Chapter 22🌸

607 86 79
                                    

Aku tau dia menyakitimu, jadi aku sengaja menorobos masuk ke celah sempit dengan kemungkinan kecil, berharap ada sebuah keajaiban muncul -Devano Arya Wijaya
.
.
.
.

Devan baru saja membeli tiketnya, mereka memilih untuk menonton film bergenre action, Alya memang sangat suka menonton film-film bergenre action. Menurutnya, film seperti itu lebih menantang dan Devan hanya menurut saja.

Sambil menunggu waktu film dimulai, Devan dan Alya memilih untuk membeli cemilan beserta minumannya.

..........

Alya dan Devan saat ini sedang menikmati film yang sudah berlangsung sejak 30 menit yang lalu.
Saat tangan Alya mengambil popcorn yang ada disampingnya tanpa mengalihkan pandangannya dari film itu, ia tersentak kaget. Pasalnya, tangannya tak sengaja menyentuh tangan Devan yang ternyata sedang mengambil popcorn juga. Begitupun dengan devan yang secara otomatis menoleh ke arah Alya. Dan secara bersamaan, bola mata mereka bertemu. cukup lama tanpa ada yang mengalah untuk mengalihkan pandangan itu dan entah dorongan dari mana, Devan secara tidak sadar mendekatkan wajahnya ke arah alya. menatap manik coklat itu lebih dekat dan setelah puas, tatapannya beralih ke bibir tipis berwarna merah muda yang sukses membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Namun setelah itu, Alya tersadar dan mengalihkan pandangannya sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak terasa gatal.

"Maaf, gu.. gue ga bermaksud kaya gitu" ucap Devan terbata, dan dalam hati ia merutuki apa yang hampir ia lakukan tadi. Alya tidak menanggapinya, dan mereka hanyut dalam keadaan canggung sampai film berakhir.

.........

Setelah film selesai, Devan mengajak Alya untuk makan terlebih dahulu. Tapi Alya menolak, ia ingin pulang dan Devan hanya mengiyakan tidak mau memaksa.

"Al serius ni gamau makan dulu?" Tanya pria itu, yang dijawab dengan gelengan kepala disertai senyuman hangat.

"Bentar" ucap Devan yang lalu berjalan meninggalkan Alya yang kebingungan. Tapi tak lama, ia datang membawa dua cup ice cream rasa strawberry.

"Nih" ucapnya sambil menyodorkan satu cup ice cream itu.

Alya tersenyum dan sedikit terkekeh "Thanks ya"

"Loh kenapa ketawa?" Tanya nya heran.

"Lo suka rasa strawberry?" Tanya Alya dengan kekehannya membuat Devan bingung menjawab apa.

"Cowok.. ga boleh ya makan ice cream strawberry?" Jawabnya sambil menggaruk kepalanya. Dan itu semakin membuat Alya tertawa kencang, ekspresi pria yang ada dihadapannya ini sangat lucu.

"Gue becanda kali" jawabnya sambil menepuk pundak Devan.

Devan tersenyum, melihat gadis yang berusaha menjahilinya ini. Dimata Devan, Alya adalah seorang wanita yang dewasa, mandiri namun menggemaskan. Sesekali tangannya terulur, mengusap lembut ujung bibir Alya yang terkena ice cream. Terlihat belepotan namun lagi-lagi itu membuat Devan gemas.

"Al?"

"Hm?" Jawab Alya yang masih memakan ice creamnya itu.

"Al kalo gue suka sama Lo gimana? gue pengen Lo jadi pacar gue" ucapnya tiba-tiba membuat Alya tersedak karena terkejut.

"Ehh al gapapa?" Ucap Devan seraya membantu Alya menepuk tengkuknya.

SOULMATE [Completed]Where stories live. Discover now