Part 34

3.2K 383 54
                                    

Chaesoo💜


Happy Reading

Rose menjatuhkan pulpennya, menutup buku pelajaran padahal tugasnya belum selesai. Sebenarnya tugas itu bisa dengan mudah dia kerjakan namun saat pikirannya sedang tidak fokus, semudah apapun soalnya tidak akan bisa dia selesaikan dengan benar.

“Ayahnya sangat marah hingga dia harus pindah sekolah”

“Kau tahu dia akan pindah kemana?”

“Kemana?”

“ke Amerika.”

***

“Aku akan pergi”

“Jauh… sangat jauh”

Rose meraih ponselnya, menatap lama benda pipih itu. Haruskah dia menghubungi gadis itu? Tapi apa yang akan dia katakan? Memastikan ucapan Irene? Dengan wajah sedih dan hampir menangis Bona dan Irene tidak mungkin berbohong.

Tanpa pikir panjang Rose menekan tombol satu pada speed dialnya. Nada berdengung terdengar beberapa saat.

“Sunbaenim?”

“Aku ingin kita bertemu”

“Bertemu? Malam-malam seperti ini?”

“Ditaman dekat rumahmu. Sekarang.”

Setelah itu dia memutuskan sambunganya, tidak memberi Jisoo kesempatan untuk menanyai alasannya. Dia tidak suka penolakan karena itu dia tidak ingin mendengar jawabannya.

Rose meraih coat biru tosca miliknya juga kunci motor yang dia taruh diatas laci didekat meja belajarnya.

....

Sementara Jisoo belum juga berpaling dari layar ponselnya. Ini aneh dan baru pertama kali terjadi Rose menghubunginya lebih dulu.

Mengajaknya bertemu malam-malam seperti ini. Jangan berpikir bodoh Kim Jisoo, Park Chaeyoung tidak mungkin merindukanmu.

Jisoo memukul kepalanya pelan, hampir saja dia memikirkan hal bodoh semacam itu.

Pasti ada hal yang penting, Jisoo bergegas memilih mantel didalam lemari. Mantel merah terlalu mencolok karena itu dia memilih mantel berwarna putih.

Jisoo menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa namun memelan menyadari ayah dan ibunya tengah berada dimeja makan. Karena posisi tangga yang tak jauh dari meja makan pasti orang tuanya menyadari keberadaanya.

“Kau mau kemana malam-malam seperti ini?.”

Jisoo menciut mendengar suara ayahnya. Jika hanya ada ibunya dia pasti memiliki keberanian untuk meminta izin tapi tidak dengan ayahnya. Seujung kuku pun dia tidak memiliki keberanian itu.

Jisoo beringsut mendekat kearah ayahnya. Berpikirlah! Kim Jisoo. Berpikirlah! Berpikirlah!

“Appa aku ingin membeli ramen di super market diluar kompleks.”

“Sejak kapan kau makan ramen di malam hari?” Jihyun memicing curiga.

Makan ramen dimalam hari termasuk hal terlarang dalam kamus Jisoo. Karena bagi putrinya itu saat makan ramen dimalam hari paginya dia akan bangun dengan wajah yang membengkak.

Jisoo menggigit bibir bawahnya, dia memilih alasan yang sangat salah.

“Sebenarnya— aku ingin menemui Rose sunbae ditaman kompleks.”

“Kenapa ditaman? Kenapa tidak langsung kerumah?” Jisoo mendesis.

Lihatlah wajah ibunya begitu sumringah setiap kali mendengar nama Rose.

Can You Love Me ? 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang