04th floor
Kim Doyoung.
Laki-laki itu kini sedang berada di halaman belakang apartemen, menghela napas lesu karena sejujurnya Doyoung juga tidak rela kamarnya ramai seperti semalam.
Sekarang masih fajar. Belum banyak penghuni apartemen trejo yang sudah bangun. Dan Doyoung sudah berada di sini, menghirup udara segar karena dirinya merasa kamarnya begitu sempit sekarang ini.
Hyunsuk yang tadinya tertidur di sofa, pada tengah malam merengek sekaligus membangunkan Doyoung, meminta izin untuk tidur di ranjang Doyoung. Doyoung jelas tidak mengizinkan, namun ia ingin Hyunsuk segera berhenti merengek. Jadi, apa boleh buat?
Namun, bukan itu saja alasannya pergi ke sini.
Doyoung ke sini karena sebuah janji. Ia sudah berjanji untuk bertemu dengan seseorang tadi malam. Rencananya, mereka akan bertemu di belakang apartemen, pukul setengah 4. Dan sekarang, jam sudah menunjukkan pukul setengah 4 kurang lima.
Doyoung menyandarkan dirinya di dinding. Ia memandang ke sekitar. Orang yang hendak ditemuinya itu belum datang juga. Akhirnya, Doyoung mengambil ponselnya, lalu membuka aplikasi bertukar pesan, dengan niat untuk menanyakan kabar orang itu.
Lo di mana?|
Bentar lagi jam setengah empat lho|
Buruan ke sini|
Keburu ada yang bangun|
Takut ketauan|
03.22
Read|Iya
|Gue udah sampe kok
|Gue bisa liat lo dari sini, Doy
|Hehehe
03.22
ReadIya ya udah|
Lo di mana?|
03.22
Read|Pasti sakit ya kalo perut lo gue tusuk pake pisau
|Terus gue sayat perut lo sampe jadi tipis-tipis
|Sampai darahnya keluar
|Terus gue cabik-cabik sampe organnya keliatan
|Terus gue cekik leher lo itu sampai lo gak bisa napas
|Terus gue potong tangan kiri lo sampai darahnya bercucuran
|Terus gue sayat huruf J di tangan lo itu
|Gue bisa aja lho, begitu sekarang
|Kan sekarang lagi sepi
|Hehehe
03.23
ReadYa sakit lah|
Bercanda lo?|
03.23
Read|Hehehe
03.23
ReadSerem, anj!|
Jangan main-main|
Buruan kasih tau gue|
Lo ada di mana?|
03.23
Read|Right behind you
03.23
ReadDoyoung menoleh ke belakang. Benar saja. Seseorang bertubuh tinggi kini sedang berdiri di belakangnya, sambil menatapnya dengan tatapan dingin yang menusuk.
"K-kaget gue, anjing!" Protes Doyoung, diakhiri dengan sebuah umpatan.
Yang diberikan sumpah serapah, hanya merotasikan matanya malas. "Jadi ngomong enggak? Gue udah susah-susah bangun pagi, eh malah dikatain. Sakit, tau gak. Sakit!" Keluhnya.
Doyoung tersenyum masam. Dasar, laki-laki di depannya ini. Padahal Doyoung sempat ketakutan setengah mati karenanya barusan, namun laki-laki itu bisa mengubah suasana begitu saja.
"Lo kayak istri-istri tersakiti di sinetron Koreasiar, tau gak." Kata Doyoung, berpendapat.
Orang yang berada di depannya itu memegangi keningnya, bertingkah seakan ia merasa pusing. "Tega kamu, mas!" Katanya.
Doyoung membulatkan matanya, lalu menoyor kepala laki-laki di depannya itu. "Kumat lo, kumat!"
Laki-laki di depannya itu mengaduh mengaduh. "Aduh, enggak usah main fisik dong! Tega kamu, mas!" Keluhnya.
Doyoung memijat pangkal hidungnya. "Astaga..."
Laki-laki di depannya terkekeh. "Jadi, siapa? Jihoon aja ya?" Tanyanya, sambil menunjukkan pisau miliknya.
Doyoung mengernyitkan dahinya. "Jangan eh! Kak Hyunsuk aja. Boleh, ya?" Pintanya.
Laki-laki di depannya terlihat berpikir sebentar, lalu mengangguk. "Deal! Entar bagi dua, ya." Katanya.
"Bagi dua? Emangnya kiko?" Tanya Doyoung.
Laki-laki di depannya mendengus. "Kalo gitu enggak gue bantuin!" Katanya.
Doyoung terkekeh pelan. "Ya udah. Bagi dua." Katanya.
Laki-laki di depannya menepuk tangannya. "Deal!" Katanya, antusias.
Dan Jaehyuk yang kebetulan sedang lewat, mendengar itu semua dengan mata yang membulat sempurna.
Jaehyuk bergidik ngeri. Jadi, ia segera berlari menjauh dari sana, dengan ketakutan.
***
Sejauh ini, menurut kalian, siapa pelakunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
04th floor . treasure [✓]
Mystery / Thrillerada pembunuh berantai di sana. © 030620, jaevevo