11

22.1K 5.6K 1K
                                    


















04th floor
















"Haruto belum ngabarin apa-apa?" Tanya Hyunsuk, khawatir. Pasalnya, Haruto belum mengabarkan apa-apa dari tadi. Penghuni apartemen trejo tidak tahu sama sekali tentang kondisi Jeongwoo. Garis bawahi, sama sekali.

Jihoon menggelengkan kepalanya. "Belum. Ih, sumpah, gue takut Jeongwoo kenapa-napa. Tapi, kalo Haruto yang kenapa-napa, gimana?" Jawab sekaligus tanya laki-laki itu.

"Udah nanya kabarnya belum?" Tanya Junkyu.

Hyunsuk mengangguk. "Udah! Enggak dijawab tapinya, Kyu." Jawabnya, sambil mengeluarkan ponselnya sekaligus menunjukkan roomchatnya dengan Haruto.

Bucin Sinchan

Har|
Ppp|
Jeongwoo gimana?|
Sakit apaan?|
Kalian ada di rumah sakit mana?|
Lo bawa Jeongwoo ke mana?|
Kenapa Jeongwoo batuk-batuk?|
Dia masih sadar kan?|
Haruto, jawab gue|
To|
Haruto|
Delivered

Junkyu yang melihatnya, lantas menghela napas berat. Ia tidak habis pikir saja. Padahal mungkin, kalau bukan Haruto yang menjemput, Junkyu bisa tahu kondisi Jeongwoo sekarang.

"Kalian enggak tidur?" Tanya Jaehyuk yang baru saja keluar dari kamarnya, lengkap dengan wajah lesunya yang tetap terlihat memukau itu.

Kata-kata Jaehyuk sukses membuat pikiran Junkyu buyar. Ia lalu menatap laki-laki yang lebih muda setahun darinya itu, dan menggeleng. "Gue bakal tidur, kok. Entar, tapinya." Jawab Junkyu, jujur.

Jaehyuk mengangguk. "Bagus kalo gitu. Jangan sampe sakit, terus masuk angin. Kalo ada yang ngetok pintu, intip dulu dari jendela." Katanya, diakhiri dengan dirinya yang menguap, mengantuk. Junkyu mengangguk mendengarnya.

Jaehyuk beralih menatap Hyunsuk. "Kak Hyunsuk, jangan tidur sendirian. Nginep aja dulu." Katanya, berpesan.

Hyunsuk mengernyitkan dahinya. "Buat apaan?" Tanyanya, heran.

Jaehyuk menghela napas. "Gue takut. Kita jangan sampe berkurang lagi. Cukup Mashiho sama Kak Yoshi aja." Jawabnya, penuh kekhawatiran.

"Tapi, kalo gitu, gue tidur di mana?" Tanya Hyunsuk, sekali lagi.

Jaehyuk mengendikkan bahunya. "Terserah. Mungkin sama Yedam sama Doyoung." Jawabnya lagi.

Hyunsuk, dengan ragu-ragu, mengangguk. "Tapi, kalo seandainya pembunuhnya diantara Yedam sama Doyoung, gimana?" Tanyanya.

Jaehyuk nampak berpikir sebentar, lalu mengendikkan bahunya. "Nah, itu, gue enggak ikut-ikutan. Yang jelas, gue aman-aman aja, sih. Kan enggak mungkin Junghwan pembunuhnya." Jawabnya, santai.

"Justru itu, Jae. Gue liat di novel genre mystery thriller, biasanya orang yang enggak disangka pembunuhnya malah pembunuhnya beneran. Kalo ternyata Junghwan pembunuhnya, gimana?" Kata Hyunsuk, terlalu sering menonton film.

Jaehyuk bergidik ngeri. Namun, dengan cepat, ia menggeleng. "Junghwan masih kecil. Enggak boleh bunuh-bunuhan." Katanya.

