[Prolog]

242 34 24
                                    

***

Ini awal kisah kita, kisah yang penuh dengan lika-liku. Ada banyak hal di dalamnya, teka-teki ikut serta mewarnai kisah kita ini.

***

Rasa sakit bukan hanya karena cinta

Namun, itu bisa terjadi jika kita kehilangan

Kehilangan orang yang kita sayang

Hidup itu penuh rintangan dan perjuangan

Tak hanya itu, kita harus melakukan perubahan

Entah baik atau buruk pada akhirnya

Akan tetapi, kita harus mencobanya terlebih dahulu

Terpuruk bukan menjadi lemah dan kalah

Kita hanya perlu bangkit, untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan

Hargai setiap waktu

Nikmati apa yang kita punya

Mari kita tatap masa depan yang sudah menanti

Jangan pernah menyerah, meski rintangan silih berganti datang menghadang

Yakinlah....

Semua akan indah pada waktunya...

***

Seorang gadis berbaring di ranjangnya. Ia teringat dengan keinginannya, untuk pindah sekolah ke Jakarta. Itu impiannya, karena kata orang Jakarta itu kota besar yang bisa membuat orang sukses. Ruby Aurelia Putri, ia sangat tertarik dengan kota itu karena kedua orang tuanya bekerja di sana. Sekarang, Ruby memang tinggal di Bandung.

"Mah... Jadi, jemput aku buat pindah sekolah ke Jakarta, kan?"

"Iya sayang, nanti Mama jemput kamu sama Papa. Tunggu aja, mungkin lusa baru bisa kesitu."

"Pokoknya jangan sampai kelamaan, aku udah nggak sabar buat sekolah di Jakarta. Kota besar, yang selalu jadi pusat perhatian."

"Iya... Ruby sayang. Anak Mama yang paling cantik, tapi nanti kamu tinggal di rumah sahabat Mama dulu, ya? Mama sama Papa sibuk jadi nggak bisa biarin kamu tinggal sendirian di apartemen."

"Iya, Mah. Tinggal di manapun aku siap."

"Kamu jangan ngerepotin mereka, ya? Jangan manja, jaga sikap kamu. Kalo ke sekolah pake angkutan umum, biar kamu mandiri. Dan, satu lagi permintaan Mama. Mungkin ini yang terakhir. Jaga diri kamu baik-baik, jadilah diri sendiri. "

"Oke. Ruby bakalan selalu Ingat pesan Mama. Makanya, cepetan jemput Ruby."

"Sabar sayang, Papa kamu masih sibuk meeting."

"Iya... Iya... Tapi kalian harus cepet ya. Ruby udah nggak sabar sekolah di sana."

"Iya sayang, kamu harus sabar dan kuat."

"Iya, Mah. Aku tutup teleponnya, ya? Mau istirahat, capek habis les."

Gadis itu kembali fokus dengan langit-langit kamarnya. Senyumnya terbit, ia sudah tidak sabar untuk tinggal di kota besar yang selama ini dia idamkan.

Ruby berusaha memejamkan matanya, tapi tidak bisa karena rasa bahagia menyelimutinya.

"Huah... Aku nggak sabar banget. Kalo udah sekolah di sana, aku yakin bisa dapat kebahagiaan. Soalnya, bisa kumpul bareng Mama sama Papa. Selain itu, aku bakalan sering banyak waktu bareng mereka."

Hal yang paling Ruby inginkan sebenarnya adalah bisa terus bersama kedua orang tuanya. Karena, ia sudah jarang sekali bisa berkumpul bersama keluarga. Rutinitas orang tuanya, membuat mereka hanya bisa berkomunikasi lewat telepon dan media sosial yang lainnya. Komunikasi mereka memang lancar, tapi ada jarak yang memisahkan.

Maka dari itu, Ruby ingin sekali pindah ke Jakarta. Agar, ia bisa dekat kembali dengan orang yang ia sayang. Hanya itu.

Namun, ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Yang gadis itu impikan hanya bisa bersama dengan orang tersayangnya. Terus.

Ia tak tahu, takdir akan membawanya kemana. Namun, ia yakin takdir akan memberinya banyak hal yang bisa ia ambil khikmahnya. 

***

By Love [Re-Publish] [Completed] Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora