikut melihat ke segala arah dan raut wajahnya berubah ketika tidak ada Sasa di sini.

"Sa lo kemana, maaf Sa" monolog Garsa.

Nai pun panik dan kembali menangis ia sudah merasa bersalah pada Sasa, ia lebih mempercayai sahabatnya yang busuk ketimbang sepupunya sendiri.

"Pak Sasa kemana?" tangis Nai pecah dan seluruh orang bangkit untuk mencari Sasa ke seluruh tenda, para Guru pun panik karena hilangnya Sasa.

Garsa tak tinggal diam, Garsa mencari Sasa dengan rasa penyesalannya ini, ia menyesal telah menyakiti hati Sasa.

Namun tatapan Garsa terlihkan pada Nai yang sudah lemas sembari menangis dan dengan cepat Garsa berlari ke arah Nai.

"Nai lo gak boleh terlalu khawatir nanti lo bisa pingsan karena terlalu cemas" ujar Garsa memperingati Nai agar jangan terlalu cemas yang dapat menyebabkan Nai pingsan.

"Tapi Gar aku udah merasa bersalah sama Sasa, aku gak bisa maafin diri aku sendiri Garsa aku udah jahat banget sama dia, ak-"

"Ssst Nai kesehatan lo sekarang lebih penting, gue yakin Sasa akan senang kalo lihat lo sehat dan sebaliknya Sasa akan tambah sedih kalo lihat lo sakit Nai" ucap Garsa sembari merengkuh tubuh Nai, jauh di hatinya ia sangat ingin mencari Sasa sekarang bahkan jika di katakan Garsa sangat menyesal karena sudah membuat gadis itu sedih akan ucapan dan tuduhannya yang menyayat hati.

"Sasa" seluruh orang ramai meneriaki nama Sasa.

Sarka yang diliputi penyesalan karena tidak dapat membela Sasa selama Sasa dalam masalah juga cemas akan keadaan Sasa yang hilang.

"Pak Bernard saya dan teman-teman izin untuk mencari Sasa ke hutan, apa boleh?" izin Sarka dengan gusar.

Pak Bernard nampak berfikir...

"Ini sudah malam dan akan bahaya bagi kita berkeliaran di hutan, kita tunggu sampai besok pagi dan kalau Sasa belum kembali baru kita memulai pencarian."

My Sagitarius ✅ [Completed]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant