Part 8

1.3K 90 0
                                    

Zahra pov

Hari ini adalah hari dimana aku akan memasuki dunia kampus iya aku hari ini akan melaksanakan orientasi pengenalan kampus yang diadakan oleh kampus ku, pagi-pagi sekali aku sudah bangun dan mempersiapkan bekal makanan yang akan dibawa dan menyiapkan sarapan untukku dan suamiku. Tak terasa pernikahan yang kujalani sudah berjalan dua bulan selama itu tidak ada pertengkaran dalam rumah tangga ku dan mas Agam semoga saja sampai maut memisahkan kami, sungguh aku bahagia menjalankan pernikahan ini dan entahlah hati ku mulai menerima mas Agam sebagai suami ku. 

Pagi ini sungguh sangat sibuk aku dan mas Agam akan memulai hari dengan kesibukan kami berdua setelah sekian lama kami menghabiskan waktu berdua, bahkan pagi ini mas Agam membantu ku untuk bersiap untuk menjalani hari pertama masuk kampus. 

"Sudah siap semua ? " 

Tanya mas Agam ketika aku masih membenarkan khimar ku

"Sudah kok mas, sudah Zahra siapin semua, mas jangan lupa bawa bekal makan siang, udah Zahra siapin juga" Aku tak mau mas Agam makan diluar karena mas Agam tidak bisa memakan makanan luar

Ketika aku masih merapikan khimar mas Agam mengangkat kaki ku dan sontak saja aku terkejut ternyata mas Agam memakaikan ku sepatu, jujur saja aku dan mas Agam bukan seperti suami istri melainkan seperti anak dan ayah, ayah yang memakaikan sepatu anaknya.

"Mas berasa tua kalau seperti ini" Ucap mas Agam dengan nada sedih

"Kenapa memangnya mas? Ada yang salah dari Zahra? " Ujarku sambil melihat penampilan ku di depan cermin

"Abisnya kamu imut banget kaya anak SMP mas kaya om-om" Rajuknya dan aku hanya bisa tersenyum melihat suamiku ini

"Mas baru sadar kalau seperti om-om" Aku tersenyum melihat mas agam cemberut seperti anak kecil. 

"Om-om ini suami kamu ra" Ucap mas Agam dengan nada merajuk

"Walau kaya om-om mas tetap yang ganteng kok"Puji ku yang membuat mas Agam tersenyum kembali

"Yaudah yuk berangkat nanti kamu kesiangan" Ajak mas Agam

"Inget ya kamu kalau sudah pulang telpon mas aja mas yang bakal jemput kamu, kamu jangan pergi kemana mana mas takut kamu nyasar" Dari semalam mas Agam selalu memperingati ku seperti. 

"Siap pak bosss" Tegas ku sambil memberi hormat

Diperjalanan menuju kampus sangat ramai bahkan banyak orang-orang yang menggunakan almamater kampus ku, semoga hari ini menjadi hari pertama yang menyenangkan

"Sudah sampai kamu jangan pecicilan ya, jangan lupakan sholat dan makan Oke"

"Iya mas, Zahra berangkat dulu ya" Pamit ku setelah mencium tangan mas Agam bentuk penghormatan ku padanya, namun saat aku ingin keluar dari mobil mas Agam menarik dan mencium keningku. 

"Mulai semuanya dengan bismillah ya sayang" Ucapnya setelah ia menciumku

"Baik mas" Ucapku sambil tersenyum. 

Aku turun dari mobil berjalan menuju fakultas ku yaitu fakultas kedokteran. 

Aku berjalan sambil melihat di sekeliling ku sungguh kampus ini sangat hijau dan asri. 

Prittt! 

Bunyi pluit terdengar sangat keras aku dan para calon mahasiswa baru lainnya bergegas mendekati senior dan berbaris dengan rapi. 

Entah kenapa sejak aku masuk kawasan kampus seperti ada yang mengawasi tapi aku tak tahu siapa mungkin saja perasaan ku salah. 

"Hai… " Sapa wanita yang ada di sampingku

"Hai… " Balas ku dengannya senyuman

"Kenalin nama aku Wulan dari lampung" Wulan menjulurkan tangannya ke depan dan aku menyambutnya

"Aku Zahra dari jakarta"

"Oh kamu dari sini toh, kapan-kapan main ke kosan ku yah" Ajak Wulan sepertinya Wulan anak yang asik

"Oke"

"Hai kamu! " Panggil salah satu senior wanita kami yang memakai baju lumayan terbuka

"Saya kak? " Tanya ku

"Iya sini maju" Aku berjalan menuju depan rasanya saat ini aku malu sekali

"Perkenalkan diri kamu" 

"Perkenalkan nama saya Aulia Nissa Azzahra saya alumni dari SMAN 1 Banyuwangi, Jawa Timur"

"Kamu lari sepuluh kali keliling lapangan" Perintah kakak itu namun aku tak sanggup karena aku memiliki asma

"Maaf kak tapi apa salah saya? "

"Kamu nanya salah kamu dimana? Kamu itu ngobrol saat saya memberi arah pada kalian" Jelasnya

"Kamu tidak mendengar perintah saya" Ucapnya yang mulai marah

"Baik kak" Aku segera berlari keliling lapangan aku melihat Wulan yang menatapku dengan sedih namun aku tetap tersenyum padanya. Pada putaran ke delapan nafasku mulai sesak, pasokan oksigen di sekitar seolah hilang dan… . 

sebening Cinta azzahraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن