11. Ngak Peka

5 3 0
                                    

      Meski malam kemarin gagal tampil karena penculikan yang terencana itu. Malam ini Denis membawa Brina kesebuah tempat dimana lampu-lampu kecil berkedip dimana-mana bahkan lampion menerangi langit malam bersama ketenangan bintang-bintang, begitu juga sang bulan yang menerangi dengan cahaya nya yang terang.

"Denis kita mau kemana sih?"

Brina yang ditutupi matanya merasa tidak sabar ingin membuka penutup matanya itu.

"Bentar lagi sampai"

Denis menuntun jalan Brina untuk menuju ketempat tujuan.

"Oke aku buka ya"

Denis membuka penutup matanya, Brina membuka perlahan kelopak matanya, melihat kesekelilingnya dengan blur atau tidak jelas setelah benar-benar terlihat jelas Brina hanya bisa memandangi keindahan malam ini menikmati udara segar yang menenagkan.

"Loe suka?" tanya Denis setelah beberapa menit diam.

"Suka...suka...suka banget malah, tapi ini ada apa kok tumben?"

     "Gue cuma mau loe makan malam sama gue" ujar Denis dan membenahi duduknya.

      "Makan malam sama loe? Ditempat yang indah ini?" tanya Brina heran.

     "Yap...setelah kejadian kemaren malam gue merasa loe pasti tertekan, dan gue berencana untuk menghilangkan ketegangan dihati loe itu"

     "Denis...makasih ya loe emang teman terbaik gue"

    "Emmm...iya..."

"Brina asal loe tahu gue suka sama loe...kenapa loe ngak peka gitu" batin Denis.

"Nis...loe kenapa kok ngalamun?"

Brina mencairkan lamunan Denis.

     "Eh iya maaf ngak ngalamun kok, ya udah dimakan yuk keburu ngak enak"

    Brina dan Denis sama-sama menikmati makan malam bersama meski Denis masih belum bisa mengatakan apa yang dirasakan hatinya pada Brina.

    Jam menunjukkan pukul 21:00 mereka masih menikmati udara malam yang segar tak ada yang memecah kebisuan hanya orang berlalu lalang yang melewati keduanya seakan tak peduli pada mereka.

     "Denis makasih ya loe udah buat gue seneng hari ini, kita pulang yuk udah malam banget nih"

    "Ahaha...iya santai aja, oke gue anter ya"

    Brina menjawab dengan anggukan.

    Sampai dihotel Denis langsung pamit untuk pulang karena sudah benar-benar larut malam kalau Denis mampir ke hotel ia takut menjadi bahan omongan orang.

"Denis sekali lagi makasih"

    "Iya sama-sama, loe istirahat sampai ketemu besok"

      "Oke...hati-hati"

Setelah melambaikan tangan Denis melaju dengan kecepatan tinggi untuk sampai rumah lebih cepat.

     "Mah Denis pulang"

"Denis dari mana aja sih kamu katanya cuma sebentar mamah khawatir tahu"
 
     "Iya mah, maaf Denis tadi jalan sama Brina"

     "Wah bang Denis...suka ya sama Brina?" Berlin langsung nyerobot.

     "Ih apaan sih...jangan ikut-ikutan kenapa sih?"

    "Yee...gitu aja ngambeg...kalau ngabeng biasanya fakta tu" goda Berlin.

     "Ampun deh, terserah loe gue mau tidur bye..." Denis meninggalkan Berlin dan mamahnya, dibalik punggung Denis tersenyum karena menyadari kalau ia benar-benar suka dengan Brina.

Ada cinta dihati DenisWhere stories live. Discover now