20

19.6K 5.1K 1.2K
                                    



















04th floor

















Malam itu, Junghwan sedang menyelinap ke dapur umum, hanya untuk mengambil susu full cream miliknya di kulkas. Sementara dapur pada kamarnya penuh dengan susu pisang milik Jaehyuk.


Sebenarnya minum minuman berlemak tinggi pada malam hari itu tidak bagus, tapi masa bodoh dengan itu. Yang penting Junghwan kenyang. Lagipula Junghwan hanya minum susu sesekali.


Tap, tap, tap!


Suara langkah kaki terdengar oleh telinga Junghwan tepat saat laki-laki itu sedang membuka pintu kulkas. Junghwan berusaha mengabaikan, hanya mengalihkan pandangannya pada deretan minuman dingin di dalam kulkas.


Tak tak tak tak.


Sebuah kaleng sarden tiba-tiba terjatuh dari lemari. Junghwan menghela napas tidak suka, lalu meninggalkan kulkas dan beralih mengembalikan kaleng itu.


Setelahnya, ia memutar badan, lalu terperanjat kaget begitu ia mendapati seseorang bertubuh tinggi berdiri persis di belakangnya.


"K-KAK JAEH─" belum sempat Junghwan menyelesaikan kalimatnya, Jaehyuk membekap mulut Junghwan.


"Diem kalo lo gak mau mati." bisik Jaehyuk, mampu membuat Junghwan merinding. Laki-laki itu lalu memegangi tubuh Junghwan dengan tenaga besarnya, menuntun pemuda So yang terus memberontak itu ke kamar Haruto.





























































































Pintu kamar Haruto dibuka dari dalam. Haruto menatap Jaehyuk dan Junghwan bergantian. "Oh, udah nyampe?" pemuda Watanabe itu menaikkan sebelah alisnya.


Jaehyuk mengangguk pelan. "Korban habis ini kak Jihoon kan?" tanyanya pada Haruto.


Mendengar nama Jihoon, Junghwan membulatkan mata lalu memberontak, menggigit lengan Jaehyuk sehingga ia bisa lepas dari sana. "Mau ngapain kalian ke kak Jihoon?! Lo apa-apain dia, gue enggak bakal diem!" tanyanya, sambil menatap kedua pemuda yang berada di dekatnya itu.


Sambil mengibaskan tangannya, Jaehyuk menatap Junghwan dengan tatapan 'tega kamu mas'. "Ya mau dilindungin lah! Lo pikir kita yang bunuh-bunuhin orang-orang?!" tanyanya sambil menatap Junghwan kesal.


Junghwan mengangguk. "Iya." jawabnya kalem.


"Kalo kita yang bunuh-bunuhin orang, ya lo udah kita bunuh lah. Gue tarik lo ke sini tuh biar kita bisa kerjasama cari pembunuhnya, soalnya cuma kalian yang gue percaya." jawab Jaehyuk panjang lebar.


Junghwan membulatkan mulut, lalu mengangguk paham. Namun sedetik setelahnya, ia kembali mengernyitkan dahi. "Terus kenapa lo bekap mulut gue tadi? Mana sambil bilang 'diem kalo enggak mau mati', lagi!" tanya Junghwan sambil menatap Jaehyuk meminta penjelasan.


"Salah sendiri, lo sih teriak-teriak..." cibir Jaehyuk, santai.


Junghwan menatap Jaehyuk kesal. "Hubungannya apa sama mati?" tanyanya kesal.


Jaehyuk menatap Haruto, lalu menatap Junghwan bergantian. Ia memajukan wajahnya, menjawab Junghwan dengan memelankan suaranya. "Tadi, gue denger suara Junkyu sama Doyoung. Kalo mereka pelakunya gimana? Bisa-bisa kita jadi sasaran kan?" tanya Jaehyuk balik.


Junghwan mengangguk paham. Sekarang, ia mengerti dan sudah membuang rasa curiga itu. Jaehyuk dan Haruto di sini adalah protagonis untuknya. "Oke. Kita mulai darimana?" tanyanya.


Haruto dan Jaehyuk tersenyum lebar. Jaehyuk membuka mulut, "lindungin kak Jihoon. Tadi kan kak Junkyu ngejebak dia, gue khawatir kak Junkyu masih ngincer kak Jihoon." jawabnya.


Junghwan mengangguk pelan. "Oke," katanya setuju.

















04th floor . treasure [✓]Where stories live. Discover now