DIARY OF TENTANG KITA

151 11 1
                                    

Dear,
Lelaki yang sempat menjadi dambaan hati

Masih pantaskah aku mengatakan bahwa kau adalah jodohku di masa depan?
Bahkan aku sampai lupa bahwa hubungan kita sudah berakhir
Semua itu benar kan, Yan?
Perasaanmu lambat laun berubah karena keadaan
Keadaan memaksamu untuk pergi
Keadaan menyeretmu agar terperangkap dalam cinta yang baru

Hari itu aku benar-benar rapuh
Berpikir kau akan berlari ke arahku dan memanggil namaku
Aku benar-benar merasa bersalah, sekaligus merasa sangat terpuruk
Terpaksa aku harus mengaku bahwa hati ini baik-baik saja

Demi kita? Benarkah itu demi kita?
Atau demi menyelamatkan cinta yang lain?
Mengapa harus mengorbankan rasaku untuk cinta yang lain?
Seharusnya aku yang marah
Seharusnya aku yang acuh
Namun, semuanya berbanding terbalik

Ku pikir semuanya sudah sangat jelas
Kau tahu perasaanku dan aku tahu perasaanmu
Kita terikat karena merasa sama
Aku salah, Yan.
Kau tidak benar-benar merasa sama
Kau memilih pergi tanpa permisi

Pertemuan terakhir kita ternyata menjelaskan semuanya
Bahwa perasaan ragumu berhasil menguasai hatimu
Selamat, aku sudah sangat jatuh hingga tidak bisa melihat tepian

Kupikir bertahan menjadi salah satu hal yang membanggakan
Ternyata hanya sia-sia
Bertahan menerjang ombak demi menyelamatkan sang perahu yang berlayar di tengah sana
Bertahan dari hantaman badai saat bumi sedang marah

Cukup, Yan.
Biar aku yang mencintaimu
Semesta biarkan aku menitipkan rasaku untuknya
Lalu, biarkan Tentang Kita menjadi lukisan terindah yang pernah semesta takdirkan.

Tentang Kita ✔ [TAMAT]Where stories live. Discover now