Part 10

1.6K 88 3
                                    

POV Agam

Flashback on

"Apa ini? " Tanya Agam ketika putra memberikan berkas 

"Lo baca aja"

"Lo dapet dari mana? " Tanya Agam yang terkejut dengan isi dari berkas yang baru ia baca

"Waktu pertama kali gua ketemu Zahra gua merasa ga asing dengan wajah Zahra, dan semakin gua amatin wajahnya mirip dengan Intan. Dan juga gua denger Zahra kuliah di tempat yang sama dengan Intan? "

"Gua lupa kalau intan di sana juga put, ketika Zahra minta izin untuk daftar disana gua ngizinin dan gak berfikir panjang" Jelas Agam

"Terus ini gimana? Kita udah nemuin keluarga Zahra apa kita tetap pura-pura tidak tahu? "

"Seperti nya harus gitu untuk menjaga Zahra gua takut Intan berbuat nekat sama Zahra" 

"Yaudah kalau gitu gua balik dulu ya"

"Iya thanks ya infonya" 

"Iya sama-sama salam untuk Zahra ya" Ucap putra yang sudah berlalu 

Flashback off

Zahra adik dari Intan satu kalimat yang membuat dirinya tak nyaman, bukan tidak senang jika Zahra bertemu dengan saudara nya namun yang membuatnya gelisah adalah Intan. Intan yang dulu pernah menempati relung hati ini, wanita jutek yang menjadi teman pertamanya menginjak kota Metropolitan ini. 

Aku dan intan sudah berhubungan lima tahun lama nya saat itu aku berniat ingin memperkenalkan Intan pada ayah namun takdir seolah tak berpihak, ayah lebih dahulu mencurahkan isi hatinya pada ku. 

Baru saja aku menerima kenyataan yang telah dicari oleh putra sekarang aku harus mendengar kabar bahwa Asma yang dulu sudah tak pernah terjadi pada Zahra sekarang harus dialami nya lagi. 

"Mas kenapa si melamun? " Tanya Zahra.

"Mas gak papa kok, ra kamu istirahat ya kata dokter kamu harus banyak istirahat biar pernafasan kamu pulih" Ujar ku yang sengaja menghindari pertanyaan Zahra, aku belum bisa berkata jujur pada Zahra jika ia memiliki kakak dan kakak nya itu mantan pacar dari suaminya sendiri. 

"Iya mas, mas gak ke kantor? " 

"Mas gak bisa ke kantor kalau keadaan kamu begini" 

"Mas Agam ke kantor aja ya, Zahra gak apa kok kan ada bibi mas" 

"Yaudah kalau gitu mas kekantor kamu istirahat ya" 

===============================

Sudah pukul tiga sore namun hujan yang mengguyur kota metropolitan ini belum juga reda, seorang gadis memandang dari balik jendela kamarnya dia dapat melihat jalanan di depan sana terlihat sepi tak seperti biasa yang ramai akan kepadatan. Gadis itu adalah Intan, seorang yang hangat namun dalam sekejap mata Intan menjadi seorang yang amat sangat dingin, tak ada lagi kehangatan yang dapat orang rasakan dari dirinya

Dalam kesunyian kamar yang terasa sepi disisinya, menerawang masa lalu, masa yang sangat indah namun berakhir menyakitkan,hubungan yang amat bahagia tlah pupus tanpa ada konflik dalam keduanya. Namun masalh itu datang dalam hubungan nya ketika kekasihnya diminta untuk menikahi seorang gadis, tanpa ada perundingan laki-laki itu memutuskan hubungannya. 

Berbulan-bulan telah berlalu dan kini Intan masih terpaku dengan perasaan kecewa yang amat dalam. Menjalani hubungan selama lima tahun bukanlah waktu yang singkat bukan pula waktu yang panjang.

Ikhlas kata yang selama ini yang menguatkan nya namun ikhlas itu sendiri seperti hilang olah rasa kecewa. 

Pikiran nya kembali membayangkan kenangannya pada laki-laki yang pernah singgah di hatinya dan juga menjadi cinta pertama nya. Laki-laki itu yang dulu menjadi bahu sandaran nya setelah ayah.

Laki-laki itu adalah Agam Aqbari Abdilah, lelaki tegas dan soleh tidak hanya itu Agam yang sangat hangat dan humoris. Pertemuan yang tak dibilang singkat membuat Intan Jatuh hati pada sosok Agam, ia sudah merencanakan hal-hal yang akan ia rencanakan dalam tahun ini, namun sayang rencana yang sudah disusun harus hancur begitu saja. Nyatanya mereka saat ini belum  ditakdirkan untuk bersama. 

Manusia hanya bisa berencana namun ketetapan Allah yang lebih baik Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan, Allah berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”

Flashback on

"Sudah siap ?"

"Sudah"

"Mari"

Didalam mobil tak henti-hentinya Intan tersenyum, merasakan betapa bahagianya hubungan ini, hubungan yang ingin menuju ke jenjang pernikahan. 

Saat di kafe tempat favorit nya bersama Agam, ia sangat senang karna sudah cukup lama ia dan Agam tidak ketempat ini, karna disibukkan dengan aktivitas masing-masing. 

"Kita makan dulu ya habis itu aku ingin bicara serius sama kamu" 

Intan menganggukan kepala tanda iya setuju dengan Agam. Selesai makan Agam menggenggam tangannya dengan tatapan penyesalan

"Ada apa? "

"Maaf"

"Untuk apa? "

"Maaf kita harus akhiri semua ini"

Degg 

"Kamu bercanda kan? "

"Ayah angkat ku sedang sakit keras ia ingin aku menikahi anaknya, sungguh aku tak bisa menolak karna selama ini beliau yang aku punya beliau yang membesarkan aku sampai seperti ini" Jelas Agam

"Apa harus hubungan kita berahir? Aku ikhlas kok untuk jadi yang kedua gam, tolong jangan tinggalin aku" Jelas Intan dengan dada bergemuruh naik turun menahan air mata yang yang tak henti nya keluar

"Maaf aku gak bisa" Intan menggelengkan kepala ia tak percaya dengan semua ini, ia berdiri meraih tas nya lalu pergi keluar kafe sambil berlari. 

Flashback off

"Argghhhhhhh! " Teriak Intan dan melemparkan pas bunga tepat di depan kaca jendela. Sudah berapa kali Intan menghancurkan barang yang ada di dekatnya, Rasa kecewa membuat Intan kehilangan akal sehatnya. 

"Aku akan merebut kamu kembali Agam" 

sebening Cinta azzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang