Chapter 9🌸

659 156 92
                                    

Aku mempunyai 7 hari dalam seminggu dan setiap harinya aku habiskan untuk mencintaimu Rizky Afandi Putra.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari dimana Alya dipenuhi pekerjaan rumah tangga mulai dari mencuci, menyapu, dan lain-lain. Sungguh weekend yang membosankan.

Tuktuktuk... Permisi mba, gofood......tuktuktuk

Lah kan gue ngga pesen gofood pikir Alya.

Alya berjalan ke arah pintu sambil mengikat rambutnya asal. Betapa terkejutnya gadis itu ketika membuka pintu yang menampilkan sosok tampan, alis tebal dan jangan lupakan senyum lebarnya.

Sangat-sangat menyebalkan!

Alya memasang wajah malas, ia hendak menutup pintu kembali namun pria itu lebih dulu masuk ke dalam apartemen dan duduk diruang TV. Ahh entah apa yang akan terjadi setelah ini.

Seperti tidak cukup lima hari bertemu disekolah yang dipenuhi kejailan Rizky, weekend pun Alya tidak bisa hidup tenang.

"Lo ngapain si kesini" Alya datang dengan tangan dipinggang (mirip ibu-ibu kosan).

"Ngajak Lo jalan" ucap Rizky santai sambil menyalakan tv seperti tidak ada beban.

"Ga gua males" Alya menggaruk rambutnya yang terlihat acak-acakan karna Alya hanya mengikatnya asal dengan wajah yang malas ditambah memakai kaos hitam over size dengan depan kaos itu sedikit ia selipkan ke dalam hotpants diatas lutut terlihat kontras dengan kulitnya yang berwarna putih dan itu menambah kesan imut sekaligus seksi dimata Rizky.

Rizky beranjak dari duduknya dan langsung menggendong Alya seperti tidak ada beban.

"Eh anjir ngapain Lo gendong gue!! Turunin bego!" Alya terus berontak memukul-mukul dada bidang Rizky. Namun remaja laki-laki itu tidak bergeming, ia terus menggendong Alya.

"WOY ANJIIR LO NGAPAIN BAWA GW KE KAMAR.. RIZKYYYYY SAMPE MACEM-MACEM AWAS AJA!!!"

Akhirnya Rizky menurunkan Alya tepat dikamar mandi yang berada diujung kamar.

"Stop! Lo ngapain maju-maju!!" Alya berjalan mundur ketika melihat Rizky  terus mendekat ke arahnya. Jangan ditanya, detak jantungnya saat ini Dag-dig-dug seperti dangdutan.

SIAL! Badan Alya menabrak tembok sungguh Alya tidak tau harus melakukan apa. Rizky terus mendekat, menatap wajah Alya dalam-dalam dengan senyuman smirk. Wajahnya semakin mendekat bahkan nafasnya bisa Alya rasakan. Alya tak mampu menatap mata bermanik coklat itu, ia terus melihat ke arah lain, Alya 100% yakin bahwa wajahnya sudah bersemu merah

"Rizky please ja--jangan macem-macem, GUE TERIAK NIH!!!!" Alya mengatakannya dengan terbata-bata karna gugup.

Gadis itu terus menunduk menyembunyikan wajah merahnya. Tangan Rizky terulur mendekap pipi Alya.

Rizky terus mendekatkan wajahnya..
.
.
.
.
Semakin mendekat..
.
.
.
.
.
Bahkan hidung mereka saling bersentuhan saking dekatnya.
.
.
.
.
Alya memejamkan matanya, ada desiran aneh dalam tubuhnya yang tidak bisa menolak perlakuan Rizky.
.
.
.

"Otak lo mesum ya wkwkkw" ucap Rizky sambil menekan hidung Alya menggunakan telunjuknya dengan senyuman jahilnya.

"Lo kira gw mau ngapain?? Makanya jangan kebanyakan nonton drakor" ucap Rizky disela kekehannya.

Alya membuka matanya menatap pria itu bingung. Ketika gadis itu ingin menjawabnya, Rizky lebih dulu menempelkan jari telunjuk dibibirnya.

"Udah-udah Sssttt! Jangan bawel. Cepetan mandi! Gw tunggu diluar. Oke my princess??" Lanjut Rizky sambil mengedipkan sebelah matanya setelah itu pergi tanpa dosa.

"Bisa gila gw"-Alya dalam hati.

🍭🍭🍭

Alya sedari tadi bingung melihat tingkah laku Rizky yang sangat baik.
Mereka sekarang sedang berada disalah satu mall yang ada di Jakarta.

Hari ini pria berjaket jeans itu terus bertanya, apakah Alya ingin ini? Atau ingin itu? Bahkan ia meminta Alya untuk memilihkan dua boneka beruang berwarna coklat.

Memberikan satu boneka untuk Alya, dan satu boneka lagi ia bawa mungkin untuk disimpan?

"Sekarang Lo mau apalagi?"

"Mau duduk, capek" Alya merengek dengan wajah cemberutnya. Di apapun, kakinya terasa pegal sekali. sedangkan Rizky hanya menanggapinya dengan kekehan.

Setelah itu Rizky jongkok dihadapan Alya memperlihatkan punggungnya yang lebar.

"Naik"

"Hah ngapain?

"Katanya Lo capek, naik kita pulang"

"Gue masih kuat jalan kok, malu tau banyak orang"

"Sejak kapan Lo punya malu?" Rizky mengatakannya dengan terkekeh dan ia yakin pasti satu/dua pukulan mendarat di punggungnya dan benar saja Alya memukulnya dan langsung naik keatas punggung Rizky.

"Urat malu gw kan udh ilang, Lo gatau ya ahhaha" Alya tertawa dan diikuti Rizky. Akhirnya Rizky menggendong Alya dan berjalan ke arah parkiran dan selama itu Rizky dan Alya menjadi pusat perhatian, mereka berdua tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang seakan-akan mengatakan "pacaran ko gatau tempat".

"Al?"

"Hmm?"

"Gw udah tau siapa yang suka sama gw dikelas"

Degg..

Rasanya jantung Alya seperti berhenti berdetak, apakah Rizky tau bahwa dialah lah orang yang menyukainya? Namun gadis itu terus bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. "Semoga Rizky gatau, bisa-bisa dia benci sama gue" batin Alya.

"Siapa?" Tanya Alya penasaran.

"Nanti juga Lo tau Al" ucap Rizky sambil menurunkan Alya tepat disamping motornya. Setelah itu ia tersenyum. Sedangkan Alya semakin gugup, sepertinya Rizky benar-benar tau bahwa ia menyukainya.

Tamatlah sudah riwayat Alya.

.
.
.
.

Semoga suka sama ceritanya!

21 Mei 2020

SOULMATE [Completed]Where stories live. Discover now