15

7.5K 613 92
                                    

10 vote lagi buat part selanjutnya V:

•••

Malam itu, Andi sedang tidak di rumah. Katanya ada urusan sama teman. Alhasil, Lisa galau, jadi sadgirl dadakan.

Biasanya disaat-saat seperti ini, ia akan memutar lagu segede toa sembari bernyanyi tidak jelas.

Jarak antara kamar Brian dan Lisa cukup jauh. Sejauh mana gak tau sih, intinya jauh!

Brian dan kawan-kawan sudah berselimut manja di tempat tidur, mata pun tertutup siap mengantar mereka ke pulau kapuk.

Tenang ... damai ...

Semua telah terhanyut di mimpi masing-masing.

Yoga dengan mimpinya menikahi dua puluh wanita berdada jumbo.

Fiza dengan mimpinya menang panjat pinang waktu tujubelasan.

Brian dengan mimpinya, apalagi kalau bukan hidup bahagia bersama Dea.

Benar-benar tentram.

"Rindu pada orang yang salah... huoo... uooo..."

Fak.

Mata yang tadi tertutup serentak terbuka kembali. Ketiganya menutup telinga dengan kompak. Suara Lisa ... begitu sumbang.

"Pencemaran suara!" umpat Yoga tak tahan.

"Emak lu kloningan Gian?"

"Lu berdua mau digampar emak gua?"

"Huoooooo...."

"Kira-kira woi!" teriak Brian akhirnya.

Mendadak senyap.

Fiza dan Yoga kini bernapas lega. Mereka kembali ke selimut masing-masing, kembali ke mimpi yang sempat ter-pause.

Mata ketiganya terasa berat, tiga hari ini begadang terus sih. Padahal gak ada yang dikerjain pun.

Yoga telah terlelap, disusul Fiza dan Brian.

Malam yang tenang, hanya terdengar suara jangkrik di luar sana.

"AKU BUKAN BONEKAMU... BISA KAU SURUH-SURUH..."

"PANTEQ!"

Percuma mengumpat, Lisa menebalkan telinga pura-pura tidak dengar.

"Lama-lama kena kanker telinga gue!" Yoga ikut mengumpat, lagi.

Fiza memoles salep ke lehernya.

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Pukul 2 pagi, Andi baru pulang. Kalau sudah reuni sama temen-temen pria itu selalu lupa waktu.

Andi hendak membuka pintu pagar, tetapi matanya menangkap sesosok mirip gelandangan tengah tertidur damai di teras rumah tetangga.

Bukan satu, tetapi tiga.

Pasat-pasat dilihatnya dengan teliti. Andi mengenali dua diantara tiga makhluk di sana.

"Brian, Fiza, kalian ngapain di sana?"

"Terusir oleh suara sumbang," kompak ketiganya.

"Masuk, jangan ngegembel di rumah orang."

Seperti anak itik, mereka jalan berbaris kembali ke rumah.

"Bentar," cegah Andi. "Dia siapa?"

Semua tatapan menuju ke Yoga.

Shit.

Karena buru-buru keluar tadi ia sampai lupa memakai make-up.

"Aku Yuda, Om. Temen Ian."

"Ooo..." Pria itu mengangguk-angguk.

LOL

•••

Gabut, habis shalat subuh gak tau mau ngapain. Trio abnormal itu hanya berbaring terlentang di tempat tidur sambil memandangi plafon.

Namanya juga abnormal jadi mereka lain dari lelaki yang lain. Lebih tepatnya kelainan.

Satu pun dari mereka gak ada yang ngegame coba. Bisa kah itu dibilang lelaki? Kalau laki harusnya main game, liat pacar author, ngegame tross ampe lupa sama pacar sendiri. //numpang curhat.

Kalo kata Yoga, "Lebih asik kencan ama cewek-cewek bohay daripada game."

Pendapat Fiza lain lagi. "Mending nonton drama, apalagi drama Jepang, ada adegan 'anu'-nya."

Brian skip aja. Kalian pasti dah tau alesannya.

Ditengah kesunyian yang diwarnai oleh lagu-lagu indah dari para jangkrik di luar sana, suatu keajaiban seorang Fiza mau membuka suara memecah kesunyian.

"Tau fakta menarik gak?" Jarang-jarang loh seorang Fiza mau ribet-ribet ngomong selain bukan buat ngedrama.

"Enggak."

"Dan kau kira diriku peduli?"

Lelaki itu mengabaikan respon kurang menyenangkan dari kedua makhluk astral ini dan tetap melanjutkan kalimatnya.

"Sembilan dari sepuluh cewek pasti nyimpen foto seksi mereka di galery."

"Rasa ingin pinjem hp cewek."

"Tapi masalahnya, cewek mana yang mau meminjamkan hp dengan suka rela?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tapi masalahnya, cewek mana yang mau meminjamkan hp dengan suka rela?"

Yoga tampak berpikir keras dan Brian masih tidak peduli. "Kalo minjem hp adek lu boleh gak, Yan?"

"Siap rumah lu makan-makan malem nih?"

Siscon SomplakWhere stories live. Discover now