Hyunsuk tersenyum masam. "Ya udah. Kalian duluan aja. Gue masih mau bikin minuman dulu." Final Hyunsuk, kepada Jaehyuk dan Junkyu.

Junkyu dan Jaehyuk keduanya mengangguk hampir bersamaan. Keduanya lalu berjalan kembali ke kamarnya masing-masing, meninggalkan Hyunsuk yang memerhatikan mereka dari belakang, dengan tatapan tajam.




























































































Di sinilah Hyunsuk sekarang. Berdiri di depan kamar Doyoung, bersama Yedam yang juga sedang berdiri di sampingnya, juga dengan Doyoung sebagai pemilik kamar yang menatap keduanya dengan tatapan penuh tanya. "Kalian mau ngapain?"

Hyunsuk dan Yedam menjawab kompak, "mau nginep."

Doyoung mengernyitkan dahinya. "Nginep? Buat apaan dah? Kalian kan punya kamar sendiri." Katanya, sambil berjalan mundur, hendak menutup pintu.

"Gue takut tidur sendiri, Doy. Biasanya kan ada Haruto..." Pinta Yedam, dengan wajah memelas.

"Doy, lo tau sendiri, kan, gue sepenakut apa. Apalagi di kamar gue pernah ada orang meninggal. Please, ijinin gue nginep ya?" Pinta Hyunsuk, dengan wajah yang tidak kalah memelas.

Doyoung menghela napas, lalu memperlebar pintunya. "Ya udah. Kalian masuk aja." Katanya, mengizinkan.

Hyunsuk tersenyum, lalu melangkah masuk ke dalam kamar Doyoung. Yedam dan Doyoung mengekor dari belakang. Di dalam sana, Asahi terlihat sedang mengernyit heran di atas tempat tidurnya.

"Kalian ngapain?" Tanya Asahi, sambil mengernyitkan dahinya, heran.

Hyunsuk dan Yedam tersenyum, lalu keduanya kompak menjawab, "nginep!"

Asahi speechless seketika. Ia lalu menarik napas dan membuangnya, berusaha sabar.




























































































Malam itu adalah malam yang cukup damai. Hyunsuk dapat tidur dengan nyenyak di kamar Doyoung.

PRANG!!!

Sebuah suara mampu membuat Hyunsuk terperanjat kaget. Laki-laki itu kini sudah terbangun, sambil berusaha mengontrol napasnya.

DUK! DUK! DUK! DUK!

Terdengar suara langkah kaki dari luar. Hyunsuk mengalihkan pandangannya ke tempat tidur Asahi.

Namun, Asahi tidak terlihat berada di sana.

Penasaran, Hyunsuk lalu bangkit, sambil berjalan perlahan ke arah pintu. Dirinya mengedarkan pandangannya ke tempat tidur Doyoung, lalu menghela napas lega. Yedam dan Doyoung masih berada di sana.

DUK! DUK! DUK! DUK!

Suara itu kini terdengar lagi. Hyunsuk ketakutan, namun ia penasaran. Laki-laki itu memegangi ujung gorden, bersiap-siap.

Hyunsuk berjongkok, lalu menyibak gorden kamar Doyoung pelan-pelan. Dari sana terlihat seorang laki-laki berdiri membelakangi pintu kamar Doyoung. Namun, hanya celananya saja yang terlihat. Sebuah celana jeans biasa. Dari gerak-geriknya, laki-laki itu seakan tidak menyadari kehadiran Hyunsuk.

Dengan kesal, Hyunsuk menutup gorden kamar Doyoung, lalu melangkah ke dalam. Namun jujur saja, ia masih penasaran. Akhirnya, ia membalik badannya, kembali melangkah ke arah pintu.

Hyunsuk menunduk, berusaha mengintip ke luar melalui lubang kunci di kamar Doyoung.






























































































Dan ia menyesali perbuatannya itu kala Hyunsuk menyadari bahwa sebuah mata tengah menatapnya balik.
















04th floor . treasure [✓]Where stories live. Discover now