Bab 5| Bukan AB Three Apalagi Trio Kwek Kwek

400 46 0
                                    

"Eh, gue udah pernah bilang ke lo belom kalo gue sebenernya orang Jawa juga?" Tanya Anty suatu hari.

Ga ada angin ga ada hujan tiba-tiba topik pembicaraan kami out of the blue. Tapi inilah yang membuatku nyaman ngobrol dengan Anty. Padahal kami belum lama kenal tapi aku merasa kami seolah adalah teman lama yang bertemu kembali. Saking serunya ngobrol bareng Anty, tanpa sadar kami membicarakan banyak hal. Dari hal-hal umum sampai hal-hal khusus. Dari yang cuma basa-basi, ga penting-penting banget,  yang paling remeh, sampai yang paling penting.

"Belum."

"Mmm. Tapi kalo gue ngaku orang Jawa pasti orang-orang Jawa yang laen malu sama gue. Gue ga bakal diaku."

"Kenapa? Kamu pernah jelek-jelekin orang Jawa? Kamu pernah ngatain orang Jawa medok?" Tanyaku sambil asyik buka kulit kuaci yang seret. Sialan, cemilan yang ada di kamar kos Anty cuma kuaci. Emang aku Hamtaro apa? Oh ya, buat yang ga tau Hamtaro, Hamtaro itu serial kartun yang nyeritain tentang hamster dan tokoh utamanya bernama Hamtaro. Hobinya makan biji bunga matahari alias kuaci. Dulu gara-gara keseringan nonton Hamtaro, aku kepengen miara hamster. Tapi kuurungkan niat itu. Boro-boro miara hamster, miara semangat belajar aja gagal. Masih untung aku bisa lulus SMA dan diterima SPMB di universitas negeri. Itu keberuntungan yang sangat kusyukuri. Soalnya kalo aku gagal lulus SMA dan gagal masuk PTN, namaku pasti dicoret dari KK sama ibuku terus bakal dimasukin perut lagi. Lagian kuaci mah makan segimana banyaknya juga ga bakal kenyang. Pegel iya gara-gara bukain kulitnya.

"Ish, bukaaan.. Kalo gue karena ga bisa bahasa Jawa. Gue lahir di Bekasi, gede di Bekasi, kuliah doang baru di Jawa."

"Bekasi juga masih di Jawa, Ty..."

"Iya pokoknya di Jawa aja udah gitu. Intinya kalo gue nyebut Jawa tuh ya Jawa Tengah. Mana bahasanya ngapak lagi. Mana gue tau? Gue kan orang Jawa gadungan."

"Kenapa Jawa Barat dan Jawa Timur ga ikutan? Kan berdasarkan letak geografisnya, Pulau Jawa dibagi menjadi tiga bagian: Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kalo Jawa Barat dan Jawa Timur ga disebut ntar mereka iri loh, Ty."

Anty memutar bola mata. Kesal. Mungkin juga capek. Mungkin baru kali ini dia menemukan makhluk seajaib aku. Kalo ngomong sama aku harus super duper sabar karena aku emang tipe temen yang menguji kesabaran.

Aku tak mengindahkan ekspresi Anty itu. Saat aku masih berjibaku dengan kulit kuaci yang kesekian tiba-tiba ada orang mengetuk pintu kamar Anty.

"Ah, itu dia!" Dia melonjak girang.

"Siapa?" Tanyaku bingung setengah kaget karena Anty tiba-tiba melonjak. Aku kan lagi fokus bukain kulit kuaci. Untungnya bukan pas lagi makan kuaci. Kalo aku kaget pas lagi makan kuaci kan bisa keselek.

Anty membuka pintu kamar kosnya. Dia membawa seorang cewek berkulit putih, berkacamata, dan bermata sipit. Cina nih pasti.

"Ta-daaaa.. Ini Silvi. Mir, ini temen kita, Silvi." Kami berjabat tangan sambil senyum sementara Anty masih menjelaskan. "Dia bakal satu angkatan plus satu kelas sama kita. Orang Cikampek. Kenalin, Vi, ini Samira anak Pekalongan. Gue kenal Silvi pas registrasi kuliah tempo hari. Ternyata meski dia asli Cikampek tapi dia sekolah di Purwokerto pas SMA. Jadinya kita bisa jadiin dia tour guide sementara kita belom mulai kuliah. Kita cuma punya waktu hari ini kan?"

Aku ber-oh ria.

"Dih, wani piro lo bayar gue jadi tour guide?" Silvi sepertinya juga sama heboh dan nyablaknya kayak Anty. Aku terkikik mendengar dia ngomong bahasa Jawa.

"Pira," ralatku.

"Piro."

"Pira," aku meralat lagi.

Balada Mahasiswa: F R N D S (TAMAT)Where stories live. Discover now