Part 26

1.9K 105 8
                                    

Sudah sebulan setelah resmi berpisah dari Agam, semua berjalan normal seperti biasanya. Zahra pun mencoba untuk mengikhlaskan walau sangat berat, mengingat bagaimana ia merelakan sang suami untuk kakaknya sendiri. 

Pernikahan bukan hanya sekedar menyatukan dua hati, dua individu, akan tetapi tujuan pernikahan ini yang harus dipahami oleh semua orang. Membangun sebuah rumah tangga bukan hanya sekedar bermain peran ataupun terikat antar dua individu. 

Pagi hari seperti biasa Zahra akan membantu Vinka memasak untuk sarapan pagi bersama. Namun tidak seperti biasanya hari ini Zahra tidak membantu Vinka untuk memasak didapur, sekarang Zahra hanya bisa duduk di kloset menahan tubuh yang semakin lama semakin lemas ditambah dengan mual yang tak henti-hentinya ia rasakan sejak subuh tadi. 

Dengan wajah pucat dan keringat dingin di pelipis, Zahra keluar dari kamar mandi setelah membasuh mulutnya. 

"Kamu kenapa ra? "

"Gak tau bunda, Zahra mual dari subuh dan akhir-akhir ini Zahra suka ngerasa pusing dan mudah capek" Jelas Zahra, Vinka terkejut mendengar penjelasan Zahra ia berfikir jika Zahra hamil namun dengan cepat ia menepis pemikiran tersebut. 

"Kapan terakhir kamu datang bulan? " Tanya Vinka dengan nada yang sangat serius. 

"Zahra bulan ini belum datang bulan bunda" Ujar Zahra yang mulai mengerti dengan pertanyaan Vinka

"Ayo kita ke klinik sekarang" Titah Vinka yang langsung di turutin oleh Zahra. 

"Bunda sama Zahra mau kemana? " Tanya Faiz yang baru saja turun setelah bersiap berangkat kantor. 

"Gak ada waktu untuk jelasin, sekarang ayah ikut bunda ke klinik kandungan sekarang! " 

Faiz tak ingin membantah sang istri pun, hanya bisa mengikuti perkataan istrinya. 

==================

Flashback on

Kelap kelip lampu club dan bau Akohol yang sangat menyengat ada seorang wanita yang meliuk-liuk kan tubuhnya dibawah lampu disco. 

"Hai, boleh kenalan? " Ucap seorang yang berpenampilan sama berantakan nya dengannya. 

"Agammm… … 

Pengaruh Akohol membuat kesadaran Intan hilang, dan hanya nama Agam yang keluar dari bibir nya. 

" Mau bermain? " Tanya seorang pria tersebut yang sudah meraba pinggang ramping Intan. 

"Agam jangan tinggalkan aku" Guman Intan yang sudah memeluk pria tersebut. 

"Tentu. Kita sekarang ke kamar yang sudah aku pesan " Pria itu menuntun Intan yang sudah kehilangan kesadarannya. 

Sampai di kamar yang sudah dipesan pria itu langsung membaringkan Intan di kasur dan segera mengunci pintu kamar hotel. 

Flashback off

Intan menatap lurus pada cermin yang menampilkan dirinya dengan perut yang sedikit buncit. Ia sangat membenci anaknya, kenapa ia harus hadir dalam keadaan seperti ini. 

Kenapa dirinya harus hamil? Kenapa Tuhan tidak mencabut nyawanya saat kecelakaan yang dialaminya. Pertanyaan itu yang terus menerus terngiang di kepalanya, ia bahkan berfikir untuk mengakhiri hidupnya sekarang juga. 

Intan membuka laci nakas yang ada disamping tempat tidur. Mencari-cari benda yang ia cari, dan mengambil botol yang kemarin ia beli. Tanpa beban Intan meminum cairan yang ada di botol itu. Air yang akan mengugurkan kandungan dengan dosis yang amat tinggi. 

sebening Cinta azzahraWhere stories live. Discover now