30

22.5K 5.3K 4.2K
                                    



















04th floor

















"Woo, kak Junkyu masih ada di kulkas di kamar 301! Jemput dia dulu, cepetan!" kata Haruto, panik.


Jeongwoo mengernyit, lalu bangkit dan berjalan menghampiri Daniel. "Pak, kak Junkyu masih ada di dalem kulkas di kamar nomor 301," Jeongwoo memberitahu.


Daniel mengernyit. "Kulkas?" ia bertanya memastikan.


Jeongwoo mengangguk. "Iya, kata temen saya tadi kayak gitu..." jawabnya.


Daniel mengangguk, lalu berjalan ke arah tangga. Namun, sebuah sosok lain juga berjalan melalui tangga dengan arah berlawanan. Singkatnya, menuruni tangga.


Siapa lagi kalau bukan Yedam? Oh─ternyata Yedam tidak sendiri. Ia menggendong Junkyu di pundaknya. "Saya mau menyerahkan diri..." ucap Yedam, dengan suara lemah.


"Udah berapa orang mati gara-gara lo? Kalo lo jujur dari awal kan enggak bakal begini!" Jeongwoo memarahi Yedam, melampiaskan emosinya. Rasanya Jeongwoo mau menampar wajah tampan Yedam keras-keras sekarang.


Yedam menatap ujung sepatunya. Bahunya bergetar. "Saya menyesal telah egois untuk keselamatan saya sendiri... hukum saja saya, saya pantas dihukum..." lanjutnya.


Daniel menatap datar wajah Yedam. "Jelasin aja semuanya di pengadilan nanti." katanya, lalu menodongkan pistolnya pada wajah Yedam.


Yedam hanya mengangguk, menurunkan Junkyu dari bahunya, lalu berjalan suka rela mengikuti Seongwoo menuju mobil polisi.


Jeongwoo memasang wajah sumringah, lalu berjalan menghampiri Haruto. "Haruto, Haruto," ia memanggil laki-laki jangkung di depannya itu, meminta perhatian.


Haruto berdeham, sambil mendongak menatap Jeongwoo. "Hm?"


Jeongwoo tersenyum lebar. "Finally. It ends. Gara-gara lo. Makasih." katanya.


Haruto mengangguk pelan. Ia sempat melupakan luka pada bahunya saking paniknya tadi. Perlahan, pandangannya memburam. Haruto kehilangan kesadarannya karena sudah kehilangan banyak darah.





























































































Hari itu sama seperti hari-hari biasanya. Jeongwoo memasuki kamar nomor 128─kamar Haruto dan Junkyu─di rumah sakit dengan sebuah senyuman lebar dan sebuah plastik hitam yang digenggamnya.


"Gue bawa bubur ayam~" kata Jeongwoo, sambil mengeluarkan dua buah styrofoam berisi bubur ayam dan dua bungkus sambal dari plastik hitam itu.


Junkyu tersenyum kecil, lalu mengambil bubur ayam miliknya. Ia tidak begitu suka pedas, jadi ia tidak menambahkan sambal pada buburnya.


Junkyu melahap buburnya. "Jadi, udah selesai nih?" tanya Junkyu pada Jeongwoo.


Jeongwoo mengangguk. "Semoga." katanya, sambil menatap Junkyu.


"Woo," Haruto memanggil tiba-tiba. Jeongwoo mengernyit sambil menatap Haruto, menunggu laki-laki tinggi itu melanjutkan.


Haruto menatap balik Jeongwoo, "gue mau keluar. Bosen di rumah sakit terus." katanya.


"Gue. Gue juga mau ikut." Junkyu mengangkat tangannya antusias.


Jeongwoo menatap Haruto dan Junkyu bergantian, "mau ke mana?"


"Mau ketemu kak Yedam─kak Junkyu yang mau ketemu dia." jawab Haruto.





























































































Yedam memasuki ruang temu dengan langkah gontai. Ia duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi tempat Junkyu duduk. "Ngapain lo ke sini? Mau ngetawain gue?" tanyanya, sarkas.


Junkyu menggeleng. "Dam..."


Yedam hanya mengalihkan pandangannya alih-alih menjawab, menghindari tatapan Junkyu.


"Damie..." Junkyu memanggil Yedam sekali lagi. Yedam membulatkan mata terkejut, lalu hanya berdeham menjawab Junkyu.


"Gue tau, lo orang baik kan?" lirih Junkyu. Yedam hanya membulatkan mata. "Lo nemu gue hari itu, tapi enggak mau bunuh. Terus bukannya kabur, lo malah bantuin gue sambil minta maaf..." Junkyu menatap sepatunya.


"Kenapa bantuin Jaehyuk?" tanya Junkyu, kembali menengadahkan wajahnya.


Yedam menggeleng. "Kalo gue enggak bantuin dia, adek perempuan gue yang masih kecil bakal─bbakal─bakal dibunuh biar nasibnya sama kayak Saera..." perlahan, mata Yedam berlinang air mata.


Junkyu hanya mengangguk paham, lalu beranjak bangkit. "Gue harap kita enggak ketemu dalam waktu dekat," kata Junkyu.


Yedam mengernyit. "Ya udah sih, kalo lo enggak mau jenguk gue ya enggak apa-apa." katanya.


Junkyu menggeleng. "Enggak gitu." katanya, lalu tersenyum miring. "Kalo kita ketemu dalam waktu dekat, berarti gue ketauan dong?"


Hah─gimana, gimana?

















04th floor


The end


















Hai!

Makasih banyak buat yang udah vote, buat yang udah comment, buat sider juga makasih udah mampir.

Akhirnya aku nyelesaiin work kesekian aku setelah unpublish segudang work huhu, seneng banget aku, ayo tumpengan

Again, kalo ada yang mau ditanyain buat di explain, kalian bisa tanya di sini.

Atau barangkali ada yang mau ditanyain ke ⬇️

Hyunsuk

Jihoon

Yoshi

Junkyu

Mashiho

Jaehyuk

Asahi

Yedam

Doyoung

Haruto

Jeongwoo

Junghwan

jaevevo

Yaampun semoga ngga flop 🙈

Anw, makasihh banyak buat yang udah baca work abal abal ini, seneng banget ada yang baca huhu.

have a nice day dan jaga kesehatan y'all! 💗

04th floor . treasure [✓]Where stories live. Discover now