Part 28

2.1K 95 6
                                    

Sepekan sudah Intan dirawat pasca keguguran kemarin, sudah sepekan pula Faiz mendiamkan putrinya dan hari ini Faiz membantu Intan untuk pulang kerumah Faiz, dikarenakan Agam harus menjalani tugasnya sebagai pengacara di luar kota untuk beberapa bulan. 

Tak banyak barang yang harus dibereskan, hanya baju-baju Intan dan juga alat mandi. 

Intan duduk diatas bangkar melihat pergerakan lincah sang Bunda yang membereskan barang-barangnya, sedangkan Faiz sedang membayar administrasi perawatan Intan. 

"Gak baik melamun" Tegur Vinka yang melihat putrinya hanya melamun selama seminggu ini. 

"Bun, ayah gak sayang Intan lagi ya setelah bertemu Zahra? " Pergerakan Vinka terhenti saat mendengar penuturan sang putri. 

"Kenapa kamu berasumsi seperti itu? " Tanya Vinka dengan nada terheran.

"Ayah gak pernah negur Intan bun sejak masalah itu" Jelas Intan dan menundukkan kepalanya. 

"Ayah akan marah sama kamu walau yang jadi istri Agam itu bukan Zahra, ayah sangat sayang sama kamu Intan. Kalau ayah gak sayang sama kamu, ayah gak akan izinkan kamu untuk tinggal di rumah, sementara suami kamu sedang kerja. Itu karena ayah khawatir sama kamu kalau dirumah sendirian" Jelas Vinka dengan nafas yang memburu. 

"Assalamu'alaikum" 

"Ayah… . 

Panggil Intan dan berlalu memeluk Faiz, ia tak menyangka jika rasa sayang ayahnya tak pernah luntur walau ia telah melakukan kesalahan. Ayah hanya manusia biasa yang bisa merasakan kesal dan juga marah namun rasa sayangnya sama seperti rasa sayang ibu yang tak pernah lekang oleh waktu. 

" Maafin Intan ayah maaf"

"Intan salah ayah, maaf hiks… jangan seperti ini ayah, Intan gak sanggup ayah"

Faiz mengulurkan tangan membalas pelukan Intan, sejujurnya ia tak pernah tega mendiamkan Intan seperti ini namun rasa marah dan kecewa memenuhi relung hatinya yang membuat dirinya enggan untuk melihat Intan. 

"Maafkan ayah juga ya nak, ayah belum menjadi ayah yang baik untuk kamu" 

"Enggak ayah. Ayah yang terbaik untuk Intan, maafkan Intan ayah" 

"Ayah sudah memaafkan kamu nak. Sekarang lupakan semuanya ya, terima adik kamu dengan sepenuh hati ya jangan memandang rendah dia. Zahra adalah adik kamu yang selama ini kamu cari keberadaannya" 

"Iya ayah Intan janji nerima Zahra sebagai adik Intan"

Vinka terharu melihat interaksi suami dan anaknya. Sudah lama ia tak melihat senyum Faiz dan Intan secara bersamaan. 

"Yaudah sekarang kita pulang yuk, Zahra sudah nunggu di rumah" Ucap Vinka

"Iya Bunda" 

Mereka berjalan menuju tempat parkir mobil dengan lengan kanan Faiz yang digandeng manja oleh Intan. 

========================

Danish POV

Ternyata efek dari mencintaimu terlalu besar, bahkan senyum yang selama ini kau berikan pun terekam jelas dalam ingatanku. Bagai meminum kokain, mencintaimu membuat ku candu berkepanjangan. 

seseorang bisa dengan mudah jatuh cinta. Tapi, hanya sedikit orang yang mau dan mampu mempertahankan cinta tersebut setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan orang yang dicintainya.

Zahra yang manis, Zahra yang lembut. Wajahnya yang selalu terbayang dalam tidur malam ku. 

"Kamu wanita terindah didalam hidupku setelah mamah" 

sebening Cinta azzahraWhere stories live. Discover now