Part 5

1.7K 121 1
                                    

Hari ini, aku kembali tersadar,Tersadar kemudian bersabar,Tentang sesuatu yang memudar, Dari sosok yang begitu tegar.

Zahra menoleh ke jendela yang menampakkan pemandangan diluar menampilkan langit gelap dan hujan yang mengguyur bumi dengan deras bahkan suara guntur masih terdengar keras oleh gadis yang tengah melamun, selesai tahlilan sang ayah, Zahra pun memikirkan nasib nya, yang selama ini ia gantungkan oleh sang ayah. 

"Zahra… " Zahra tersentak dalam lamunan ketika suara berat itu menyapa telinga nya

"Iya mas, mas pasti belum makan. Zahra diapain dulu yah" Zahra yang ingin pergi dari hadapan Agam pun terhenti karena tangan nya dicekal oleh Agam

"Mas belum lapar, Zahra besok kita pindah ke Jakarta ya, karena pekerjaan mas disana banyak. Apa kamu mau mas ajak ke kota? " Zahra tersentak karena pengakuan Agam sebenarnya dirinya tak sanggup untuk pergi meninggalkan rumah penuh kenangan dengan ayahnya namun kenyataan seakan menyadarkan bahwa dirinya seorang istri yang harus patuh pada Agam yang berstatus suaminya. 

"Iya mas Zahra mau ke kota, yaudah Zahra siap-siap barang yang mau dibawa kesana ya mas"

Sebenarnya juga Agam tak tega langsung mengajak Zahra pergi dari rumah namun karena pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan mau tak mau harus cepat-cepat pulang kejakarta. 

Agam melihat Zahra yang begitu cekatan menyusun baju dalam tas yang akan dibawa kejakarta nanti, sebenarnya Agam menyukai Zahra. Zahra yang lembut, baik hati dan penyabar mampu meluluhkan hati Agam namun karena rasa sayang nya pada ayah Agam harus mengubur rasa cinta ini dengan cara pergi sejauh dari Zahra namun bukan rasa cinta itu hilang melainkan cinta itu makin menggebu seakan hati ini tak rela berjauhan dari Zahra, Agam tak tahu harus bahagia atau sedih. Agam bahagia karena bisa menikah dengan wanita yang dicintainya namun Agam sangat sulit untuk mengubah status mereka yang bersaudara harus menjadi suami istri. 

"Mas bantu yah" 

"Ini sudah beres kok mas"  Zahra tersenyum pada Agam iya baru kali ini melihat wajah Agam dengan begitu dekat, tak ada yang berubah dari Agam. 

"Adek jangan lupa bawa berkas yang ingin didaftarkan saat kuliah nanti yah"

"Iya mas"

"Mas boleh minta hak mas dek" 

Agam dapat melihat badan Zahra menegang dan pucat saat dirinya meminta hal sebagai suami

"Kita shalat dulu ya mas"

"Iya, mas ambil wudhu dulu yah"

"Iya mas" Zahra bersiap menyiapkan untuk shalat Sebenarnya Zahra belum siap untuk hal itu namun ia ingin menjadi istri yang berbakti dan juga istri solehah. 

"Udah siap dek? "

"Udah mas, yuk shalat mas"

Dengan khusyuk Agam dan Zahra melaksana kan shalat dia rakaat sebagaimana yang telah dianjurkan. 

إذا أدخل عليك أهلك فصل عليك ركعتين ، ثم سل الله تعالى من خير ما دخل عليك ، وتعوذ به من شره ، ثم شأنك وشأن أهلك

‘Ketika anda menemui isteri anda, maka shalatlah dua rakaat. Kemudian memohon lah kepada Allah Ta’ala dari kebaikan yang dimasukkan kepada anda. Dan berlindunglah darinya. Kemudian setelah itu urusan anda dengan istri anda.”

Setelah shalat selesai Agam berbalik untuk melihat sang istri dan mengulurkan tangan nya pada Zahra. Zahra mencium punggung tangan suaminya dengan lembut, lantas Agam mencium kening Zahra. 

"Apa kamu ikhlas memberikan hak ini pada kakak? " Agam bertanya karna melihat Zahra yang sedari tadi kaku, ia tak ingin jika Zahra menyesal

"Wallahi mas Zahra ikhlas melepas ini dengan mas" Ucap Zahra dengan ia yakin pipi nya saat ini pasti merah karna malu berbicara seperti itu

"Pipi kamu kok merah, tapi makin cantik"  Agam mencubit pelan pipi Zahra 

"Gombal" Balas Zahra sambil berjalan menyimpan sajadah dan mukena yang ia kenakan. 

"Aku serius" Tubuh Zahra menegang saat merasakan kedua tangan Agam memeluknya darj belakang tangan nya gemetar dan kakinya juga lemas seketika. 

Agam menempelkan dagunya di bahu kiri Zahra ia menghirup dalam-dalam wangi tubuh istri mungil nya. 

"Rileks dek" Bisik Agam setelah mencium pipi Zahra yang memerah. 

Agam membalik tubuh Zahra sehingga sekarang posisi mereka berhadapan kedua nya tersenyum, Agam mendekatkan wajahnya pada wajah Zahra yang membuat Zahra memejamkan matanya secara reflek. 

Embusan nafas hangat menyapu wajah cantik Zahra hidung mereka sudah bersentuhan lalu… … 

sebening Cinta azzahraWhere stories live. Discover now