18. Pelaku sebenarnya

3 1 0
                                    

     Pagi ini Brina benar-benar menemui Denis di rooftop, sebenarnya kemarin malam Brina sudah melihat ponsel nya tapi karena Brina masih sakit hati Brina memutuskan untuk tetap diam.

      "Ada apa?"  Brina tiba dengan muka datarnya, tangannya sudah berada di samping pinggangnya melenggang.

       "Brina...gue yakin loe pasti kesini"

       "Ada apa?"

"Loe masih marah sama gue?" Denis langsung pada intinya.

      "Ya...gue masih marah sama loe"

      "Jadi itu yang buat loe jalan sama Haris?"

      "Loe tahu?"

"Brina...Brina...gue tahu semuanya, loe sama gue menghabiskan waktu bersama jadi mana yang gue ngak tahu hahaha"

      "Denis...!"

"Ups...udah maafin gue, loe ngak bisa marah lama-lama sama gue kan?"

      "Siapa bilang?" Brina menaikkan alisnya.

      "Hati loe yang bilang"

"Kenapa loe tahu?" Brina merasa binggung kenapa Denis tahu tentang hatinya.

      "Kesini deh"

"Ada apa...?" Brina mendekat.

      "Karena ini!" Denis memeluk Brina dengan cekatan.

      "Denis apa ini?"

"Loe tadi bilang dari mana gue tahu, dari ini gue tahu...."

     "Lepasin!"

"Rin...gue tahu gue banyak kesalahan sama loe, gue minta maaf sama loe"bisik Denis ditelinga Brina.

      "Iya...lepasin gue...gue malu banyak siswa ini" Brina mencoba melepas pelukan Denis.

     "Ini masih pagi...ngak ada yang tahu kalau gue peluk loe disini" Denis mencari alasan untuk tidak melepas pelukannya.

      "Denis..."

"Apa?"

     Brina memejamkan matanya, ia tidak menyadari 3 detik Denis melepas pelukannya.

      "Loe takut gue apa-apain?"

"Enggak"

      "Ya udah kita baikan?" Denis hendak menjabat tangan Brina.

     "Okey..."

Seluruh siswa sudah berada dikelas untuk mengikuti pelajaran kali ini, begitu juga Brina yang selalu absen saat pelajaran, ia masih bersama Denis di rooftop.

    Tanpa sengaja Denis dan Brina mendengar lamat-lamat suara berbicara, mereka pun menghentikan bicaranya mengintip dibalik tembok turun tangga, melihat Salsa dan Haris berbincang serius.

      "Ris...loe kemaren suruh temen loe pukulin Denis?"

       "Iya kenapa?"

"Bodoh gue kan bilang, loe jangan sakitin Denis loe cukup biat dia kapok bukan babak belir tahu!"

      "Loe sendiri tahu dari mana kalau gue pukulin Denis, eh maksut gue anak buah gue, loe tahu dari mana?"

      "Gue tahu saat Denis meletakkan surat keterangan dari dokter kemaren...loe kenapa nekat sih?"

       "Ya karena gue juga dendam sama dia, ya udah gue lampiasin aja sekalian"

        Denis dan Brina mendengar semuanya, jadi kemaren adalah rencana mereka berdua.

Ada cinta dihati DenisWhere stories live. Discover now