Part 6

1.7K 108 4
                                    

Setiap rumah yang menjadi tempat tinggal , pastinya menyimpan berjuta cerita. Tentang bagaimana bahagia,tertawa,sedih,marah,kecewa, dan lain sebagainya. Setiap sudut nya punya kenangan, setiap dinding nya merekam kata-kata yang pernah kita ucap. Kamar adalah tempat paling favorite pastinya. Tempat dimana kita bisa jadi diri sendiri, tempat untuk meluapkan emosi, tempat untuk menuju dunia mimpi setiap malam hari. Ada pula ruang tamu dan ruang keluarga. Tempat dimana kita berdiskusi,bercanda,memperlakukan tamu-tamu kita bak seorang raja. Itu hanyalah dua ruang dari banyaknya ruangan yang ada di setiap rumah.

Sudah dua minggu ini Zahra menempati rumah suaminya rumah dengan bentuk minimalis terkesan sederhana dan juga ada halaman yang cukup luas di depan dan belakang rumahnya. 

"Mass… " Panggil manja Zahra pada Agam

"Iya sayang, ada apa hmmm… " Ucap Agam sambil memeluk Zahra dari belakang dan menghirup wangi tubuh Zahra 

"Mas boleh ga aku menanam bunga dihalaman depan dan belakang, kayaknya bagus deh mas jadi rumah mas nanti kaya penuh tanaman gitu Zahra juga jadi ada kegiatan baru" 

"Boleh tapi ada dua syarat" Zahra mencebikan bibirnya dan terkesan imut di mata Agam

Cup.. 

"Masssss… .. . .. "

" Aduh ampun… sayang… " Gaduh Agam saat Zahra mencubit pinggang dan perut Agam 

"Mas kenapa cium Zahra iiih mas Agam nyebelin"

"Habis kamu imut banget"

"Au ah Zahra ngambek" 

"Yaudah gak jadi juga bikin tanaman di halaman rumah" Zahra membulat kan mata kaget dengan penuturan Agam barusan. 

"Iiih mas Agam kok nyebelin si Zahra kan cuman ngambek harusnya dibujuk gitu"

"Oh jadi istri mas mau dibujuk ya" Agam tertawa melihat tingkah istrinya yang membuat games sendiri. Zahra yang mendengar kata istri membuat pipinya panas seketika

"Hmmm ini pipinya kenapa ya kok merah gini" Ucap Agam sambil mengelus pipi chubby Zahra 

"Mas udah ah jadi gak nih tadi Syarat nya apa mas? " Zahra mengubah topik pembicaraan karena tak kuat harus diledek Agam terus menerus menurut nya Agam berubah menjadi pria nyebelin saat sudah menjadi suaminya

"Oke yang pertama kamu gak boleh bilang ini rumah mas ini rumah kita berdua ra dan yang kedua cium dulu dong" Ujar Agam sambil menunjuk bibir nya. 

"Mas Zahra malu"

"Yaudah gak jadi beli bunga kalau gitu" Agam menggertak Zahra dan bangun untuk meninggalkan zahra

"Iya mas iya Zahra mau, tapi mas tutup mata ya, kan Zahra malu" Ucap Zahra sambil tersenyum licik

"Oke" Agam menutup mata tapi Zahra mulai beranjak pergi kekamar sekuat tenaga Zahra menahan tawa nya agar Agam tak tahu bahwa dirinya sedang mengerjai sangat suami

"Mas kejar Zahra haha tangkap kalau bisa " Teriak Zahra sambil menjauhi Agam, sontak saja Agam membuka matanya dan ia melihat Zahra sedang berlari

"Oh kamu ngerjain mas ya, awas kamu kalau ketangkap mas ketekin sampe pingsan"

"Hahahah" Tawa Zahra memenuhi rumah Agam tawa yang enam tahun ini yang dirindukan. Agam berhasil menangkap Zahra namun badan nya terjatuh di sofa ruang tengah karena kehilangan keseimbangan saat menangkap Zahra alhasil dirinya jatuh menimpah Zahra. Sesaat mereka terdiam saling tatap sampai tak terasa hidung mereka sudah saling bersentuhan, entah siapa yang memulai, pelan tapi pasti mereka saling menikmati ciuman yang tak direncanakan ini.

"Bersiap la nanti kita beli  yang kamu mau" Ucap Agam saat begitu sadar ketika Zahra mulai kehabisan oksigen. 

Sore ini Agam dan Zahra menuju toko bunga sesuai permintaan sangat istri Agam pun memenuhi nya asal Zahra senang dan nyaman tinggal di rumahnya. 

Zahra menggandeng tangan kekar Agam sambil melihat lihat deretan bunga gladiol warna warni yang berjejer rapi. 

"Mas aku mau beli bunga ini? " Pinta Zahra sambil menunjukkan bunga gladiol 

"Boleh sayang" Jawab Agam sambil melihat bunga gladiol itu

"Mas malu jangan manggil gitu ditempat umum" 

"Oh jadi malu ya" Ledek danis sambil memeluk punggung Zahra 

Zahra terkejut dengan perlakuan suaminya kenapa Agam menjadi semenyebalkan seperti ini dan membuat Zahra mengerucutkan bibir nya 

"Itu bibirnya kenapa? Mau mas cium kaya tadi sampe gak bisa nafas?"

"Mas jangan nyebelin deh ini nanti gak jadi-jadi keburu sore nanti sampai rumah tidak sempat menanam" 

"Iya bawel" Ucap Agam yang merasakan Zahra makin lama makin menggemaskan dimatanya

Cup… 

dilihatnya Zahra yang ingin membalas ucapannya secepat mungkin Agam mencium bibir zahra, sontak saja Zahra ingin marah namun Agam lebih dulu mengajaknya pulang agar tak kemalaman karena hari mulai petang. 

===========================

Agam sedang menanam bunga yang sudah mereka beli dengan telaten Agam menanam dan menaburkan pupuk diatas tanah yang sudah ditanamkan bunga-bunga yang sudah Zahra pilih. Sedangkan Zahra mereka menyiram tanaman yang sudah selesai ditanam dengan jahilnya Zahra menyiramkan air ke Agam 

"Hahahahaha" Tawa Zahra pecah saat melihat Agam yang sudah basah karena air yang Zahra siram 

"Awas ya kamu" Ucap Agam dan dengan cepat Agam memutar keran dan membalas perlakuan Zahra, Agam yang melihat Zahra sangat semangat menghindari serangan darinya tak disangka Zahra hampir terjatuh terpeleset karena tanah yang licin. 

Dalam sesaat mata mereka berpadu saling menyelami satu sama lain 

"Pengantin baru!" Agam dan Zahra kompak menatap sumber suara

"Putra"

"Gak usah mesra-mesraan di luar. ga sadar apa sampe dilihat tetangga"

"Ngapain lo kesini? Ganggu aja" Sengit Agam 

"Kak putra masuk dulu ya" Ucap Zahra yang dibalas dengan senyuman oleh putra

"Zahra masuk dulu ya bikin minum" Titah Agam dan Zahra mengikuti apa kata suaminya untuk membuatkan minum

"Gua mau ngomong masalah intan"










sebening Cinta azzahraWhere stories live. Discover now