Part 9

1.3K 93 7
                                    

"Hey kamu kenapa" Ucap seorang laki-laki sambil menepuk-nepuk pipi Zahra yang sudah pucat

"S… prayyy" Ucap Zahra sebelum kehilangan kesadarannya

"Tolong… tolongg"

"Zahra, kenapa Zahra kak" Tanya Wulan teman baru Zahra

"Gak tau dia tadi mau jatoh saya tangkap malah dia seperti ini" Jelas Danish laki-laki yang sekarang sedang memangku kepala Zahra

"Ayok kak bawa ke rumah sakit"

Danish segara memapah Zahra yang sudah tak sadarkan diri membawanya ke klinik dekat kampus. Ketika sampai klinik Zahra dibawa ke dalam UGD Danis, wulan dan Siska menunggu Zahra diluar sudah hampir setengah jam namun dokter belum juga keluar untuk memberitahu keadaan Zahra. 

Semua cemas dengan keadaan Zahra termasuk Danish, laki-laki yang sudah memperhatikan Zahra sejak memasuki kampus. 

Clekkk… 

"Dok bagaimana keadaan teman saya? " Tanya Danish dengan nada khawatir, Siska yang mendengar pun merasa tak suka jika Danish memperhatikan wanita lain selain dirinya

"Mba Zahra hanya asmanya kambuh untung saja langsung diberi penangan kalau tidak bisa fatal"

"Terimakasih dok" Ucap Danish ketika dokter itu mulai berlalu menjauhi mereka, Danish melihat ke arah Siska yang terkesan masih bodoh dengan kejadian yang dia ciptakan

"Siska udah berapa kali sih aku bilang ke kamu cukup ngebully mahasiswa baru, kamu kenapa sih gini terus, kalau saja mahasiswa itu gak tertolong gimana? Kamu mau tanggung jawab? Kita itu disini untuk membimbing mereka bukan untuk ngebully" Cecar Danish pada Siska. 

"Aku cuman ngasih pelajaran aja ke dia Danish karena saat aku memberi arahan dia malah ngobrol dengan teman nya ini" Bela Siska sambil melirik wulan

"Udah aku gak mau dengar alasan kamu mending kamu balik ke kampus" Mendengar penuturan danis membuat Siska marah dan makin membenci Zahra, baru kali ini ia dimarahi oleh Danish laki-laki yang ia sukai sejak awal kuliah. Siska pergi dengan perasaan marah dan malu karena merasa tersaingi oleh Zahra. 

"Kamu juga balik lagi ya ke kampus biar kamu dapat arahan masalah biar Zahra saya yang urus" Ucap Danish pada Wulan

"Baik kak, saya titip Zahra ya kak" Ujar Wulan yang diangguki oleh Danish. 

Danish masuk ke ruang rawat Zahra melihat Zahra terbaring lemas dan pucat namun tak menghilangkan kadar kecantikannya, Danish mencari ponsel Zahra untuk bisa menghubungi keluarga Zahra. 

Setelah menghubungi keluarga Zahra Danish memperhatikan Zahra, yang cantik dengan balutan khimar sederhana nya. Entah mengapa baru kali ini Danish merasa gugup ketika melihat Zahra.

"Zahra…"panggil Agam sambil membuka tirai rawat Zahra dengan tergesa-gesa, ia mendapat kabar bahwa Asma istrinya kambuh kembali setelah sekian lama. 

Danish yang melihat tirai terbuka dan menampakkan laki-laki yang umurnya terpaut jauh dengan nya dan juga Zahra. 

"Maaf kak, apa kakak saudara nya Zahra? " Tanya Danish tanpa sadar Agam menganggukan kepala

"Zahra kenapa bisa seperti ini? " Tanya Agam membuat Danish takut menjelaskan yang sesungguhnya

"Zahra tadi sedang menjalani hukuman dari teman saya dan tiba-tiba Zahra pingsan di tengah lapangan" Jelas Danish dengan jujur

"Baiklah terima kasih sudah menolong Zahra, saya mohon izinkan Zahra untuk beristirahat dirumah" Izin Agam pada Danish yang langsung disetujui oleh Danish. 

Danish kembali ke kampus untuk melanjutkan acara ospek nya, namun di hati Danish masih cukup kesal dengan kelakuan Siska yang sudah diluar batas, ia selalu seenaknya dengan anak baru itu yang membuat Danish tak menyukai Siska walau Siska selalu mencari perhatian nya namun Danish malah merasa risih dengan itu semua. 

===========================

Zahra sudah sadar ia melihat sekeliling ruangan dengan dominan warna putih dan memiliki aroma obat Zahra sudah tau pasti ia sekarang sedang di ruang perawatan karena asmanya kambuh

"Sayang… " 

"Mass haus" Agam yang mendengar nya pun langsung memberi minum pada Zahra

"Gimana udah mendingan nafasnya? " Tanya Agam 

"Sudah mas, siapa yang bawa Zahra kesini mas? " 

"Tadi senior kamu yang bawa kesini tapi mas lupa menanyakan namanya" Jelas Agam 

"Mas Zahra mau pulang" Pinta Zahra yang sudah tak betah dengan aroma obat-obatan di klinik

"Tadi kata dokter tunggu infus kamu habis dulu baru boleh pulang"

"Iya mas"

========================

"Danish" Sapa Siska

"Ada apa? "

"Yaelah jutek amat si kamu" 

"Langsung aja ada apa? " Tanya danish yang sudah jengah melihat kelakuan Siska

"Makan siang bareng yuk" Ajak Siska 

"Maaf aku gak bisa" Tolak Danish

"Kamu kenapa tiba-tiba kaya gini apa karena cewek tadi iya? " Tuduh Siska sambil memegang lengan danis

"Kamu gak usah nyalahin Zahra jelas-jelas yang salah disini itu kamu, kamu keterlaluan sampe bikin dia kaya gitu" Cecar Danish yang langsung menghempaskan tangan Siska 

"Kamu kok kasar si sama aku, jangan-jangan cewek itu yang udah mempengaruhi kamu jadi kaya gini"

"Siska udah stop aku risih dengan sikap kamu kaya gini, kita gak ada hubungan apa-apa jadi stop ngelarang aku dan juga stop mengerjai mahasiswa baru disini" Ucap danis dan berlalu meninggalkan Siska dengan perasaan malu. 

Siska pergi kesalah satu ruangan dosen ia ingin menemui kakak sepupunya yang juga mengajar di kampus ini, Siska mahasiswa yang memanfaatkan keluguan mahasiswa lain terutama mahasiswa baru. 

Siska sudah menyukai Danish sejak mereka masih di sekolah menengah Siska selalu mengikuti Danish dalam segala hal termasuk kuliah dan organisasi yang diikuti Danish makan Siska pun akan mengikuti juga. 

"Kak" Sapa Siska pada wanita cantik yang duduk dibalik meja kerjanya

"Ada apa lagi? " 

"Ada yang deketin Danish kak, mahasiswa baru" Adu Siska pada saudara nya tersebut

"Yaudah lah biarkan Danish memilih kakak kasihan sama kamu yang harus mengejar Danish sampai segitunya" 

"Tapi kak aku udah dipermalukan sama cewek itu didepan Danish"

"Ya terus kamu mau kakak gimana? "

"Pokoknya kakak gak boleh ngasih nilai dia bagus, kalau bisa buat dia ga betah kuliah disini"pinta Siska yang sudah terlanjur marah dengan Danish dan Zahra

" Oke kakak turutin kemauan adik kakak ini"ucap wanita itu sambil tersenyum manis memandang wajah Siska. 




sebening Cinta azzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang