Part 24

1.7K 94 6
                                    

Siang ini Zahra mendapat telpon dari Wulan yang ingin bertemu dengan dirinya, ia harap dengan bertemu Wulan dan Danish membuat dirinya sedikit terhibur dengan sikap mereka berdua yang bertolak belakang. 

Setelah sampai di tempat janjian dengan Wulan, Zahra mencari sosok Wulan dan juga Danish. 

"Zahra" Panggil Wulan sambil melambaikan tangannya, dan memberi kode agar Zahra mendekat. 

"Zahra kamu naik apa tadi? " Tanya Danish setelah Zahra duduk di hadapannya. 

"Tadi diantar Ayah" 

"Maaf ya, kakak ga bisa jemput. Tadi mepet waktunya" 

Zahra menggeleng dan tersenyum kecil "gak apa kok kak, yang penting kan kita bisa kumpul"

"Yaudah, pulang nanti biar aku antar ya"

"Moduss" Danish menatap datar Wulan sambil memberikan tatapan tajam padanya. 

"Terimakasih kak, tapi Zahra nanti dijemput ayah kok" 

"Pesen makan yuk, laper nih" Ucap Wulan kemudian Danish memanggil pelayanan kafe. 

"Aku pesen seperti biasa aja ya, ra aku izin ke toilet dulu ya"

"Hati-hati Wulan" Pringat Zahra pada Wulan

"Ra kamu pesan apa? "

"Samain aja kak" Danish mengangguk kemudian menyebutkan pesanannya pada pelayan. 

Sementara di tempat duduk lain, seorang pria sedang menahan amarahnya yang tiba-tiba memuncak melihat istrinya sedang duduk berdua dengan pria lain, dengan geram laki-laki itu langsung menghampiri Zahra dan dengan kasar menarik Zahra untuk mengikuti nya keluar kafe. 

"Mas Agam" Zahra terkejut atas ini

"Apa? Kaget melihat mas disini? Kaget ketahuan selingkuh? Iya? " Tanya Agam beruntun setelah keluar dari kafe

"Mas, jaga ucapan mas"

"Aku gak ada apa-apa sama kak Danish, aku juga gak hanya berdua tapi ada temen ku yang lain mas" Jelas Zahra yang sudah benar-benar muak atas sikap Agam. 

"Pulang sekarang" Ucap Agam sambil menarik tangan Zahra, namun Zahra hanya mampu memberontak pada Agam. 

"Eh! Lo gak usah kasar gitu sama Zahra" Ucap Danish dengan nada menantang. Agam berhenti dan menoleh ke hadapan Danish. 

"Gak usah ikut campur! Saya berhak atas Zahra karena saya suaminya! " Ucap Agam dengan penuh penekanan

"Suami bajingan maksud lo? " Ketus Danish yang langsung mendapatkan pukulan keras dari Agam. Zahra sudah menangis melihat kejadian ini, Agam membawa Zahra ke parkiran dimana mobil ia berada. 

"Lo inget ya, gua bakal ngerebut Zahra dari lo! " 

Agam tidak membalas ucapan Danish ia terus berjalan hingga memasukkan Zahra kedalam mobil dan pergi dari tempat itu. 

Agam membawa Zahra pulang ke rumah, rumah yang selama ini ia tepati dengan Intan yang membuat Zahra pergi dari rumahnya. 

"Mas turunin Zahra, Zahra mau pulang ke rumah ayah aja" Ucap Zahra namun Agam tidak menanggapinya, ia tetap fokus pada jalanan yang lumayan lancar. 

"Turun" Ucap Agam dengan dingin

"Zahra gak mau mas" Ucap Zahra sambil menggelengkan kepala. Agam yang sudah tidak sabar menarik Zahra dari dalam mobil dan menyeret Zahra masuk kedalam rumah nya. 

"Agam, Zahra" Ucap Intan yang terkejut melihat Agam menyeret paksa Zahra. 

"Agam kamu jangan kasar dengan adik aku ya, inget dia istri kamu Agam" Teriak Intan sambil menggedor-gedor pintu kamar Agam. 

Agam menulikan telinganya saat Zahra meringis kesakitan, dan juga Intan yang sudah teriak diluar kamar. 

"Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak suka kamu dekat-dekat dengan orang lain! " Jelas Agam dengan melempar Zahra ke atas tempat tidur

"Cukup mas cukup, aku capek diginiin terus. Aku mau pisah dari kamu" Ucap Zahra yang sudah menangis, namun hatinya masih sulit untuk melepaskan Agam dari hidup nya. 

"Kamu gak bisa pisah dari aku, aku tegaskan sekali lagi. Kamu gak boleh pergi dari aku" Teriak Agam dengan emosi, Agam tersenyum miring. Agam mendorong Zahra kembali ke atas tempat tidur dan merobek paksa pakaian yang dikenakan Zahra, dan melakukan hubungan dengan secara kasar. Zahra menangis ia tidak bisa memberontak karena tangannya diikat dengan kain jilbabnya. 

"Tumbuh lah di rahim mama sayang, papa menunggu kamu" Ucap Agam dengan mengelus  dan mencium perut Zahra, ia berharap dengan kehadiran anaknya ia tidak akan berpisah dengan Zahra. Sedangkan Zahra, tertidur setelah melakukan kegiatan suami istri. 

=====================

Zahra membuka matanya melihat sekeliling kamar, dan dirinya baru menyadari tentang kejadian tadi siang Agam menyentuhnya dengan kasar. Air matanya meleleh ia hempaskan tangan Agam yang memeluk pinggangnya. 

Agam menggeram dan membuka mata, menatap Zahra yang tengah menangis dan menutupi tubuh polosnya dengan selimut. 

"Ma… mas hiks ja… jahat. … hiks" Zahra menangis tersedu-sedu dan berusaha melepaskan tangan Agam yang mencekal pergelangan tangannya. 

Zahra meraih bajunya dan pergi ke kamar mandi dengan jalan tertatih, dengan segera Zahra memakai bajunya. Dengan hijab yang besar Zahra dapat nutupin bagian baju yang di robek dengan kasar oleh Agam. 

Zahra melihat bayangan dirinya dicermin, matanya yang bengkak dan terus dialiri oleh air mata. Dengan cepat Zahra menghapus air matanya dan keluar dari rumah ini . 

"Mau kemana kamu? " Tanya Agam dan menarik tangan Zahra untuk masuk kedalam rumahnya. 

"Lepas, lepasin Zahra mau pulang" Zahra berusaha berontak dengan sisa tenaga yang ada

"Rumah kamu disini Zahra! " Zahra menggeleng dan menggigit tangan Agam, Agam yang kesakitan pun reflek melepaskan tangan Zahra. Kesempatan itu digunakan untuk berlari menjahui Agam. 

Zahra terus berlari saat Agam mengejarnya, ia tak memperdulikan kakinya yang sakit karena tidak memakai alas kaki. 

Zahra menghentikan salah satu ojek online dan meminta tolong agar diantarkan kerumah Faiz. Di perjalanan air matanya lagi-lagi mengalir dengan deras, ia tak tahu harus bicara apa dengan Faiz. 

Zahra tersenyum saat melihat rumah Faiz,  Zahra meminta pada tukang ojek untuk berhenti di depan rumah Faiz. Zahra menatap sedih rumah Faiz, rumah yang sudah membuat nya nyaman. Zahra tak berani memasuki rumah pamannya, air matanya terus mengalir dengan deras. 

Zahra hanya mampu memandang pintu besar rumah pamannya, ia tak memiliki keberanian untuk membuka dan masuk dalam rumah tersebut. Tiba-tiba pintu rumah terbuka dan menampilkan sosok wanita yang anggun. 

"Bunda… hiks" Lirih Zahra, Vinka terkejut melihat Zahra berpenampilan berantakan dan menangis dengan sangat nyaring.

"Zahra kamu kenapa sayang? " Tanya Vinka yang langsung menghampiri Zahra. 

"Zahra…  

Belum sempat Zahra menyelesaikan perkataanya Zahra sudah terjatuh pingsan di lantai depan rumahnya. 

sebening Cinta azzahraWhere stories live. Discover now