[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA]
Gimana kalau kamu itu menjadi pelabuhan terakhir untuk seorang Jeno? Menjadi suamimu serta menjadi ayah dari anak-anakmu kelak nanti.
Ini cerita tentang kamu dan suamimu Lee Jeno. Cerita dari awal bagaimana...
Suara motor yang berhenti tepat di depanmu sekarang membuyarkan kamu yang tengah mengelamun. Mengembalikan kesadaran yang sedari tadi entah memikirkan apa.
Tapi yang paling pasti adalah memikirkan dia yang tengah berjuang disana. Bagaimana kabarnya dia sekarang ? Kamu rindu.
Senyuman hangat kamu terima dari Yohan di balik suasana Bandung yang cukup berawan sekarang. Sepertinya akan turun hujan nanti.
" Udah siap dek ? "
Kamu merutuki diri sendiri karena tengah terperangah akan ketampanan sosok kakak tingkat yang ada di depanmu sekarang. Dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung nya menambah kesan ketampanan nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Ahh iya kak udah. Jalan sekarang ? "
" Diandra tau engga kamu keluar ? "
" Tau kok, udah bilang juga kalau nanti pulang agak telat soalnya mampir ke Eduplex dulu. "
" Oke. Nih helemnya. Gapapa kan jalan - jalan nya pakai motor ? Soalnya lebih seru keliling Bandung naik motor ketimbang mobil. "
" Gapapa kok kak. "
Ada rasa canggung ketika kamu berboncengan seperti sekarang ini. Jika saja dengan Jeno, kamu mungkin tanpa pikir panjang lagi akan memeluk tubuhnya sambil menyandarkan dagumu pada pundaknya.
Tapi sosok yang sedang mengemudikan motornya ini kak Yohan, bukan Jeno.
Jalan Braga. Yang dulu di kenal dengan Paris Van Java. Jalan yang ingin sekali kamu jelajahi. Jalan yang kanan kiri nya memperlihatkan bangunan kuno jaman dulu yang sangat begitu indah. Jalan kenangan nantinya untuk kamu yang pernah mengenyam pendidikan di kota bunga ini.
Perjalanan di lanjutkan dengan berjalan kaki. Meninggalkan motor yang entah kamu sendiri kurang tau dimana kak Yohan memarkirkan nya. Tau - tau lelaki itu sudah berdiri di sampingmu dengan tanganya yang sudah memegang camera.
" Mau sekalian di foto engga ? " tawar Yohan.
" Engga usah kak, ngapain ih. "
" Gapapa, biar orang lain tau. "
" Tau apa ? "
" Tau kalau Braga jauh lebih cantik ketika kamu ada di sini. "
Yohan tertawa sambil mengusap, merusak tatanan rambutmu. Ah bukan hanya rambut, hatimu di buat tak karuan rasanya.
Apalagi wajahnya yang terlihat senang ketika menggodamu seperti barusan.
