Part 20

1.7K 89 4
                                    

Brakkk

Putra membuka pintu dengan secara kasar, ia berjalan ke arah Agam yang sedang duduk di meja kerjanya. Dengan kasar putra menarik kerah kemeja yang digunakan Agam. 

"Apa bener lo udah nikah sama Intan? " Putra bertanya dengan wajah dan mata yang memerah karena emosi. 

"Iya"

Bug

Bug

Dua pukulan keras mendarat di rahang dan pipi Agam, laki-laki itu hampir terjatuh kalau saja tidak bertumpu pada meja kerjanya. 

Dengan kasar putra menarik kembali kerah kemeja Agam. 

"Gua tanya sekali lagi apa bener lo nikah sama Intan" Agam memejamkan matanya, ia menahan sakit dan juga merasa takut jika putra sudah kalap dengan emosi. 

"Gua udah menikah dengan Intan sebulan yang lalu"

Bug

Bug

"Dipikiran lo apa sih gam? " Tanya putra yang sudah prustasi dengan situasi percintaan sahabat nya

"Gua ngelakuin ini terpaksa putra" Putra mendelik mendengar ucapan Agam

"Lo bilang terpaksa tapi Intan hamil anak lo gam" 

"Itu bukan anak gua put" Putra terkejut dengan ucapan Agam seperti kaset yang berputar putra mengingat ia pernah melihat Intan sedang mabuk dan dibawa ke kamar hotel oleh laki-laki lain.

"Maksud lo apa? "

"Intan diperkosa saat dia mabuk berat" 

"Terus kenapa harus lo yang nikahin dia bego"

"Karena Intan gak tau lagi harus ngomong apa ke orang tuanya, kalau dia hamil diluar nikah"

"Gimana dengan Zahra gam, walau Intan dan Zahra hanya sepupu tiri, tetap aja itu gak pantes lo nikahin mereka"

"Terus apa yang harus gua lakukan put? "

"Lo harus bersiap jika suatu saat nanti Zahra minta pisah dari lo"

=================

Zahra pov

Waktu terus berlalu, hari berganti hari rasa kecewa dan sakit hati yang aku rasakan sekarang semakin terkikis bersamaan dengan hari yang berlalu. 

Dokter Bayu, dokter spesialis psikologi, ayah dari kak Danish. Menyarankan aku agar pergi ke tempat yang membuat pikiran ku tenang. Aku memilih pergi kerumah ayah, rumah yang penuh dengan kenangan dan kasih sayang ayah masih terasa di rumah ini, rumah yang selalu hangat walau ayah sudah tak bersama ku.

Setelah aku kembali ke kampung halaman banyak sekali kegiatan yang aku lakukan agar pikiran ku tenang, seperti saat ini aku sedang berkeliling di kebun teh milik peninggalan ayah ku. 

"Mbak maaf saya mau nanya, apa mbak tau alamat ini? " Tanya seseorang yang usianya sekitar diatas umur ayah, aku melihat alamat yang diberikan oleh bapak itu, namun ternyata yang dicarinya ialah rumahku. 

"Maaf Pak, ini alamat rumah saya. Rumah bapak fauzi" Dapat ku lihat bapak itu tersenyum bahagia 

"Apa kamu anak dari fauzi yang bernama Zahra"

"Iya Pak benar"

"Alhamdulillah akhirnya saya menemukan kamu"

"Maksud bapak apa ya? "

"Boleh saya kerumah kamu?" 

"Saya akan menjelaskan semuanya, kamu tenang saja, saya bersama istri saya bukan orang jahat" Ucap Faiz, yang melihat kebingungan di dalam diri Zahra

"Baik Pak, silahkan"

======================

Setelah sampai kerumah faiz segera menberitahu Zahra apa tujuan nya ia mencari keluarga Zahra. 

"Saya Faiz, paman kamu. kakak dari Fauzi"

"Tapi… . 

"Ini saya ada foto nikah ayah dan ibu kamu" Sela  Faiz, kemudian mengeluarkan foto yang selama ini ia simpan dengan baik. Zahra mengamati foto itu dalam diam. Foto yang sama, yang dipanjang oleh ayahnya di dalam kamar. 

"Iya Pak ini, ibu dan ayah Zahra" Lirih Zahra yang merasakan sedih melihat foto itu namun di lubuk hatinya ada secercah kebahagiaan ia memiliki keluarga. 

Flashback on

"Fauzi" Sapa Faiz kemudian duduk disamping fauzi

Fauzi diam , pandangan nya kosong menatap pintu ruangan dimana istrinya sedang bertaruh nyawa setelah melahirkan anaknya didunia. 

"Bagaimana keadaan Ningrum? " 

"Ningrum kritis mas"  Jawab fauzi kemudian menangis, disaat dirinya pertama kali jatuh cinta mengapa harus diuji dengan ujian yang sangat berat. 

"Kamu percaya sama Allah, Ningrum akan baik-baik saja" 

Pintu ruang oprasi terbuka, fauzi segera memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada dokter yang menangani Ningrum. 

"Maaf kami sudah melakukan yang terbaik namun Allah berkata lain, istri anda tidak dapat tertolong"

Fauzi tak bergeming dari tempat dia berdiri, ia tak percaya jika harus kehilangan sosok Ningrum dalam hidup nya, pria itu jatuh ke lantai, air matanya kembali tumpah. Mana mungkin istrinya tega meninggalkan ia seorang diri. 

=====================

Setahun sudah kepergian Ningrum namun tak ada yang berubah dari fauzi ia tetep murung dan melamun bahkan Zahra sampai diurus oleh kakak iparnya yaitu istri dari Faiz, kakak kandungan dari fauzi. 

Faiz memiliki anak perempuan yang berumur tujuh tahun, Intan sangat dekat dengan Zahra karna semenjak Zahra tinggal di rumah faiz Intan memiliki teman bermain dan dirinya tidak kesepian kala ia ditinggal dirumah dengan bibik. 

Namun setelah itu fauzi membawa Zahra pergi ke kampung halaman Ningrum, sejak saat itu faiz tak mendapat kabar apapun tentang keadaan adik dan ponakannya. Karna keterbatasan sinyal yang membuat dirinya dan juga fauzi terpisah. 

Flashback off

"Jadi bapak adalah paman Zahra"

"Iya sayang, saya paman kamu"

"Tapi maaf ayah sudah pergi menyusul ibu" Tangis Zahra pecah kala harus mengingat kejadian itu. 

"Innalillahi..." Faiz terdiam, ia menyesal mengapa harus sekarang ia mencari keberadaan adiknya mengapa tidak dari dulu. 

Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup.Dan sebab apapun yang datang menghampiri tidak akan membahayakan yang bersangkutan sebelum ajalnya tiba karena Allah Ta’ala telah menetapkan dan menakdirkannya hingga batas waktu yang telah ditentukan. Tidak ada satupun umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan.

sebening Cinta azzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang