Chapter 15🌸

659 119 103
                                    

Siapapun pacar gue sekarang, tetap Lo orang yang paling spesial dihati gue Al -Rizky Afandi Putra.
.
.
.
.

Mata Alya tak sengaja menangkap seseorang yang sedang berdiri di pintu sedang menatapnya dengan serius.

"Rizky?" Suara Alya membuat Rizky tersadar dari lamunannya. Setelah itu ia berjalan mendekat ke arah Alya, yang disusul oleh diva.

"Gue denger dari temen, Lo tadi pingsan.. sekarang keadaan Lo gimana?" Tanya Rizky dengan nada khawatir, ia sengaja mengatakan mendengar kabar Alya dari temannya padahal tadi Rizky melihatnya sendiri. Ia tidak mau membuat Alya berpikir seolah-olah Rizky tidak peduli.

"Gue kira tadi yang manggil gue pas jatoh lo.. ahh kayanya gue salah denger, suaranya mirip banget sama lo.. btw gue gapapa ko Ky" Alya tersenyum bahagia melihat Rizky menyempatkan waktunya untuk melihat kondisi Alya.

"GWS ya Al" ucap diva yang berdiri disampingnya Rizky sambil tersenyum kemudian dibalas anggukan oleh Alya.

"Al balik gue anterin ya, jangan sendiri" ucap Rizky yang membuat diva yang ada disampingnya menatap yang seolah mengatakan "WTF?"

"Bukannya pulang sekola kita mau ke taman?"tanya diva sambil berbisik yang masih bisa didengar oleh Alya dan Devan.

"Alya balik sama gue" Devan akhirnya mengeluarkan suara melihat Alya sepertinya tak enak hati mendengar pertanyaan diva tadi.

"Gue gapercaya sama Lo, jangan sok akrab!.. pokonya gue anterin, diva please kita ke taman besok aja ya"

"Tapi ky"

"Please div gue harus nganterin alya" diva hanya diam menahan emosinya sedangkan tangan yang sedari tadi ia kepalkan bahkan saat ini matanya sudah memanas. Akhirnya bulir bening menetes secara cepat diva usap pipinya dengan kasar.

"SEBENERNYA PACAR KAMU DISINI SIAPA SI? AKU ATAU ALYA DARI TADI KAMU CUMA MIKIRIN ALYA ALYA ALYA, PERNAH GASI KAMU MIKIRIN PERASAAN AKU" diva meninggikan suara sambil menghentakkan kakinya kesal. Wajahnya yang sudah merah padam tanda emosi sudah mengendalikannya.

"LO KENAPA SI DARITADI KAYA ANAK KECIL? UDAH GUE BILANG ALYA ITU SAHABAT GUE DIV WAJAR GUE PEDULI!!!!!" Tak kalah dengan diva, Rizky menaikan intonasi suara nya membuat kemarahan diva semakin memuncak, "TERSERAH KY!" Ucap diva tepat didepan wajah Rizky, kemudian diva melihat Alya sinis dan langsung meninggalkan UKS.

"Puas Lo bikin keributan Disini? Mending kejar tu pacar Lo yang posesif" ucap Devan yang membuat Rizky semakin emosi, tanpa pikir panjang Rizky menarik kerah seragam Devan. Alya yang tadinya hanya diam mematung akhirnya mengeluarkan suara. ia cekal lengan Rizky yang sedang menarik kerah baju devan "CUKUP!!! LO KENAPA SI KY" Ucap alya berusaha melerai, jika ia tak menghentikannya, mungkin satu pukulan sudah melayang di wajah Devan.

"ky please mending Lo pergi dari sini, kejar diva.. gue gamau diva salah paham.. Lo tau kan diva sahabat gue.. please ky" lanjutnya.

Perlahan Rizky melepaskan kerah baju Devan mendengar permintaan Alya setelah itu ia hanya diam kemudian mengacak-acak rambutnya frustasi, sejenak Rizky memejamkan matanya dan menghela nafas panjang berusaha mengatur emosinya.
"Maafin gue al.. gue cuma gamau Lo kenapa-kenapa, oke gue kejar diva tapi Lo harus janji jaga diri Lo baik-baik"

"Gue baik-baik aja ky" jawab Alya sambil menunjukkan senyum tulusnya.

"Tolong jaga Alya" lanjutnya seraya menepuk pundak Devan setelah itu melesat pergi dari UKS, mencari keberadaan diva.

🌸🌼🌸🌼

"Kalo Lo butuh apa-apa telpon gue ya Al" setelah bel pulang berbunyi akhirnya Devan mengantar Alya pulang.

"Sekali lagi makasi ya van, maaf gue ngerepotin" jawab Alya yang dibalas anggukan dengan senyuman manis oleh Devan.

"Cepet sembuh ya.. gue balik" Devan mengusap lembut rambut Alya setelah itu ia melesat pergi.

Dilain tempat...

Rizky POV's

"Udah dong div marahnya" gue terus membujuk diva yang sedari tadi cemberut tanpa berbicara sepatah katapun. Dengan hati-hati gue genggam tangannya "maaf yah" diva hanya diam melihat ke arah lain. Jujur gue masih marah sama diva, tapi gue berusaha buat ngalah.

"Aku gasuka ya kamu deket-deket sama Alya"

"Div, liat gue.. Alya itu sahabat gue selamanya dia sahabat gue gabisa gantiin Lo sebagai pacar gue!" ucap gue berusaha meyakinkannya tapi entah kenapa hati gue gayakin saat ngomong gitu. Ada perasaan aneh saat gue ngomong "Alya itu sahabat gue" kenapa juga gue kaya gini? Memang benar kan Alya sahabat gue.

"Tapi tetep aja ky aku gasuka kamu deket-deket sama Alya, apalagi peduli kaya tadi seakan-akan Alya itu spesial" diva terus merengek kaya anak kecil gue cuma diem liat mata dia yang mulai berkaca-kaca.

"Dia emang spesial buat gue div" sejenak gue tutup pejamkan mata dan tanpa sadar gue ngomong gitu di depan pacar gue sendiri. Gue liat diva semakin terisak, ia melepaskan genggaman tangan gue dengan kasar sambil memalingkan wajahnya.

"S.. spesial ka...mu bilang?" ucap diva dengan suara yang bergetar. Gue berusaha buat tetap tenang, "bodoh ky! Lo les jujur dimana si bisa-bisanya ngomong gitu!!" maki gue dalam hati

"Ss..spesial sebagai sahabat"

"Please div jangan kaya gini lagi ya, percaya sama gue" gue tarik diva ke dalam pelukan berusaha menenangkan sambil mengusap lembut rambutnya.

"Alya, sampe kapanpun gue gaakan biarin Lo Deket sama Rizky.." ucap diva dalam hati.

"Maaf div... Tapi Alya memang punya tempat tersendiri di hati gue" -batin Rizky.

.
.
.
.

Apakah masih ada yang baca cerita gabut ini :')? Salam manis dari author yang baik hati hahahaha:v

22 Juni 2020

SOULMATE [Completed]Where stories live. Discover now