Part 2

2.2K 148 2
                                    

Zahra Pov

Aku baru saja pulang dari menghadiri kelulusan di sekolah, sekitar jam dua sore aku sampai rumah. Tiba-tiba saja ayah memanggilku untuk berbicara hal yang serius. 

Waktu itu aku sempat curiga tak biasanya ayah begini. Saat aku sampai ke ruang tengah ayah sudah duduk di sofa menungguku. Dari kejauhan aku melihat senyum ayah yang cerah berbeda dengan senyum ayah beberapa hari kebelakang ini. Aku duduk disamping ayah. 

"Ada apa ayah manggil Zahra? Pasti ada hal yang penting banget ya yah karna ayah ga biasanya seperti ini"

"Besok sore mas mu datang dari jakarta" 

"Mas Agam yah? " 

"Iya nak, ayah ngasih tau kamu kalau Agam itu bukan anak kandung ayah, Agam adalah anak angkat ayah. Zahra, ayah sudah tua ayah inggin setelah ayah pergi Zahra ada yang menjaga" 

"Ayah kenapa bicara seperti itu ayah ga boleh pergi kemana mana" Pinta Zahra yang sekrang sudah menangis

"Ayah minta kamu nikah ya sama mas Agam, hanya Agam yang ayah percaya untuk menjaga kamu" 

Aku diam tampa kata, karna memang tidak ada kata yang bisa aku ucapkan kala itu, lidahku terasa kelu untuk melontarkan kalimat penolakan. 

"Ayah tau kamu menyayangi mas mu selayaknya seorang adik tapi ayah yakin kamu bisa mencintai mas mu dengan setatus suami istri. Ayah sudah bicara dengan mas mu, besok dia akan kesini untuk mengkhitbah kamu"

"Zahra menerima perjodohan ayah, karna Zahra yakin pemberian orang tua itu hadiah dari Allah"

=================================

Pagi tak selalu cerah, bisa saja pagi gelap, berembun, bahkan menangis tersedu dan yang lebih buruk lagi pagi juga bisa menangis kencang. Siapa yang tau,  Kalau sudah begitu manusia mengeluh dengan segala kekecewaan, merasa hidupnya lah yang paling buruk. Banjir, becek dan kebasahan selalu menjadi cerita ketika pagi tak tersenyum dan memilih menangis.

Sama seperti perasaan Zahra yang menangis karna permintaan ayahnya. 

Menikah dengan kakak nya sendiri, apa yang akan dikatakan orang sekitar bahkan dirinya sendiri baru menerima surat kelulusan dari sekolah. Zahra masih inggin melanjutkan pendidikan sangat inggin tapi ia sangat menyayangi ayahnya, ayahnya selama ini tak pernah meminta apapun pada nya, sudah kewajiban seorang anak menuruti perintah orang tua jika itu masih dijalan yang benar. 

Tapi apakah ini benar menikah dengan kakak nya sendiri walau hanya kakak angkat. 

"Ku serahkan semuanya pada-Mu yaallah, aku percayakan semuanya pada mu. Aku yakin jika menerima permintaan ayah akan menjadi ladang pahala bagi ku" 


Agam Pov 

Seorang pria bertubuh tinggi dan berkulit putih itu menatap hamparan kebun teh yang ada didepan nya, ia takjub melihat keindahan kebun teh dibawah kaki gunung, pemandangan yang sangat langka karna tidak ada di keramaian kota, Agam Aqbari Abdillah seorang pria berusia tiga puluh tahun itulah namanya, pria yang berprofesi sebagai pengacara kondang di kota jakarta. 

Saat ini ia berada di kota kelahiran nya, dimana tempat yang menjadi saksi bisu atas kejadian malang delapan belas tahun lalu. 

Dia yang tak tahu apa-apa harus menjadi korban atas perbuatan orang tua nya, bahkan keluarga dari orang tua nya tidak sudi menerima kehadiran nya. 

Dulu ia hidup dengan susah dipinggir jalan bahkan untuk memakan pun ia harus memulung, dan kehidupan nya berubah sepenuhnya setelah bertemu dengan ayah fauzi, Laki-laki yang telah dia anggap sebagai ayahnya sendiri. 

Dulu saat dia memulung nasi yang telah dibuang oleh pemilik rumah makan yang selalu menjadi tempatnya memulung makanan. 

Dengan hati yang tulus dia mengajak kerumah, diajarkan berbagai ilmu bahkan ia disekolahkan dikota untuk mendapat pendidikan yang layak. 

Sekarang ia kembali kesini bukan sebagai anak tetapi sebagai laki-laki yang akan meminang seorang gadis yang tidak lain adik nya sendiri, aku yang sudah memiliki calon istri pun tak bisa berbuat apa-apa aku tak bisa menolak permintaan ayah karna ayah sangat bearti bagi ku. 

Dua minggu yang lalu ayah mendatangi ku, ayah memberitahu ku bahwa dia sudah tidak sehat seperti dulu, ayah mengidap penyakit komplikasi jantung koroner sudah tiga tahun ini ayah sangat sayang dengan Zahra makan dari itu beliau tidak mau jika Zahra nanti sendirian dan tidak ada yang menjaganya. 

Aku yang mendengar jika ayah dinyatakan memiliki penyakit komplikasi jantung koroner yang sudah sangat akut itu pun merasa bersalah, merasa bahwa dirinya tak berguna tak dapat diandalkan disaat-saat ayahnya yang sakit parah, aku malah disini terlalu asik dengan pekerjaan nya. 

"Yaallah maafkan hambamu yang lalai akan tugas seorang anak"



01 Juni 2020







sebening Cinta azzahraWo Geschichten leben. Entdecke jetzt