14

21.7K 5.4K 2.1K
                                    


















04th floor
















"Ini mah jelas kelakuan Yedam!" Jihoon berkacak pinggang sambil berjalan masuk ke dalam kamar 406 selepas pulang dari pemakaman.

Iya, pemakaman. Pemakaman Hyunsuk telah selesai beberapa menit lalu, dan kini penghuni lantai empat apartemen trejo juga sudah pulang.

"Ada bukti lo ngomong gitu?" Jaehyuk menatap Jihoon sambil mengangkat sebelah alisnya, juga saat laki-laki bersurai jingga itu mengintip ke dalam, penasaran dengan keluhan-keluhan Jihoon.

Jihoon mengangguk cepat. "Ada!"

Asahi yang sejak tadi hanya berdiri di depan kamar Hyunsuk dan Mashiho yang setelah hari ini diperkirakan untuk selalu kosong itu, tampaknya mulai penasaran dengan arah pembicaraan Jaehyuk dan Jihoon. Laki-laki bersurai pirang itu menyembulkan kepalanya dari balik pintu, menatap Jihoon meminta penjelasan.

"Bentar," Jihoon mengambil secarik kertas dari komik tempat tidur. Ia lalu menunjukkan kertas itu pada Asahi dan Jaehyuk. "Nih,"



 "Nih,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kedua pemuda kelahiran 2001 itu mengernyit heran. "Apaan tuh?" Jaehyuk menyahut.


"Itu punya Kak Hyunsuk. Pesan terakhir dia buat kita. Lo tau enggak, artinya apaan?" Tanya Jihoon.


Jaehyuk menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"


"Jawab dulu. Tau enggak?" Jihoon bertanya lagi, sambil berkacak pinggang, menaikkan salah satu alisnya, sekaligus tersenyum miring. Jaehyuk tahu betul arti gerak-gerik Jihoon itu─menantang.


Dan Jaehyuk tidak suka.


Sekarang, Jaehyuk mengerti mengapa Doyoung membenci Jihoon dan bahkan membicarakannya di belakang.


Namun, pemuda Yoon itu hanya menggeleng. "Enggak."


"Tuh tau. Rumit kan? Ya Yedam juga gitu. Rumit." jawab Jihoon, asal.


Asahi tersenyum masam. Rasanya ia ingin menepuk kepala Jihoon sekarang juga. Tapi, Asahi tidak bisa. Ia harus jaga image, kan.


"Tapi kok, gue ngeliatnya kayak huruf 'k', ya?" Jaehyuk mengernyit heran sambil menunjuk keras yang Jihoon tunjukkan padanya itu.


Jihoon mengangguk. "Iya juga ya. Tapi maksudnya apa? Kim?" tanyanya.


Asahi yang sedari tadi hanya mengatupkan mulut, kini membukanya, hendak berbicara. "Yang marganya Kim di lantai empat cuma Doyoung sama Junkyu." ia mengingatkan.


Jihoon dan Jaehyuk saling bertatapan. "Waktu itu, gue liat mereka ketemu di belakang apartemen. Mereka ngomongin lo sama Kak Hyunsuk." sahut Jaehyuk.


Jaehyuk tidak berbohong. Iya. Junkyu lah laki-laki bertubuh tinggi yang berbicara dengan Doyoung pada pagi buta itu.


"Berarti ini sih fix Doyoung sama Junkyu!" seru Jihoon, sambil menjentikkan jarinya.


"Lo jangan sok tau deh, kak!" Doyoung tiba-tiba saja sudah bersandar di pangkal pintu, tersenyum miring sambil menatap Jihoon dan Jaehyuk bergantian─sama sekali tidak berniat untuk menatap Asahi.


"Gue tau lo benci sama Kak Yedam, tapi bukannya keterlaluan, nuduh dia tanpa bukti kayak gitu? Gue denger lho dari tadi." Ujarnya, sambil membenarkan headband miliknya.


Asahi membulatkan mata. Jihoon, Doyoung─dan bahkan Jaehyuk, saling bertatapan. Hanya dirinya saja yang sendirian. Jihoon dan Doyoung memang wajar bertatapan seperti itu, karena Jihoon mungkin masih bertanya-tanya darimana Doyoung tahu kalau ia membenci Yedam. Tapi... Jaehyuk? Sejauh apa Jaehyuk sudah masuk ke dalam kehidupan Jihoon? Apa hanya Asahi yang tidak tahu apa-apa? Karena, laki-laki itu merasa begitu.


Asahi tidak suka situasi seperti ini. Rasanya ia ingin menghancurkannya saja.

















Drop kapal kalian di Treasure dong?

04th floor . treasure [✓]Where stories live. Discover now