Chapter 34🌸

590 78 96
                                    

Beribu langkah ku lalui diberbagai simpangan jalan. Namun takdir lagi-lagi membawaku ke tempat itu.
.
.
.
.

6 Tahun kemudian.

Setelah kejadian yang menyesakkan dadanya itu, malamnya Alya berangkat ke Bandung, dan memilih untuk melanjutkan sekolahnya disana. Jika diingat, ia masih tidak menyangka hubungannya dengan Rizky harus musnah dengan cara yang seperti ini.

Setelah lulus SMA, Alya melanjutkan ke universitas negeri yang ada di kota Bandung, dengan jurusan Statistika. Berkat kejadian malam festival, ketika mamahnya datang untuk memarahinya karena rankingnya turun dan Alya memberontak, itu membuat mamahnya sadar kalau setiap anak punya hak untuk menentukan kehidupannya sendiri.

Selama kuliah, banyak Laki-Laki yang mendekati Alya, entah itu dengan modus menjadi temannya, ada juga yanng secara terang-terangan menyatakan perasaannya. Namun tak ada satu orang pun yang Alya balas perasaannya, ia seolah menutup hati dan mungkin trauma untuk mengenal cinta lagi.

Sekarang Alya cukup senang dengan dunianya. Ia bekerja di salah-satu perusahaan cukup ternama di Indonesia pada cabang Bandung. Kantor Alya berpusat di Ibukota Jakarta.

Di perusahaannya, Alya menjadi seorang analisis anggaran. Yang tugasnya memeriksa estimasi anggaran, menganalisa laporan anggaran dan akuntasi bulanan perusahaan, untuk mengontrol pengeluaran. Cukup rumit memang, namun Alya menyukainya.

"Al, gimana laporan anggaran bulan ini udah siap kan?" Tanya Nanda pria yang seumuran dengannya. Dulu Alya dan Nanda satu universitas dan sekarang bertemu lagi karna satu kantor.

"Udah ko nan"

"Oke"

"Nanda, Alya, dipanggil pak Hadi buat ke ruangannya" seru Johan yang merupakan kepala bagian dari tim Analisis anggaran ini.

"Siap pak" ucap Alya dengan sopan.

Lalu Alya berjalan bersama Nanda yang dua langkah berada di depannya. Dengan sopan, Nanda ketuk pintu ruangan PK Hadi yang merupakan kepala diperusahaan itu.

"Permisi pak" ucap Alya dan Nanda sembari menunduk.

"Oh iya silahkan duduk" jawab pak Hadi mempersilahkan Alya dan Nanda untuk duduk di kursi yang ada didepannya.

"Kira-kira ada apa pak, sampai saya dipanggil seperti ini? Apakah saya melakukan kesalahan?" tanya Alya dengan sopan.

"Oh tidak, saya hanya ingin mengatakan, kalau kinerja kamu dan Nanda di perusahaan ini semakin hari semakin meningkat. Dan saya sangat bangga dengan itu"

"Terimakasih pak" ucap Nanda dengan disertai senyuman.

"Dan saya ingin mengirim kalian untuk menggantikan posisi analisis anggaran yang ada perusahaan pusat. Karna dua hari yang lalu, ada dua orang yang telah mengundurkan diri. Dan perusahaan yang ada di Jakarta sangat membutuhkan dua pekerja yang berkompeten di bidang itu"

Nanda menatap Alya dengan tatapan tak percaya. Sungguh ini kesempatan yang bagus untuk karirnya. Siapa yang tidak senang mendapat kesempatan seperti ini?

"Wahh, bapak serius?" Tanya Nanda dengan dengan mata yang berbinar.
Pak Hadi mengangguk disertai senyuman "kalian akan berangkat Lusa dan besoknya langsung bisa bekerja" jawabnya.

"Terimakasih pak" ucap Alya.

......

"Al, gila ga si kita dipindahin ke Jakarta?"

"Sumpah gue semalem mimpi apa"

"Lo tau kan ngelamar kerja di kantor pusatnya itu susah banget?"

"Asli gue seneng banget Al"

"Pasti gajinya juga gede!!"

Alya menghembuskan nafas gusarnya, sambil menggelengkan kepala. Pria yang ada disampingnya ini, sedari tadi terus saja mengoceh tanpa berhenti. Sampai kuping Alya rasanya mau meledak.

"Brisik tau gak! lu daritadi ngoceh aja ga berhenti-henti" ucap Alya dengan ekspresi kesal.

"Yaelah, lu ma gatau orang lagi seneng aja"

Alya memutar bola matanya malas lalu memilih berjalan meninggalkan Nanda.

"Alyaa woy!! Anjir gue ditinggal"

°•°•°•°•°•°•°

Alya duduk disamping jendela kamarnya. Dengan secangkir teh yang tinggal setengah, mampu membuat tubuhnya menghangat, karna cuaca diluar sana sedang tidak bersahabat.

Ia tatap rintik-rintik hujan itu dari balik jendela sambil menopang dagunya. Selalu saja hujan seperti ini, mengundang ingatannya bersama pria berambut ikal itu.

Hujan itu bukan hanya menjatuhkan air, tapi juga terselip kenangan yang ikut turun. Sesekali ia tersenyum ketika mengingat sepenggal percakapannya dulu bersama Rizky.

"Ko bisa si cewek galak gini cantik?"

"Emang udah hukum alam, cewek galak itu cantik!"

"Yang bener tu, cewek cantik bokapnya galak"

"Terus gue ga cantik?"

Rizky menggeleng membuat gadis itu memanyunkan bibirnya.

"Ga cantik?"

"Cantik" ucapnya membuat tersipu.

Seperti itulah kira-kira salah satu percakapan manisnya dengan Rizky.
Namun setelah itu, senyum Alya memudar dan sorot matanya berubah menjadi sorot mata penuh kebencian dan kecewa saat mengingat kalimat Rizky dihari itu.

"Buat apa gue jalanin hubungan ini kalau gue ga bahagia?"

"Anggap aja ciuman tadi, hadiah perpisahan dari gue"


Kalimat menyakitkan itu selalu berputar-putar dikepalanya. Bertahun-tahun, Alya berusaha melupakan pria manis sekaligus brengsek itu dari pikirannya. Memang tidak mudah, namun akhirnya Alya berhasil. Memang semuanya hanya perihal waktu.

Saat pak Hadi mengatakan bahwa ia akan dipindahkan ke Jakarta. Jujur Alya senang, karna itu akan menjadi batu loncatan untuk karirnya. Namun disisi lain, Alya juga merasa takut. Takut dipertemukan lagi dengan pria brengsek itu, lalu benteng pertahanan yang sudah ia bangun hancur. Alya takut itu terjadi.

Saat pikirannya terus bergelut, tiba-tiba puncak kepalanya merasakan ada tangan yang terulur mengusapnya lembut. Membuat Alya sedikit tersentak dan bangun dari lamunannya. Ia menoleh ke arah samping, ternyata itu mamahnya.

"Heyy, anak mamah kenapa?"

Alya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum, "gapapa mah"

"Kamu udah packing? Lusa berangkat loh"

"Besok aja hehe"

"Yauda, sekarang kamu tidur ya, kan besok kerja, sambil beres-beres barang kamu yang ada dimeja kantor"

Alya menjawabnya dengan anggukan disertai senyuman tipisnya.

Terus terngiang-ngiang dalam benaknya, akankah hatinya akan baik-baik saja, kembali menginjakkan kakinya ke kota yang penuh dengan kenangan itu? Kenangan manis dan juga buruk.

.
.
.
.

Aku mau tanya, alurnya kebayang ngga? Atau kayak loncat-loncat?:(

Makasii berkat kalian story ini tembus 4k, uwww kalian luar biasa><

11 Agustus 2020

SOULMATE [Completed]Where stories live. Discover now