Bab 41| The Flash(er)

135 24 0
                                    

Apa persamaan The Flash dan The Flasher? Sama-sama cepat. Bedanya kalo The Flash cepat larinya kalo The Flasher cepat bikin syok orang lain. Loh, emang apa sih The Flasher itu? Kalo The Flash pasti udah pada tahu lah ya. Apalagi kalo kamu ngaku sebagai pecinta komik dan fans berat komik-komik superhero keluaran DC Comics. Nah, kalo The Flasher apaan sih?

Jadi ternyata sebenernya The Flasher itu sama aja kaya Exhibionist

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jadi ternyata sebenernya The Flasher itu sama aja kaya Exhibionist. Iya, kelainan seksual yang bikin orangnya suka pamerin alat kelaminnya. Aku ga pernah mengalami kejadiannya secara langsung sih. Korban sesungguhnya itu Anty. Waktu itu tengah hari bolong. Matahari lagi terik-teriknya. Cuaca lagi panas-panasnya. Tapi daerah perumahan di kosan kami emang selalu sepi kalo siang. Maklum, kosan kami kan letaknya di perumahan baru jadi kebanyakan yang tinggal di sana adalah pasangan muda yang punya anak kecil. Rata-rata pasangan itu bekerja hingga sore hari dan anak mereka diasuh oleh baby sitter di rumah atau masih di sekolah. Tak heran jika daerah kosan kami selalu terlihat sepi di siang hari. Mungkin karena itulah The Flasher berani beraksi di siang hari alih-alih beraksi di malam hari. Apalagi kosan Anty kini juga menerima kosan untuk mahasiswa cowok yang kamarnya ada di depan. Alhasil, kalo malem kosan Anty emang nyaris selalu ramai karena biasanya para cowok itu bawa pasukan buat genjrengan main gitar di teras.

Yang jelas saat itu Anty tergopoh-gopoh naik ke kamarku dengan wajah pucat.

"Lo kenapa, Ty?" Tanyaku penasaran.

"Bentar dulu, Mir. Gue mau napas dulu. Gue tadi lari ke sini. Gue ambilin air putih dong. Tolong."

Biasanya aku akan protes kalau disuruh-suruh begitu. Tapi demi melihat napas ngos-ngosan Anty, aku menurut saja mengambilkannya segelas air putih.

"Ebuset! Ini kagak ada yang kecilan lagi gelasnya? Kembung dong gue minum air putih segini." Malah Anty yang protes setelah kusodorkan sebuah cangkir besar yang terbuat dari stainless steel. Isinya penuh pula.

"Niatnya malah tadi galonnya mau aku bawa sekalian tapi aku ga kuat angkatnya ke sini. Masih penuh soalnya."

Anty pasang ekspresi poker face yang menyebalkan.

"Kamu kenapa?" Tanyaku lagi sambil memperhatikan Anty yang sedang minum air putih bak kuda nil kehausan. "Emangnya lari dari kosan kamu ke kosan aku jauh banget ya sampe kamu kehausan gitu? Apa kamu abis diputerin sama jin jadi ga nyampe-nyampe ke kosan kamu sendiri?" Aku memberondong Anty dengan banyak pertanyaan sambil tetap memperhatikan Anty minum dengan rakusnya.

"Gue-" Anty meneguk air putih yang terkumpul di mulutnya lalu mengambil napas. "Betewe, ternyata gue abis juga minum segini."

"Kamu minum kayak kuda nil sih."

Anty melotot. Aku nyengir.

"Eh, kenapa? Ada apa tadi? Tadi kamu sampe buru-buru banget naik ke sini?"

"Itu, Mir-" Anty menelan ludahnya susah payah. "Gue abis diliatin itu-"

"Setan?"

Anty menggeleng. "Ini lebih serem."

Balada Mahasiswa: F R N D S (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang