Part 25

1.9K 109 3
                                    

Orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya dalam keadaan tidak baik-baik saja, Vinka semakin cemas melihat beberapa sobekan baju yang dikenakan Zahra, pikiran nya berkelana, apa yang sudah terjadi pada anaknya. 

Seorang ibu hanya bisa menangis dan panik melihat anaknya terbaring ditempat tidur. 

Sudah delapan jam Zahra belum sadar. Walau Zahra bukan anak yang terlahir dari rahimnya namun ia sangat menyayangi dan mencintai Zahra layaknya seorang anak. 

Seorang Ibu hanya mampu merasakan penderitaan dan kesedihan yang dialami anaknya, seperti saat ini Vinka hanya bisa berdoa dan menunggu Zahra sadar. 

Perlahan, Zahra membuka matanya menatap sekeliling kamar ternyata ia berada di rumah Faiz, Zahra mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya membuat mata dengan netra kecoklatan itu menutup kembali. 

"Zahra… 

Panggilan dan sentuhan lembut di tangan, membuat ia membuka kembali matanya. Zahra melihat Vinka yang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. 

" Kamu sadar nak" Vinka menatap Zahra dengan penuh haru. Ia menoleh pada suaminya yang sedari tadi duduk di sebelah kanan Zahra. 

Zahra diam termenung mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, suara desahan Agam terngiang di telinganya. Ia masih mengingat betapa bejat kelakuan suaminya, desahan Agam membuat hati Zahra hancur. Setitik air mata jatuh dari pelupuk mata Zahra yang selama beberapa bulan ini selalu menampakkan kesedihan. 

"Zahra kenapa nak? Apa ada yang sakit" Tanya Vinka yang panik melihat Zahra menangis dalam diamnya. Zahra menutup matanya, berusaha melupakan kejadian itu namun hanya suara desahan yang selalu terniang di benaknya. 

"Nak… " Panggil Faiz yang sudah tak mampu melihat Zahra terpuruk. 

Zahra membuka matanya mentap bibik dan pamannya secara perlahan, lalu menatap lurus ke langit-langit kamar. 

"Kenapa harus Zahra? "

"Kenapa Zahra gak pergi untuk selamanya aja" Vinka membekap mulutnya, ia tak percaya jika Zahra akan seperti ini. 

"Sebenarnya apa yang terjadi sayang" Hanya Faiz yang sudah mendekati Zahra. 

"Mas Agam memaksa Zahra untuk melayaninya dengan secara kasar Ayah" Faiz dan Vinka membeku mendengar pernyataan dari Zahra. 

Prangg

Faiz memecahkan kaca yang ada di kamar Zahra dengan kepalan tangannya. 

Ia merasa sudah gagal melindungi keponakan satu-satunya, ia meresa kecewa dengan diri sendiri. Isak tangis yang keluar dari bibirnya, membuat Vinka menghampiri Faiz. 

"Ayah… " Panggil Vinka dengan suara lembut, ia tahu jika suaminya terpukul atas kejadian ini, walau hanya seorang keponakan namun hati Faiz tetap sakit melihat Zahra seperti ini. 

"Besok akan ayah urus perceraian kalian"

Jelas Faiz dengan suara dan tatapan yang dingin. 

===============

POV Zahra

Senja adalah sebuah pembatas antara siang dan malam. Senja adalah pemisah, agar keduanya tidak berjumpa. Begitu juga dengan hubungan kita, apa dengan cara berpisah hati ini bisa berdamai dengan keadaan? Benar apa yang dikatakan orang, cinta akan kembali pada sang pemilik hati. Seperti saat ini, sejauh apapun aku berjuang untuk mendapat cinta dari kamu. Kamu memilih orang lain untuk masuk kedalam rumah tangga kita. 

sebening Cinta azzahraWhere stories live. Discover now