Chapter 41🌸

573 63 96
                                    

Apa ukuran dari kasih sayang? Sebuah ucapan, atau perbuatan? jika kamu menjawab salah satunya, itu salah. Karna kita membutuhkan keduanya.
.
.
.
.

Dengan wajah serius, Alya terus menatap layar monitornya. Jari lentiknya terus menari-nari diatas keyboard komputer.

Ah kenapa data yang baru masuk bisa sebanyak ini? Pikirnya.

"Oke tinggal copy, terus itung bagian anggaran yang ini--" gumamnya.

"Dan-- langkah terakhir save!"

Gadis dengan perawakan tinggi itu menghela nafas lelah. Ia pejamkan matanya yang terasa perih karena terlalu lama menatap layar komputer.

"DOR!"

"Astagfirullah!" tubuhnya tersentak kaget saat ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Saat membalikkan badannya, terlihat pria yang sedang cengengesan. Alya hanya menatap tak suka kepada Nanda.

"Mau berapa jam lagi Lo disini hm? Hampir semua orang udah balik"

Tanpa menghiraukan perkataan Nanda, gadis bermata hazel itu melirik ke arah jam yang ada di dinding. Ah ternyata sudah hampir magrib.

"Terus Lo ngapain disini?"

"Sebagai sahabat yang baik, Nanda yang paling ganteng ini bersedia nungguin lo"

Ckk

Alya berdecak malas, lalu ia tatap layar komputer itu, sebenernya masih banyak data yang harus ia kerjakan. Namun gadis itu juga sudah merasa lelah. Mungkin nanti dilanjut di apartemen pikir Alya.

"Yauda hayu balik" ucap Alya.

"Skuyyy!! Lo balik bareng gue aja"

"Loh, kan tempat gue beda arah?"

"Gue ada urusan bentar, jadinya searah sama apartemen Lo" jawab Nanda santai.

.......

"Thanks ya Nan. btw Lo mau kemana dah, sok punya urusan" cibir Alya sambil mencebikkan bibirnya.

"Iyee selow"

"Gue mau ngedate" lanjutnya sambil tersenyum sombong.

"Gileee, sejak kapan ada cewek yang mau sama lo? Huh"

"Heh gini-gini juga gue ganteng kali, jadi ibaratnya gue itu magnet---"

"Terus cewek itu besi gitu?" Jawab Alya langsung memotong ucapan Nanda. Setelah itu dibalas oleh kekehan oleh pria dengan balutan kemeja berwarna merah maroon itu.

"Kalo beneran cewek itu besi, udah gue timpuk noh pala lo biar penyok"

"Jahatnya-- btw Lo gamau tau gitu siapa ceweknya?"

"Udah ya Nan gue capek ngomong sama Lo!"

"Rani"

Saat Alya hendak membuka pintu mobil, Nanda mengatakan hal yang membuat matanya melotot.

"RANI?"

"Yoii" jawabnya enteng.

"Udah gausa kaget gitu, Sono balik!"

Alya akhirnya membuka pintu mobil, lalu melangkahkan kakinya keluar. Nanda menurunkan kaca mobil, masih menatap Alya dengan cengiran.

SOULMATE [Completed]Where stories live. Discover now