Part 16

1.3K 85 10
                                    

Setelah dua hari menjalani perawatan di rumah sakit hari ini Zahra diperbolehkan untuk pulang oleh dokter, kondisi Zahra sudah membaik hanya saja kandungan nya masih lemah dokter menyarankan agar Zahra tidak memikirkan yang berat dan terlalu kelelahan. 

Saat Zahra berdiri di depan rumah sakit untuk menunggu pak nang mengambil mobil dan menunggu bik asih menyelesaikan administrasi rumah sakit, Zahra sedang mengamati satu objek seorang pria sedang menuntun wanita mungil di dalam dekapannya kemudian membukakan pintu mobil untuk wanita itu, seseorang yang amat dikenali nya walau orang itu mebelakangkanginya,Zahra hafal dengan Postur tubuh orang itu, Zahra menghampiri orang tersebut untuk memastikan pemikiran nya benar. 

"Mas" Panggil Zahra ketika Zahra sudah di belakang orang tersebut dan ternyata dugaannya benar jika yang dia lihat adalah suaminya, Agam sangat terkejut melihat Zahra berada di perkarangan rumah sakit dengan wajah yang sedikit pucat. 

"Siapa perempuan itu mas? " Tanya Zahra dengan mata yang sudah berkaca-kaca melihat suaminya menuntun seorang wanita

"Kamu ngapain disini Zahra? Kamu sakit? "

"Jawab pertanyaan aku mas"

Agam diam mematung ia bingung dengan dirinya sendiri mengapa ia bisa setega ini menyakiti dan membohongi zahra

"Dia mantan pacar mas selama di jakarta"

Mendengar penuturan Agam membuat hati Zahra sakit untuk kesekian kalinya. 

"Jadi kamu ga pernah pulang karena menemani MANTAN kamu yang sakit? " Tanya Zahra dengan menekankan kata mantan

"Kecewa aku sama kamu" Zahra pergi dari hadapan Agam dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipinya, namun Agam tak selangkah pun mengejar Zahra yang pergi dengan perasaan kecewa

"Sayang ayo pulang" Ajak Intan

=====================

Di sebuah taman rumah sakit yang luas ditumbuhi rerumputan hijau dan subur. Terdapat beberapa bunga Lili dan mawar yang sedang bermekaran. 

Zahra duduk di salah satu bangku taman rumah sakit, raut wajahnya terlihat memikirkan sesuatu, apakah benar yang suaminya katakan. Mengapa hal ini harus terjadi padanya, seolah takdir sedang mempermainkan nya. 

Pertahanan Zahra akhirnya jebol juga di rintik hujan yang semakin lama semakin besar. 

Air mata nya menetes. Ia tak sanggup untuk mengatakan sesuatu. Hatinya teriris, benarkah yang dikatakan suaminya? Jika benar ia akan merelakan suaminya. 

"Aku harus kuat, demi anak yang kukandung, aku harus kuat" Lirih nya. Dadanya begitu sesak melihat Agam menuntun wanita lain di depan matanya. Hanya menepuk-nepuk dadanya yang semakin lama semakin terasa sesak. 

"Kamu baru pulih tidak baik hujan-hujanan seperti ini" Ucap seseorang sambil memayungi Zahra. Zahra bangun dari duduknya dan menatap mata hitam pria tersebut. 

=====================

Sudah lima hari Zahra istirahat dirumah dan saat ini Zahra menatap pantulan nya di depan cermin ia sudah siap dengan gamis navy dan pashmina Dusty Pink menambah kesan manis pada dirinya. Hari ini ia akan memulai aktivitas lagi. Dia tersenyum mencoba memperingati dirinya sendiri agar tidak membuat beban pikiran nya. 

"Assalamu'alaikum, Zahra" Salam wulan yang sudah diambang pintu rumah Zahra

"Waalaikumsalam"

"Yuk berangkat sekarang, supir udah nunggu" Ucap Wulan. 

"Supir? " Tanya Zahra, heran dengan kelakuan teman nya

"Iya supir, itu supirnya baru keluar" Jelas Wulan kemudian menunjuk ke arah Danish yang baru saja keluar dari mobil. 

"Eh kecoa, ogah amat gua jadi supir lo" Ujar Danish dengan sengit

Zahra melihat Wulan ingin membalas ucapan Danish namun dengan cepat Zahra memotong. 

"Udah mending berangkat sekarang nanti kesiangan dan juga kita belum survei gedung" Jelas Zahra dengan lembut

"Yaudah yuk berangkat" Ajak Danish

Ditengah perjalanan notifikasi ponsel Wulan berbunyi dengan segera Wulan membuka ponsel dan betapa bahagia nya Wulan mendapat kabar bahwa dosen killer yang ia takuti tak masuk untuk mengajar. 

"Wulan kamu kenapa? " Tanya Zahra yang bingung melihat tingkah laku Wulan yang sedang senyum-senyum sambil menatap ponsel nya. 

"Kamu jangan heran melihat Wulan seperti itu ra, dia kan sudah tidak waras lagi" Ucap Danish, sedetik kemudian mendapat lemparan buku yang dilempar oleh Wulan

"Bar-bar banget sih! "

"Emang kenapa? Gak suka? "

"Udah-udah kalian kenapa sih ribut terus setiap ketemu? Awas jodoh loh" 

"amit-amit deh jodoh sama mahluk setengah manusia kaya dia" Ucap Danish yang membuat Wulan makin berapi-api

"Udah lan jangan di ladenin, kamu kenapa senyum-senyum gitu? "

"Bu Nesya ga masuk ra" 

"Alhamdulillah" 

"Jadi kita bisa mensurvei gedung sekarang biar nanti pulang langsung bobok" Usul Wulan

"Boleh juga tuh idenya"

"Menurut kamu gimana ra? " Tanya Danish

"Aku setuju aja"

"Yaudah kita berangkat sekarang ya" 

Zahra, wulan dan Danish sudah menuju dimana mereka akan mensurvei gedung yang akan digunakan oleh organisasi mereka. 

"Wah lagi ada acara kak di gedung nya" Ucap Wulan yang melihat banyak sekali papan bunga, Zahra melihat salah satu papan bunga pernikahan dan betapa terkejutnya saat melihat nama yang sudah seminggu ini ia rindukan, namun Zahra mencoba berfikir tenang mungkin itu bukan nama suaminya. 

"Ra kok ngelamun" 

"Enggak kok, yuk turun"

Zahra turun dari mobil dengan rasa penasaran ia langkahkan kakinya untuk melihat pengantin yang sedang berbahagia hari ini. 

Namun Zahra dikejutkan oleh pemandangan yang terlihat oleh matanya. Sang suami telah menjabat tangan penghulu untuk melakukan akad nikah

"Saya Terima nikah dan kawinnya Nesya Lintani Arsyadi binti Irawan Arsyadi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"

"Oh bu Nesya yang nikah" Ujar wulan yang melihat akad tersebut

Zahra mendengar dan menyaksikan secara langsung ijab qabul suaminya yang kedua kali setelah ia, dan Zahra dikejutkan ketika melihat pengantin wanitanya adalah dosennya sendiri. 

Bagai ditusuk ribuan jarum yang rasanya sangat menyakitkan sampai ke dasar hati. 

Yaallah mengapa harus hamba

Air mata yang sejak tadi ditahan namun harus lolos ketika Agam mencium kening istri barunya.

"Mas Agam" Ucap Zahra lumayan kencang dan mampu terdengar oleh Agam dan Intan

sebening Cinta azzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang