[05] Persinggahan

61 13 32
                                    

***

Setiap orang, pasti mempunyai tempat persinggahan. Baik diperlihatkan atau justru disembunyikan.

***

Setelah selesai makan di pinggir jalan, Abyan mengajak Ruby ke suatu tempat. Gadis itu nampak bingung saat baru saja sampai di sana. Ia memperhatikan sekitar, suasana sepi. Mungkin karena sudah ramai. Hingga matanya, sekarang menemukan sebuah tulisan.

PANTI ASUHAN KASIH BUNDA

"Ngapain kita ke sini, Kak?" tanya Ruby, menatap penasaran cowok di depannya itu.

Namun, tidak ada jawaban terucap dari bibir cowok itu. Abyan tetap berjalan menuju rumah panti asuhan itu. Ruby hanya mengikuti, tak berani bertanya lagi. Percuma.

Saat abyan, memegang gagang pintu ingin membukanya. Ternyata seseorang sudah terlebih dahulu membuka dari arah dalam.

"Baru pulang lo, dari mana aja? Dicariin adik-adik tuh, katanya pada kangen, padahal baru lo tinggal sehari," kata seseorang itu, membuat Abyan tersenyum lalu menepuk bahu orang itu.

"Biasa, ada urusan bentar, Gel." Abyan menjawab singkat.

Tatapan Rigel sekarang beralih ke arah Ruby. Ia memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah. Membuat Ruby, tidak nyaman.

"Kenapa, Gel? Ada yang aneh sama dia?" tanya Abyan, yang sadar pandangan mata sahabatnya itu tidak biasa kepada Ruby.

"Nggak apa-apa, By. Cuma, gue ngerasa kayak pernah liat dia, tapi entah di mana," kata Rigel.

"Muka dia pasaran, Gel. Nggak usah dipikirin, lo mau kemana? Pulang?" kata Abyan.

Rigel mengangguk, "Temuin mereka semua yang ada di dalam, jangan kabur-kaburan mulu jadi orang,"

"Gue nggak janji, soalnya gue cuma bentar di sini. Mau balik ke rumah lagi," kata Abyan.

"Oke. Sukses buat pedekate-nya." Rigel tersenyum, lalu menepuk bahu sahabatnya itu.

"Dia asisten gue, Gel." Jawaban Abyan, sukses membuat Rigel kaget. Bagaimana tidak, cowok itu jadi teringat seseorang yang sedang ia jadikan asisten sama seperti Ruby. Akan tetapi, karakter kedua gadis itu sangat berbeda.

"Gue duluan, By."

Rigel melangkah pergi meninggalkan Ruby dan Abyan.

***

Suasana di dalam panti ternyata sangat ramai. Membuat Ruby tak berhenti tersenyum. Sudah lama ia tak pernah merasakan hal seperti ini.

"Kak Abyan jangan pergi lagi, ya. Di sini aja kayak biasanya, kita seneng kok ada Kakak. Kita janji deh, nggak akan berisik ganggu Kakak lagi." Ucapan itu, membuat Abyan gemas lalu mengelus kepala salah satu anak panti itu.

"Rossi, Kakak bakalan sering ke sini kok. Tapi untuk sementara, Kakak nggak bisa nginep di sini dulu, ya." Abyan berusaha memberi pengertian kepada anak-anak itu.

"Iya, Kak. Jangan lupain kita, walaupun udah ada Kakak cantik itu," kata Marquez, sembari menunjuk ke arah Ruby.

"Nggak kok, tenang aja," balas Abyan tersenyum, "oh ya, Kakak pulang dulu, besok ke sini lagi."

"Baik, Kak."

"Udah malam, kalian tidur ya. Besok kan pada sekolah, inget belajar yang giat, biar bisa banggain semua orang," kata Abyan.

Semua anak panti itu, berjalan menuju kamar masing-masing. Setelah itu, Abyan berpamitan kepada Ibu Panti.

***

By Love [Re-Publish] [Completed] Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum