Part 16

2.4K 357 33
                                    

Chaesoo💜


Happy Reading

Jisoo berjalan mengendap-endap menuju balkon dilantai teratas. Dia melupakan Rose yang menunggunya dibalkon.

Dia yakin Rose pasti akan langsung mencecarnya dengan perkataan yang pedas.

Jisoo menggeser pintu kaca dengan tangan kiri sementara tangan kananya memegang tumpukan buku. Kepalanya memanjang mencari keberadaan Rose.

“Kemana dia?” gumamnya mempertanyakan keberadaan Rose.

Yang dia temukan hanya sebuah buku yang terbuka diatas meja kayu dengan dua bangku disisi kiri dan kanan.

Diatasnya terdapat sepiring kue kering dan dua gelas minuman yang masih mengeluarkan asap.

“Apa yang kau cari?”

“Arghhh”

Suara dibelakangnya membuat dia terlonjak kaget. Jisoo mengeluh sakit saat pintu kaca itu menjepit lehernya.

Jisoo menarik lehernya mengusap bagian yang memerah. Dia berbalik dengan wajah garangnya.

“Apa tidak bisa jika tidak mengagetkanku.”

Dengan tidak pedulinya ditambah wajah datar tanpa rasa bersalah Rose mendorong Jisoo menyingkir karena menghalangi jalannya.

“Itu salahmu bukan salahku”

Jisoo hanya bisa menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Mengulanginya beberapa kali hingga emosi yang tersulut menjadi redam.

Jisoo melangkah keluar menaruh kasar bukunya keatas meja menghasilkan suara yang membuat Rose meliriknya.

Wanita itu menutup bahan bacaannya. Kedua tangannya bersedekap didepan dada menatap datar Jisoo yang memasang wajah kesal.

“20 menit 22 detik. Selama itulah kau membuatku menunggu”

Jisoo tak menghiraukan ucapan Rose. dia membuang pandang kearah lain.

“Kau tidak belajar tata krama saat ada orang yang bicara denganmu?”

“…………”

“Apa perlu aku mengajarimu sopan santun?”

“……….”

Masih tak ada jawaban membuat Rose mencondongkan tubuhnya. Tangannya memanjang mengarahkan kepala Jisoo lurus kedepan menatapnya.

“Kau harus menatap lawan bicaramu”
Ekor matanya bergerak dan berhenti dikedua mata hitam lekat Rose. Frekuensi jantungnya meningkat.

Meski sering menatap Rose tetap saja hal ini membuatnya gugup jika harus berhadapan dengan jarak sedekat ini.

“Bagus anak yang pintar”

Nada suaranya lebih terdengar mengejek ditambah senyum setengah dibibir wanita itu. Rose menepuk beberapa kali puncak kepala Jisoo.

“Sekarang waktunya belajar”

Dia mengambil buku ditumpukan teratas. Membuka halaman serartus tiga kemudian menyodorkannya pada Jisoo.

“Pelajari dan pahami”

Rose mengeluarkan buku yang sama dari dalam tas punggungunya yang dia letakan disamping tempat duduknya.

Sementar Jisoo masih tak berkutik dengan nafas yang dia tahan. Hembusan nafas kasar menyadarkan Jisoo dengan apa yang dia lakukan.

Can You Love Me ? 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang