Part 29

2.8K 102 10
                                    

Pernah mendengar ungkapan. Jodoh itu misteri namun kematian itu pasti? Ya, disaat manusia mengalami takdir kelahiran, jodoh dan kematian. Kelahiran disambut dengan suka cita, datangnya jodoh juga disambut dengan kegembiraan, namun datangnya kematian akan disambut dengan kesedihan bagi keluarga yang ditinggalkan. Ibaratnya manusia yang hidup akan menunggu kematian. Setiap pertemuan akan mengajarkan kita tentang terjadinya perpisahan. 

Pintu ruang operasi terbuka. Semua pasang mata yang menantikan kabar yang terjadi didalam tertuju pada satu seseorang yang bersnelli disana. 

"Dok, semuanya berjalan lancar kan? Bagaimana keadaan Zahra dan anak-anak saya dok? Mereka baik-baik saja kan? " Tanya Danish dengan bertubi-tubi

"Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik. Namun nyawa pasien tidak dapat tertolong… 

Deghh

Flashback on

Brakkkk

Mata Danish membulat sempurna melihat Zahra sudah tergeletak di jalan yang mulai ramai, sekilas Danish mengenali mobil yang baru saja menabrak calon istrinya. 

" ZAHRA… . 

Jerit Danis yang tersadar dari rasa terkejutnya

Zahra diam namun air mata terus mengalir di pipi chubby nya. Dia memegang perutnya dengan erat. 

"Sa… sakit ka… kak" Lirih Zahra

"Bertahan sayang, kita kerumah sakit sekarang" Zahra menggeleng. 

"Kak semalam aku bermimpi ketemu Ibu dan ayah. Mungkin perjuangan Zahra sampai disini" Nafas Zahra semakin terdengar berat

"Gak! Kamu harus selamat. Kita kerumah sakit sekarang! "

"Kak… . 

Panggil Zahra kemudian memegang pipi Danish dengan tangan yang sudah dilumuri banyak darah. 

" Terimakasih sudah memberi warna untuk beberapa bulan ini. Zahra bahagia, sangat bahagia. Kak, Zahra sayang kak Danish" Danish tak kuasa mendengar penuturan Zahra, hanya air mata yang deras dan jatuh membasahi wajah Zahra. 

"Kak sakittttt Zahra gak kuat. Laa… ilaha illallah" 

"Bangun Zahra Jangan tutup mata kamu sayang. Bangun Zahra!!! " Danis panik saat mata Zahra tertutup rapat dan tangannya pun sudah tidak lagi mengelus pipinya

"Zahra bangun!!!! Kakak sayang kamu ra bangun" Air mata Danis terjatuh untuk kesekian kali, perjuangan nya untuk menjaga Zahra kini sia-sia. 

Flashback off

Danis tertawa hambar, kemudian menghampiri Faiz yang yang terdiam seribu bahasa mendengar penuturan sang dokter. 

" Zahra pasti lagi bercanda, ayah tau kan kalau selama sebulan ini Zahra suka sekali bercanda?  Zahra pasti lagi bercanda ayah" 

Danis tertawa semakin nyaring dan menghampiri Vinka yang sudah menangis didalam pelukan Intan. 

"Bunda jangan nangis!!! Zahra pasti pura-pura Danis tahu bunda kalau Zahra sedang main-main" 

Semua orang terdiam termasuk Agam yang baru saja mengetahui jika adik sekaligus mantan istrinya meninggal, tidak ada sepatah katapun yang keluar hanya air mata yang menggambarkan betapa hancur hatinya saat ini. 

"Kenapa kalian pada menangis? Zahra baik-baik saja dia hanya main-main Danish yakin itu… . .  

Plakk

"Sadar Danish sadar" Tangan Daniel bergetar menampar putranya. 

"Ikhlaskan Zahra sudah tidak ada" Bentak Daniel. 

Danish tak bergeming hanya air mata yang terus mengalir. Pria itu menghapus air matanya dan menatap satu persatu orang yang ada disana sudah menangis. Mana mungkin Zahra pergi, mereka baru saja merangkai masa depan bersama. Zahra tidak mungkin meninggalkan nya. 

Dengan langkah cepat Danis menerobos masuk kedalam ruang operasi. Suara denging monitor menyambut nya. Danish mematung melihat tubuh Zahra yang terbujur kaku. 

Langkah demi langkah Danis mendekati Zahra. Ia meraih satu tangan calon istrinya, mencium tangan tersebut, tangan yang dulu terlihat halus sekarang terasa dingin. Danish tersenyum melihat wajah cantik Zahra yang sedang tersenyum dan begitu tenangnya terpejam. 

"Kamu capek ya habis jalan-jalan tadi? "

"Kita pulang ya, kamu istirahat dirumah aja ya" Danish mencium punggung tangan Zahra untuk kesekian kalinya. 

"Zahra bangun ya sayang, nanti kita beli es tebu yang banyak ya" Lirih Danis 

"Bangun sayang, jangan buat kakak menunggu. Kamu gak kasihan sama kakak? Kakak gak sanggup harus menunggu terlalu lama lagi"

Danish menangis dengan keras tidak peduli jika ia terlihat lemah didepan orang lain. Pria itu mendekati telinga Zahra dan berbisik "Zahra dengar kakak! Kakak tau kamu capek tapi Jangan seperti ini, bangun kakak bilang bangun ra… hiks…

"Zahra bangun!!! Kakak disini menunggu kamu. Bangun sayang bilang ke mereka kalau kamu hanya tidur. Jangan tinggalin kakak Zahra, kakak mohon… . 

"Danish!!! " Daniel menarik paksa putranya menjahui Zahra yang akan segera dipulangkan kerumah duka. 

"Sadar, Zahra sudah pergi" Ucap Daniel dengan mengguncangkan bahu Danish cukup kuat. 

Danish jatuh tersungkur ke lantai, hanya air mata yang keluar saat matanya memandang Zahra yang sedang dilepas segala alat bantu yang ada ditubuhnya. 

"Istighfar nak, Zahra sudah pergi. Ikhlaskan dia, biarkan Zahra beristirahat dengan tenang" 

Faiz tidak kuasa menahan tangisnya. Bukan hanya Danish yang yang kehilangan Zahra namun diluar dugaan ternyata Danish sangat terpukul atas kehilangan Zahra. Zahra keponakan yang sudah ia anggap sebagai anak kandungnya harus pergi saat kebahagiaan baru menyapa. 

Vinka tak kuasa melihat kedua anak yang Zahra kandung dengan penuh kasih sayang harus secepat ini kehilangan ibunya, apa yang ia takutkan terjadi. Vinka mengalihkan pandangannya saat kedua bayi tersebut menangis, ia tak kuasa melihat beribu luka yang akan dialami kedua anak kembar tersebut. Zahra memejamkan mata untuk selama-lamanya, putrinya tidak menepati janji untuk selalu berada disampingnya. 

********************

Udah mendekati ending aja ya😭
Insyaallah aku bikin cerita baru tapi mau minta jeda waktu untuk istirahat dulu ya😁

sebening Cinta azzahraWhere stories live. Discover now