Part 15

1.3K 88 16
                                    

PLAK 

Dengan berani Zahra menampar Agam, ia marah mengapa suaminya bisa seperti ini. 

Zahra memang menghadiri rapat pengurus yang akan mengadakan malam pengakraban bagi anggota alumni dan anggota baru. 

Tapi mengapa tuduhan suaminya berlebihan ia tak pernah melakukan hal seperti itu, serendah itu kah dirinya dimata suaminya sendiri. 

"Demi Allah mas Zahra tidak bohong kalau Zahra memang menghadiri rapat pengurus anggota, Serendah itukah Zahra dimata mas?" Jelas Zahra menatap Agam dengan dada bergemuruh naik turun dengan lelehan air mata yang mulai menutupi penglihatannya. 

Agam mencengkram bahu erat Zahra sampai Zahra meringis kesakitan, Agam mendorong Zahra ke sofa yang ada di rumahnya. 

Agam merenggut haknya dengan kasar dan brutal, Zahra hanya mampu menangis mencoba berontak pun hanya sia-sia karena tenaga Zahra yang lebih kecil dibandingkan dengan Agam. 

Zahra duduk di lantai yang dingin dengan rambut yang berantakan ia menangis dalam diam. Zahra memandang kepergian Agam, pria itu langsung pergi pergi setelah puas menyetubuhi Zahra tanpa ada rasa sayang Agam menyentuh Zahra dengan brutal. 

Hati Zahra terlampau sakit kalau suaminya memperlakukan dirinya seperti seorang jalang, mengapa suaminya memperlakukan dirinya seperti ini, tak pulang kerumah dalam waktu semalam membuat Agam berubah sepenuhnya tidak ada lagi Agam yang lembut dan sayang padanya. 

======================

"Mba kenapa melamun" Tegur asih pembantu rumah Zahra, membuat Zahra terlonjak dan hampir saja menjatuhkan gelas yang ada di tangannya. 

"Maaf bik, Zahra masuk kamar dulu" Kilah Zahra lalu ia tersenyum untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. 

Dari semalam Zahra selalu merasakan nyeri di perutnya dan anehnya Zahra menemukan bercak darah di celana yang ia pakai.  Zahra mencoba tertidur agar sakit di perutnya segera menghilang namun baru saja memejamkan mata merasakan sakit yang luar biasa dari perutnya. Zahra meringis kesakitan wajahnya mulai memucat dan keringat dingin bercucuran di tubuhnya. 

"Bibik" Teriak Zahra yang sudah tak kuat merasakan sakit

"Yaallah mbak, mbak kenapa? " Tanya bik asih yang sudah panik melihat keadaan majikannya 

"Bik tolong bawa Zahra ke rumah sakit" 

"I.. Iya mba" Dengan cekatan bik asih membawa Zahra keluar kamar, dan memanggil pak nang, seorang supir yang ditugaskan oleh Agam untuk mengantar Zahra. 

Sakit yang dirasakan Zahra semakin jadi, Zahra makin panik ketika melihat darah mengalir di kakinya. 

"Pak nang bantu bawa mbak Zahra kerumah sakit"

"Astaghfirullah ayo mba"

Pak nang dengan cepat mengeluarkan mobil dari dalam garansi dan membawa Zahra kerumah sakit, namun dipertengah jalan Zahra sudah tak sadarkan diri, bik asih mencoba menghubungi majikannya namun tak ada sahutan dari sebrang sana

Saat tiba dirumah sakit Zahra langsung dibawa ke ruang ICU untuk segera diberi penanganan. Seorang dokter masuk dan memeriksa keadaan Zahra dan bayi nya

"Janinnya lemah dok, detak jantung nya semakin melemah"

Dokterpun segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan janin dan seorang ibu. 

===================

Setelah keadaan membaik Zahra sudah dipindahkan ke ruang rawat, namun sudah hampir sembilan jam Zahra belum juga membuka matanya, setelah di tangani oleh dokter yang profesional kandungan Zahra segera diselamatkan. Dokter menjelaskan janin Zahra sangat lemah dan juga karna di umur Zahra yang masih terlalu muda untuk mengandung. Namun untung nya dokter berhasil menyelamatkan janin yang ada di kandungan Zahra. 

"Mbak udah sadar" 

Setelah siuman bik asih memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Zahra, dokter datang beriringan dengan bik asih dan mulai memeriksa keadaan Zahra. 

"Ibu harus jaga kandungan ibu jangan sampai stres dan juga selalu memberi nutrisi untuk sang janin nanti saya buatkan resep penguat kandungan" Zahra mendengarkan penuturan sangat dokter dengan baik. Setelah mengatakan hal itu dokter dan suster pun pergi meninggalkan ruang rawat Zahra. 

"Bik, mas Agam sudah pulang"

"Maaf mbak bibik udah menghubungi tuan tapi tidak menjawab telpon bibik" Zahra yang mendengar itu sangat kecewa, mengapa suaminya seperti ini. 

"Yang sabar ya mbak" Ucap bi asih sambil mengelus tangan majikannya

"Iya bik Zahra gak papa kok" Ucap Zahra sambil tersenyum

"Zahra"

Zahra mendudukkan tubuhnya diranjang lalu menengok ke arah pintu saat pintu dibuka dari luar dan melihat kedua sahabat barunya saling bersisihan ia melihat mata wulan yang berkaca-kaca saat melihat dirinya. Wulan segera berlari dan memeluk sahabat nya dengan hangat. 

"Zahra kamu kenapa bisa masuk rumah sakit" Tanya wulan sambil terisak didalam pelukan Zahra. 

"Cengeng" Cibir Danish lalu duduk di tepi ranjang 

"Biarin" Jawab wulan dengan sengit

"Zahra ini untuk kamu" Ucap Danish kemudian memberikan bunga Gladiol putih kesukaan Zahra. 

"Carper" Cibir wulan dan mendapatkan Plototan tajam dari Danish

"Zahra kamu kenapa bisa masuk rumah sakit"

"Hanya kelelahan aja kok" Bohong Zahra ia tak mau jika sahabat nya tahu jika ia tengah mengandung

"Zahra ini ada titipan dari mamah aku, kita makan bareng-bareng ya" Ucap Danish sambil membuka wadah Tupperware yang diberikan oleh mamahnya. 

"Zahra kamu hati-hati sama buaya buntung ini, ia hanya cari perhatian karna kurang perhatian sama nenek lampir itu" Ujar wulan sambil menunjuk ke Danish

"Eh kamu jangan ngomong sembarangan ya, aku tu gak ada apa-apa sama Siska"

"Oh ya jauhin dong kalo emang ga ada apa-apa" Pinta wulan pada Danish 

"Oh aku tau, kamu cemburu ya sama Siska karna bisa deket dengan aku kapan aja, sedangkan kamu hanya butiran debu yang nempel"

"Aku ga cemburu ya dengan nenek lampir itu" Jawa wulan dengan sengit ia tak Terima jika dibilang cemburu dengan makhluk astral macam Siska

"Kalian cocok deh" Ujar Zahra yang tertawa melihat perdebatan kecil kedua sahabat nya

"Apa? " Jawab Danish yang berhubungan dengan wulan

"Tuhkan kompak" 

"Udah ah Zahra"

"Mending kita makan aja udah laper nih" Ujar Danish yang langsung diangguki oleh kedua wanita tersebut. 

sebening Cinta azzahraHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin